Berita Aceh
Mengaku Khilaf Soal Minta Bank Konvensional Kembali ke Aceh, Ini Permintaan Maaf Ketua NasDem Aceh
Ketua DPW Partai NasDem Aceh Teuku Taufiqulhadi meminta maaf kepada masyarakat Aceh terkait pernyataannya yang sebelumnya
"Kekosongan bank-bank konvensional seperti bank Mandiri, BNI, BRI dan lain sangat mengganggu upaya masyarakat Aceh sendiri untuk keluar dari problem ekonomi," katanya kepada Serambinews.com pada Jumat (29/10/2022).
Saat itu, Taufiqulhadi mengurai data statistik yang menyebutkan saat ini Aceh tercatat sebagai provinsi termiskin di Pulau Sumatera, meskipun menggelola anggaran yang banyak.
Begitu juga dengan angka stunting dan inflasi juga sangat tinggi serta angka pertumbuhan ekonomi masih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan nasional.
Ternyata, statmen Taufiqulhadi ditanggapi pro kontra.
Ada yang sepakat, ada pula yang menolak pandangan Ketua DPW Partai NasDem Aceh tersebut.
Salah satunya dari Ketua MPU Aceh Tgk Faisal Ali.
Setelah munculnya polemik di publik selama dua hari, Taufiqulhadi kembali menyahuti.
Baca juga: Suasana Penuh Haru Sambut Irwandi Saat Tiba di Aceh, Sempat Susah Keluar Bandara karena Ini
Ia tidak dalam posisi membenarkan diri, tetapi lebih kepada menyampaikan permohonan maaf dan mencabut statemen yang telah disampaikannya.
"Seorang arif pernah berkata bahwa kebebasan yang ada dalam hidup ini pada dasarnya ditujukan untuk menemukan batas-batas. Dalam segala hal terkait apa yang kita miliki, apa yang bisa kita perbuat, atau terkait kapasitas kita, kemampuan kita, semua ada batasannya," tulis Taufiqulhadi pada bagian awal rilisnya.
"Termasuk dengan apa yang disebut dengan kebebasan berpendapat dan berekspresi. Di dalamnya pasti terdapat batasan sampai di mana kepatutan atau keabsahan kita untuk menyampaikan sebuah pendapat atau pandangan," sambung dia.
Menurut mantan anggota DPR RI ini, batasan tersebut tidaklah selalu terkait dengan soal benar atau salahnya sebuah pandangan.
Batasan itu juga bisa terkait pada tepatkah pandangan tersebut untuk disampaikan di muka umum. Akan diterima dengan baikkah atau justru tertolakkah sebuah pandangan ketika diutarakan di ruang publik.
Baca juga: Menkes Sebut Kasus Anak Gagal Ginjal Akut Turun Drastis di Tanah Air Sejak 5 Obat Sirup Ditarik
Sebab, ruang hidup kepublikan tidak hanya terkait dengan logika benar dan salah, akan tetapi juga dengan etika dan estetika yang di dalamnya terkandung unsur kepantasan, kepatutan, atau ketepatan sebuah pandangan," imbuhnya.
"Inilah yang kami dapatkan selama kurang lebih dua hari ini, menyusul pemberitaan mengenai statemen kami di berbagai media terkait pandangan agar pemerintah pusat berkenan untuk mengembalikan bank konvensional untuk beroperasi kembali di Aceh. Inilah yang kami sadari setelah melakukan kontemplasi, baik di level pribadi maupun selaku Ketua Dewan Pengurus Wilayah sebuah partai politik," ungkap Taufiqulhadi.(*)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Ketua NasDem Aceh Minta Maaf dan Cabut Pernyataan Usai Minta Bank Konvensional Dikembalikan di Aceh,