Pilpres 2024
Geliat Politik Parpol Menuju Pipres 2024, PDI-P Bisa Usung Capres Sendiri, NasDem Butuh Parpol Lain
Dalam arti sederhana, Pilpres di Indonesia mensyaratkan adanya presidential treshold atau ambang batas pencalonan presiden.
Hitung-hitungan tersebut setelah adanya pengonversian dari raihan 27.503.961 atau 19,33 persen suara di Pileg 2019.
Namun, nasib berbeda dialami oleh Partai NasDem.
Parpol yang diketuai oleh Surya Paloh ini hanya meraih 12.661.792 atau 9,05 persen pada Pileg 2019.
Raihan suara tersebut ketika dikonversikan ke jumlah kursi DPR RI hanya berjumlah 59 kursi.
Baca juga: Anies Baswedan Silaturahmi Politik Jajaki Cawapres, Kader Demokrat Teriak: Anies-AHY Pasti Menang!
Dengan hasil tersebut, maka secara otomatis Partai NasDem harus mengusung capres dan cawapres bersama dengan parpol lain untuk memenuhi ambang batas pencalonan.
Yakni 20 persen kursi DPR dan 25 persen total raihan suara sah nasional pada Pemilu 2019.
Pengamat: Lawatan Anies ke Parpol Lain Pasca-Diusung Jadi Capres NasDem adalah Keharusan
Seperti diberitakan Partai NasDem telah mengusung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai capres pada Senin (3/10/2022) lalu.
Tak berhenti sampai di situ, pasca-dideklarasikan menjadi capres, Anies pun langsung tancap gas melakukan safari politik dengan mengunjungi Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), pada Jumat (7/10/2022).
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, menilai lawatan Anies ke parpol lain memang harus dilakukan pasca-dirinya diusung menjadi capres dari Partai NasDem.
Baca juga: Andreas Acui Simanjaya, Kader NasDem yang Mundur Usai Deklarasi Anies Baswedan Sebagai Capres
Hal tersebut berdasarkan fakta Partai NasDem tidak memenuhi syarat presidential treshold atau ambang batas pencalonan presiden.
"Anies kan butuh partai pendukung, perlu koalisi partai lain sehingga menggenapkan dukungan persyaratan (mencalonkan) capres-cawapres."
"Oleh karena itu Anies harus roadshow, ini menjadi sebuah keharusan, keniscayaan," ujarnya saat dihubungi Tribunnews, Jumat (7/10/2022).
Kemudian ketika mengomentari pertemuan Anies-AHY, Ujang menganggap hal itu adalah bentuk komunikasi politik untuk menyamakan visi-misi antara mereka.
"Ya ini penting. Komunikasi, mencari titik temu, kesamaan visi, dan lain sebagainya. Tentu ini perlu bagi Anies agar bisa maju ke Pilpres (2024)," jelasnya.