Tsunami Aceh 2004
Mengenang Gempa dan Tsunami 2004, Tangis Para Korban dan Mata Dunia Tertuju pada Aceh
Akibat dari terjangan gelombang besar dari laut tersebut sontak mengubah kehidupan masyarakat Aceh. Bagaikan terbalik 180 derajat...
Penulis: Cut Eva Magfirah | Editor: Budi Fatria
TRIBUNGAYO.COM - Mengenang kembali gempa dan tsunami yang pernah meluluhlantakkan aceh kala itu.
Gempa dengan kekuatan magnitudo 9,3 kemudian disusul terjangan tsunami yang dasyat habis menyapu seluruh wilayah pesisir Aceh.
Bencana alam terbesar itu terjadi pada Minggu, 26 Desember 2004 tepat 18 tahun silam.
Akibat dari terjangan gelombang besar dari laut tersebut sontak mengubah kehidupan masyarakat Aceh.
Bagaikan terbalik 180 derajat dimana anak-anak menjadi yatim dan piatu, para wanita menjadi janda, yang kaya menjadi papa.
Orang tua kehilagan anaknnya dan sebaliknya anak kehilangan orang tuanya.
Dengan hidup tampa arah dan jejak orang-orang terdekat yang tidak ditemukan.
Bahkan banyak setelah kejadian tersebut menjadi anak yang hidup sebatang kara.
Tangis para korban mengema di dataran bumi yang berjuluk serambi mekkah ini.
Tangis anak-anak kehilangan orang tuanya, tanggis orang tua yang kehilang anaknya.

Dan tangis orang Aceh kehilangan saudara dan juga orang-orang terkasih dalam hidupnya.
Bagaimana tidak bencana yang melanda Aceh saat itu tidak pernah terbayangkan dalam benak masyarakat Aceh.
Guncangan gempa lalu disusul ombak besar dari laut membuat mayarakat Aceh bingung dengan bencana yang melanda serambi mekkah saat itu.
Sehingga masyarakat Aceh yang tinggal tepat di pesisir pantai tidak melakukan penyelamatan hingga habis diterjang ganasnya ombak tsunami.
Ombak tsunami setinggi 30 meter menelan lebih dari 280 ribu jiwa yang meninggal dunia.
Bencana dasyat tersebut membuat mata dunia tertuju ke Aceh.
Aceh merupakan wilayah terdampak paling parah kala itu, karena bencana tersebut tidak hanya melanda wilayah Unjung Sumatra.

Namun sejumlah negara sekitar Aceh juga ikut terdampak guncangan gempa dan juga tsunami.
Total ada sebanyak 15 negara terdampak oleh bencana tsunami di akhir 2004 itu.
Kelima belas negara itu adalah Indonesia, Sri Lanka, India, Thailand, Somalia, Myanmar, Maladewa, Malaysia, Tanzania, Seychelles, Bangladesh, Afrika Selatan, Yaman, Kenya, dan Madagaskar.
Indonesia adalah negara yang dampaknya paling parah selain Sri Lanka, India, dan Thailand.
Berikut beberapa Fakta yang terjadi pada tsunami Aceh 18 tahun silam
Korban Meninggal Ribuan Jiwa
Melansir dari Kompas.com PBB pada 4 Januari 2005, mengeluarkan taksiran awal bahwa jumlah korban tewas akibat Tsunami Aceh sangat mungkin melebihi angka 200.000 jiwa.
Berdasarkan Kompas.com (26/12/2020), jumlah korban dari peristiwa alam tsunami Aceh tersebut disebut mencapai 230.000 jiwa.
Jumlah itu bukan hanya datang dari Indonesia sebagai negara terdampak paling parah, namun juga dari negara-negara lain yang turut mengalami bencana ini.
Selain itu, tak kurang dari 500.000 orang kehilangan tempat tinggal akibat peristiwa itu.
Akibat peristiwa itu Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan tiga hari sebagai masa berkabung.
Tiga hari berkabung
Melansir dari Serambinews.com tsunami Aceh 2004 menjadi bencana alam terbesar di Indonesia sejak meletusnya Gunung Krakatau pada tahun 1883.
Kepedihan akibat bencana dahsyat itu dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, termasuk dunia.
Pasca Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 silam, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono pun menetapkan tiga hari masa berkabung
Guncangan Gempa Setara Bom 100 Gigaton
Melansir dari Kompas.com gempa bumi 26 Desember 2004 yang memicu tsunami mematikan juga menciptakan patahan terpanjang dan durasi terpanjang yang pernah diamati, menurut tiga laporan oleh kelompok seismolog internasional seperti diterbitkan di jurnal "Science."
"Biasanya, gempa bumi kecil mungkin berlangsung kurang dari satu detik; gempa berukuran sedang mungkin berlangsung beberapa detik. Gempa ini berlangsung antara 500 dan 600 detik," kata Ammon.
Gempa itu melepaskan sejumlah energi yang setara dengan bom 100 gigaton, menurut Roger Bilham, profesor ilmu geologi di University of Colorado.
Gempa yang berpusat di Samudra Hindia, juga menyebabkan retakan besar di dasar laut Bumi yang pernah diamati, hampir 800 mil. Itu selama perjalanan dari Los Angeles, California, ke Portland, Oregon.
Tsunami Aceh seret kapal PLTD Apung
Melansir dari Kompas.com bukti betapa dahsyatnya tsunami Aceh salah satunya adalah terseretnya kapal LPTD Apung milik PLN yang sebelum tsunami berdiri kokoh di Kota Banda Aceh.
Kapal tersebut memiliki bobot seberat 2.600 ton.
Saat tsunami terjadi kapal tengah berada di Pantai Ulee Lhee Aceh.
Akibat tsunami kapal terdampar 5 km ke perkampungan Gampong Punge, Blangcut, Banda Aceh.
Kini kapal tersebut dijadikan sebagai monument peringatan tsunami Aceh sekaligus tempat wisata bagi masyarakat Aceh.
Ribuan masyarakat kehilangan mata pencaharian
Melansir dari Serambinews.com Dampak tsunami aceh berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan Departemen Kelautan dan Perikanan RI, tak kurang dari 7000 nelayan di Aceh kehilangan mata pencaharian.
Bahkan, 90 persen komunitas masyarakat pesisir dan prasarana perikanan di lokasi bencana hancur porak poranda.
Semua perkampungan nelayan seperti Uleelheu, Deah Raya, Lamteungoh, Lampuuk, Kahju, Alue Naga, dan Lampulo di Banda Aceh; Padang Seurahet di Meulaboh; Krueng Mane di Aceh Utara; Pante Raja di Pidie, tak lagi punya wujud.
Di sini tak ada bangunan yang tersisa. Semua rata dengan tanah. Para nasib pembudidaya tambak juga tak kalah memprihatinkan.
Sekitar 500 hektare tambak udang dan ikan hancur binasa.
Selain tambak, fasilitas perikanan lain yang berada di berbagai pesisir Aceh juga rusak diterjang tsunami.
Kerugian meteril hingga triliunan
Pemerintah saat itu menaksir kerugian akibat tsunami mencapai puluhan triliun.
Hal itu lantaran porak-porandanya ratusan ribu rumah serta fasilitas umum dan sosial masyarakat.
Berdasarkan data yang pernah dikutip Serambinews.com dari Buku Tsunami dan Kisah Mereka, diterbitkan oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Aceh, menurut cacatan lembaga United Nation Informasion Center, kerugian terbesar akibat impasan gelombang tsunami adalah di sektor perikanan.
Di sejumlah negara yang terkena tsunami, kerugiannya mencapai US$500 juta (kira-kira 4,6 triliun rupiah).
Angka itu termasuk sebanyak 111 ribu kapal hancur atau rusak, 36.000 mesin hilang, dan 1,7 juta peralatan perikanan rusak dan kerusakan terparah dialami oleh Aceh, Indonesia.
Di luar catatan itu, fakta di lapangan menunjukkan banyak kerugian material lain yang tak terhitung jumlahnya diakibatkan hantaman tsunami.
Dalam waktu tujuh menit, kota-kota di sepanjang pesisir Aceh, termasuk Banda Aceh sebagai ibukota provinsi, menjadi lautan yang dihiasi mayat dan puing-puing bangunan.
Sejauh mata memandang, yang tersisa di kawasan pesisir hanyalah bekas-bekas reruntuhan, hampir semua bangunan rata dengan tanah.
Areal tambak dan persawahan binasa, jaringan infrastruktur seperti jalan dan jembatan hancur total.
Begitu pula dengan sarana telekomunikasi dan listrik yang seketika itu padam.
Kerusakan di kawasan pesisir Aceh saat itu sangat menyedihkan.
Akibat dorongan ombak yang begitu kuat dan dahsyat, Kota Banda Aceh, Kota Meulaboh, Kota Calang, dipenuhi bermacam sampah, puing-puing reruntuhan, kayu, pepohonan, dan sampah material lainnya. (TribunGayo.com/Cut Eva Magfirah)
Update berita Tsunami Aceh di TribunGayo.com dan Google News