Berita Nasional
Seniman Gayo, Muazin Mudere Diundang ke Bali, Mainkan Alat Musik “Rebeb”
Seniman Gayo Muazin Mudereje diundang ke Bali, mengikuti workshop musik untuk karya teater berjudul “The Lady and the Waves”...
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jafaruddin
Laporan Fikar W Eda I Jakarta
TRIBUNGAYO.COM, JAKARTA ----Seniman Gayo Muazin Mudereje diundang ke Bali, mengikuti workshop musik untuk karya teater berjudul “The Lady and the Waves”.
Teater tersebut akan dibuat berdasarkan peristiwa sejarah Aceh abad ke-17 seperti yang diceritakan dalam berbagai korespondensi asing dan sejarah maritim Asia Tenggara.
Restu Imansari Kusumaningrum, Direktur Bumi Purnati Indonesia, sebagai Independent producer dalam surat undangan yang ditujukan kepada Muazin, menyebutkan pementasan akan disutradarai oleh Robert Wilson, Stage Director dunia, bersama Komposer Sufi asal Turki Kudsi Erguner dengan 13 orang seniman seni pertunjukan dan 10 pemusik.
Workshop berlangsung 16 November sampai 6 Desember 2022 di Kebun Seni Jampang Purnati & Bali Purnati Center of The Art.
Sementara pertunjukan perdana di akhir tahun 2023 atau di awal tahun 2024.
“Oleh karenanya kami bermaksud mengundang Sdr Muazin selaku seniman musik tradisional Gayo untuk dapat membawa beberapa alat musik tradisional dari Gayo seperti Suling, Teganing.
Baca juga: Seniman Gayo Berprofesi Pengacara Alwien Dersy Bicara dalam "Kopi Gayo Didong Malam" Rabu Malam
Serune dan terutama Rebeb Gayo salah satu alat musik yang langka dan harus dilestarikan, agar dapat dimainkan saat mengikuti workshop musik produksi The Lady & The Waves,” tulis Restu Imansari.
Muazin Mudereje, menguasai alat musik Gayo, suling, teganing, tepok, dan lain-lain.
Ia juga berhasil merekonstruksi alat musik tradisional Gayo, "rebeb" yang sudah punah.
Usaha Muazin pantas mendapat apresiasi dalam rangka mengangkat kembali khasanah seni yang sudah hilang.
"Alhamdulillah, walau masih sangat sederhana, sudah berhasil kita buat," kata Muazin secara memperlihatkan foto dan video alat musik "rebeb" yang ia mainkan.
Muazin lahir di kampung Arul Latong, Kecamatan Bies Aceh Tengah pada 1995.
Menyelesaikan pendidikan di FKIP Universitas Syiah Kuala program studi seni pertunjukan pada tahun 2020.
Baca juga: Perkuat Seni dan Budaya, Seniman Aceh dan Jawa Barat Berkolaborasi di Bandung
Kemampuannya bermain suling dan menguasai alat musik Gayo, menitis dari ayah dan kakeknya, yang dikenal masyarakat Arul Latong sebagai peniup suling hebat.
Ayahnya, Lukman pernah bermain suling gambus ketika masih bergabung dengan Grup Musik Gambus PGA Aceh Tengah. Kakeknya (bahasa Gayo, awan), bernama Mude Reje juga seorang pemain suling andal dan terkenal.
Muazin tertarik menciptakan alat musik "rebeb" setelah mendapat informasi bahwa ternyata masyarakat Gayo punya alat musik gesek "rebeb."
Jejak alat musik “rebeb” ini tertera dalam buku "ATJEH" ALGEMEEN SAMENVATTEND OVERZICHT VAN LAND EN VOLK VAN ATJEH EN ONDERHOORIGHEDEN,” Karya J Kreemer, 1922, halaman 396, diterjemahkan pengamat budaya Gayo, Zulfikar Ahmad Aman Dio, dinyatakan bahwa:
“Rebeb atau Harebab adalah alat musik Gayo yang menggunakan senar. Alat ini mirip dengan biola, lebiola atau bilhola. Rebeb secara umum terdiri dari dua bagian utama, papan bunyi dan gagang.
Baca juga: Tiga Seniman Kopi Gayo Ziarah ke Makam Penyair Besar Indonesia, Umbu Landu Paranggi di Jimbaran Bali
Papan bunyi Rebeb biasanya dibuat dari kayu nangka atau akar kayu selemeng berbentuk elips atau bulat seperti piring dan dilubangi pada bagian tengahnya.
Pada bagian belakang ditutupi dengan kulit dari perut kerbau atau sapi .
Gagang rebeb pada bagian ujung dilengkapi dengan tiga buah pasak tala tempat menggulung senar.
Senar dibuat dari benang sutra yang dipelintir. Senar ini di Gayo disebut tali kri.
Tali kri melalui landasan jembatan kayu atau sisir rotan.
Baca juga: Pertunjukan Jangin Kopi di Jimbaran Bali, Dibawakan Seniman Kopi
Penggesek berbentuk busur untuk menggesek tali kri pada rebeb. terbuat dari bambu atau rotan tali penggesek terbuat dari rambut ekor kuda atau ijuk, ada juga yang terbuat dari serabut batang pisang.
J Kreemer juga menampilkan gambar alat musik Rebeb tersebut dan menyebutnya sebagai alat musik pribumi setempat.”
Muazin Mudereje merasa rekonstruksi "rebeb" yang ia lakukan masih belum sempurna dan berjanji akan terus menyempurnakannya.
Dan Muazin akan memainkan Rebeb di forum pertunjukan internasional di Bali nanti.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gayo/foto/bank/originals/Seniman-Gayo-Muazin-Mudereje.jpg)