Kesehatan

Jokowi Minta Pengawasan Industri Obat Diperketat Lagi, Kini Ada 241 Kasus Gangguan Ginjal Akut

"Paling penting pengawasan terhadap industri obat harus diperketat lagi, ” ucap Jokowi, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV.

YouTube Sekretariat Presiden
Presiden RI Jokowi minta pengawasan industri obat diperketat lagi, menyusul adanya 241 kasus gangguan ginjal akut pada anak di Indonesia. 

"Paling penting pengawasan terhadap industri obat harus diperketat lagi, ” ucap Jokowi, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV.

TRIBUNGAYO.COM - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta pengawasan terhadap industri obat lebih diperketat lagi.

Hal tersebut disampaikan Jokowi menyusul ada 241 kasus gangguan ginjal akut pada anak di Indonesia.

Saat ini pengawasan obat menjadi hal penting yang bisa dilakukan pemerintah terhadap kasus gangguan ginjal akut anak di Indonesia.

“Tadi siang (Jumat) sudah disampaikan oleh Menteri Kesehatan secara detail."

"Paling penting pengawasan terhadap industri obat harus diperketat lagi, ” ucap Jokowi, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Sabtu (22/10/2022).

Baca juga: Kemenkes dan BPOM Periksa 91 Merk Obat Sirup Ini, Diperoleh dari Rumah Pasien Gangguan Ginjal Akut

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, telah memperbarui data kasus gangguan gagal ginjal akut misterius di Indonesia.

Berdasarkan perkembangan terbaru, teridentifikasi sebanyak 241 kasus gangguan ginjal akut.

"Sampai sekarang kita sudah mengidentifikasi ada 241 kasus gangguan ginjal akut progresif di 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55 persen dari kasus," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal Youtube Kementerian Kesehatan, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: 5 Obat Sirup Ini Ditarik BPOM, Lalu Bagaimana dengan Obat Sirup Lainnya? Simak Penjelasan Kemenkes

Jumlah kasus tersebut, kata Budi, meningkat sejak bulan Agustus 2022 lalu.

Pada Agustus tercatat 36 kasus, lalu September terjadi 78 kasus dan pertengahan Oktober sebanyak 110 kasus.

Lebih lanjut, Menkes mengatakan, gangguan ginjal akut ini juga mayoritas menyerang balita atau bayi di bawah lima tahun.

"Pertama kita lihat bahwa kejadian ini banyak menyerang terutama balita di bawah lima tahun," kata Budi.

Adapun untuk gejala klinis, yakni demam, kehilangan nafsu makan, malaise, mual, muntah, ISPA, diare, nyeri bagian perut, dehidrasi hingga pendarahan.

Sementara itu, Kemenkes telah merilis daftar 91 obat yang diminum pasien Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Atypical Progressive Acute Kidney Injury atau Gg GAPA di Indonesia.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved