Berita Nasional

Lato-lato Telan Korban, Anak 8 Tahun Harus Jalani Operasi Mata, Begini Respon Kemenkes

Anak 8 tahun harus menjalani operasi mata karena mengalami cidera serius terkena lato-lato ketika dimainkan ke matanya

Editor: Rizwan
Kompas.com
Permainan lato - lato 

TRIBUNGAYO.COM - Permainan lato-lato kini ramai sangat dimainkan anak-anak dan orang dewasa di Tanah Air.

Namun peristiwa menyedihkan menimpa seorang anak yang masih berusia 8 tahun di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat.

Anak 8 tahun harus menjalani operasi mata karena mengalami cidera serius terkena lato-lato ketika dimainkan ke matanya.

Dikutip dari TribunKubuRaya, Senin (9/1/2023) menjelaskan, kejadian ini terjadi pada seorang anak laki-laki yang berusia 8 tahun, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.

Ayah korban AJ menceritakan saat kejadian tersebut tersebut terjadi kepada anaknya AN.

“Waktu itu AN lagi main lato-lato dirumah temannya, terus setelah pulang saya lihat matanya sudah merah,” katanya kepada Tribun Pontianak pada Sabtu 7 Januari 2023.

"Terus saya tanya kenapa?, awalnya tidak mau cerita, tapi saya pujuk akhirnya dia cerita, jadi pada saat main, lato-latonya pecah terus serpihannya tertancap di matanya,” katanya.

Baca juga: Viral! Pengantin Tak Disambut Dengan Tarian, Melainkan Dengan Lato-Lato

Setelah mengetahui hal tersebut, ia dan beserta keluarganya segera membawa anaknya ke rumah sakit.

“Awal kejadian itu kita bawa dulu ke Kimia Farma kemudian mendapatkan rujukan dan kita rujuk ke RSUD Soedarso, setelah dirawat ternyata harus di operasi dan berjalan lancar,” katanya.

Untuk kondisi AN saat ini tampak sudah membaik dan mata yang dioperasi masih dapat melihat hanya sedikit kabur atau buram saja.

“Sekarang sih sudah mulai membaik, kita juga dikasi obat tetes dimana harus rutin untuk diberikan, cuma pandangan masih kabur dan matanya merah,” jelasnya.

Namun demikian, sempat beredar di media sosial kejadian tersebut bukan terjadi di lingkungan sekolah, melainkan terjadi di rumahnya dan pada waktu libur sekolah.

Plt Kepala Sekolah SDN 07 Sungai Raya, Sulistini menjelaskan kebenaran yang terjadi atas informasi yang menyebar di sosial media.

“Yang beredar di media sosial itu sebenarnya bukan terjadi disekolah, waktu itu hanya mengimbau saja kepada guru-guru untuk melarang anak murid membawa lato-lato di sekolah dan kejadiannya bukan di sekolah,” jelasnya.

Baca juga: Dubes Kanada Disambut Bulang Pengkah yang Diiringi Tari Guel Saat Tiba di Samarkilang Bener Meriah

Tanggapan Kemenkes

Sementara itu dikutip dari Tribunnews.com, Senin (9/1/2023) terkait adanya permainan lato-lato sehingga menyebab anak cidera mata Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) pun buka suara.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengimbau, agar kecelakaan tersebut tidak lagi terjadi.

Orangtua perlu mengawasi secara seksama saat anak bermain permainan lawas itu.

Menurutnya, kejadian tersebut disebabkan karena kecelakaan, sehingga tidak diwajibkan lapor kepada Kemenkes.

"Bisa terjadi karena cedera seperti kecelakaan. Tapi tidak ada kewajiban lapor Ke Kemenkes alias tidak ada penelusuran layaknya penyakit atau kasus jajanan," kata dia saat dikonfirmasi wartawan, Senin (9/1/2023) .

Diketahui, lato-lato sendiri sudah ada sejak tahun 1960-an. Di Amerika mainan ini disebut Clackers.

Dilansir dari Wikipedia  Clackers yang juga ada di Kanada itu menyebabkan anak-anak yang terluka saat bermain.

Baca juga: Kisi-Kisi 50 Soal Simulasi CAT PPS Pemilu 2024 Lengkap dengan Kunci Jawaban

Clacker dibuat cukup berat dan bergerak cepat, dan terbuat dari plastik akrilik keras, sehingga bola kadang-kadang pecah saat saling bertabrakan.

Versi Clackers yang didesain ulang menikmati kebangkitan di tahun 1990-an.

Desain baru menggunakan plastik modern yang tidak akan pecah dan dua segitiga berlawanan yang berayun bebas yang dipasang pada pegangan, dengan bola pemberat di ujungnya.

Mereka sering dijual dalam warna neon cerah sebagai mainan anak pembuat kebisingan atau bantuan pesta.

Pada 2017, bentuk asli mainan itu dihidupkan kembali di Mesir dan mendapat publisitas di kalangan anak sekolah.

Larangan dibawa ke sekolah

Dikutip dari Tribunnews.com, terkait banyaknya anak-anak yang main lato-lato banyak yang dibawa ke sekolah.

Terkait ada siswa yang bawa lato ke sekolah, terdapat sekolah yang melarang selain dapat berbahaya juga mengganggu proses belakar di sekolah.

Karena terlalu banyak anak-anak yang kecanduan bermain lato-lato hingga dibawa ke sekolah, beberapa daerah bahkan mengeluarkan peraturan pelarangan membawa permainan lato-lato ke sekolah.

Baca juga: Sosok dr Ichsan Biren yang Temui Jamaah Umrah Aceh Barat, Anak Muda Berjiwa Sosial dan Gemar Politik

Yang pertama melarang yakni daerah Pesisir Barat, Lampung.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesisir Barat Lampung keluarkan surat edaran tentang larangan membawa lato-lato ke lingkungan satuan pendidikan Pesisir Barat.

"Kami menilai permainan lato-lato ini bisa menganggu aktivitas belajar mengajar di sekolah," terang Erwin Kostalani, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesisir Barat, Lampung, Rabu (4/1/2023).

Mengutip TribunLampung.com, Erwin menilai, lato-lato bisa membahayakan keselamatan siswa di sekolah.

Surat edaran larangan membawa lato-lato ke lingkungan sekolah itu tertuang dalam surat No: 420/13/IV.01/2023.

Ia berharap agar semua satuan pendidikan melakukan sosialisasi pelarangan tersebut.

"Untuk itu kita minta agar para kepala sekolah mensosialisasikan surat imbauan ini kepada seluruh siswa," sambungnya.

Tak hanya di Pesisir Barat Lampung, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat juga mengeluarkan surat edaran yang sama.

Baca juga: Tak Ada Bioskop di Aceh, Pasangan Ini Rela Rogoh Kocek Hampir Rp 6 Juta ke Medan PP Demi Nonton Film

Danang A Sapardan, Kepala Bidang Sekolah Dasar, Dinas Pendidikan KBB mengungkapkan, mainan lato-lato bukan alat pendukung proses Kegiatan Belajar Mengajar.

"Jadi lato-lato kita larang dibawa ke sekolah, apalagi sejak dulu juga barang yang bukan alat pendukung KBM dilarang untuk dibawa," ujarnya di Perkantoran Pemda KBB seperti, Jumat (6/1/2023).

Larangan ini juga sebagai bentuk antisipasi kejadian yang tidak diinginkan, seperti perkelahian.

Meski demikian, pihaknya belum mengeluarkan surat edaran resmi terkait larangan tersebut, lantaran anak-anak masih dalam masa liburan.(*)

Update berita lainnya di TribunGayo.com dan Google News

Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul BREAKING NEWS- Lato-lato Memakan Korban, Bocah 8 Tahun di Kubu Raya Kalbar Harus Jalani Operasi Mata

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Viral Permainan Lato-lato Memakan Korban, Kemenkes Buka Suara

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved