Kopi Gayo
Kopi Gayo Panas di Kedai Kahen dan Rakan Geutanyo Hangatkan Tanah Gayo
Satu namanya warung Kahen dan satu lagi warung Rakan Geutanyo yang menjajakan kopi Gayo di Tanah Gayo tersebut.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Rizwan
Jamaah Masjid Belang Mersa Takengon, atau jamaah masjid lainnya yang berada di seputaran Takengon langsung melangkahkan kaki menuju Warung Kahen atau Rakan Geutanyo, selepas menunaikan shalat shubuh.
Kedua warung ini memang memiliki pelanggan para jamaah subuh. Pelanggan baru berganti seiring dengan naiknya matahari.
Jamaah masjid berganti dengan pelanggan lain, termasuk pegawai negeri sipil yang akan berangkat ke kantor.
Perbincangan antarpelanggan pun kian beragam. Mulai topik remeh temeh sampai kepada masalah-masalah berat yang dihadapi dunia internasional.
Di Kota Takengon memang terbatas mendapatkan warung kopi yang buka subuh hari. Dua diantaranya adalah Warung Kahen dan Rakan Geutanyo tadi.
Menurut cerita Eren, paling hanya ada lima warung kopi di Kota Takengon yang sudah buka subuh hari dan melayani jamaah subuh.
Baca juga: Singahmata, Hamparan Kebun Kopi Gayo, dan Danau Lut Tawar yang Anggun
"Barangkali karena udara sangat dingin dan pelanggan juga terbatas. Biasanya orang baru ramai saat akan masuk jam kantor atau jam sekolah," cerita Eren.
Warung Kahen menyediakan kopi Gayo jenis robusta, belakangan baru menyediakan bubuk kopi Gayo jenis Arabika seiring dengan meningkatnya permintaan pelanggan.
Untuk bubuk kopi kebutuhan warung, diolah sendiri oleh pemilik warung sehingga rasanya punya ciri khas.
Kalau suatu saat Anda berkunjung ke Takengon dan tiba di kota itu saat pagi buta, Anda tidak perlu ragu, langsung menikmati kehangatan kopi Gayo di Kedai Kahen atau Rakan Geutanyo. Sebab kedai lain masih banyak yang belum buka.(*)
Baca juga: Kopi Gayo Tanjakan Gunung Salak dan Pesona Bur Pepara
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gayo/foto/bank/originals/Warung-kopi-gayo.jpg)