Berita Aceh Tengah
Asisten II Sebut Cabai Aceh Tengah Bantu Pengendalian Inflasi di Daerah Lain
Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah sejauh ini telah melakukan berbagai langkah-langkah antisipatif dalam pengendalian inflasi.
Penulis: Romadani | Editor: Mawaddatul Husna
Laporan Romadani | Aceh Tengah
TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Pj Bupati Aceh Tengah yang diwakili Asisten Ekonomi Pembangunan, Harun Manzola mengikuti rapat koordinasi dalam rangka pengendalian Inflasi bersama Mendagri via Zoom Meeting di Aceh Tengah Command Centre (ATCC), Senin (20/2/2023).
Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah sejauh ini telah melakukan berbagai langkah-langkah antisipatif dalam pengendalian inflasi.
Baca juga: Sarana Ibadah dan Air Bersih Jadi Perhatian Penting dalam Event Pacuan Kuda 2023 di Aceh Tengah
Seperti menggelar operasi pasar, pemerataan distribusi sejumlah komoditas, membangun kerjasama dengan pihak terkait, serta mengoptimalkan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Harun Manzola menyampaikan, berdasarkan review laporan pergerakan inflasi Kabupaten atau kota di Indonesia yang dikemukakan dalam Rakor bersama Mendagri.
Bahwa diketahui bahwa proxy inflasi Kabupaten Aceh Tengah diawal Triwulan I Tahun 2023 ini mencapai 2,75 persen.
Baca juga: Dekat Danau Lut Tawar, Ini Rekomendasi Hotel Berbintang di Takengon Aceh Tengah untuk Healing
Perkembangan inflasi tersebut dipengaruhi oleh peningkatan dan fluktuasi harga beberapa jenis kelompok volatile food.
Seperti beras, cabai rawit, tepung terigu, tahu mentah, daging ayam ras, minyak goreng, udang, pisang, telur ayam ras, gula pasir.
Kemudian ikan kembung, susu bubuk balita, bawang merah, bawang putih, mie instan, susu bubuk, cabe merah, daging sapi, tempe, dan jeruk.
“Beras, cabai merah dan udang basah adalah tiga komoditas yang fluktuasi harganya cukup signifikan selama bulan Januari dan Februari tahun ini.
Baca juga: Formasket dan Mahasiswa KKN Bantu Korban Kebakaran di Ketol Aceh Tengah
Sehingga memicu proxy inflasi didaerah kita yang mencapai 2,75 persen di minggu ke 3 Februari tahun 2023,” ujar Harun didampingi Kadis Pangan.
Harun menjelaskan, masih tingginya Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk komoditi beras dan udang basah tidak terlepas dari ketergantungan pasokan barang itu sendiri yang sebagian besarnya harus didatangkan dari luar daerah.
Sehingga, faktor produksi daerah asal dan biaya transportasi berpengaruh signifikan terhadap harga beli yang harus ditebus oleh konsumen di Kabupaten Aceh Tengah.
Baca juga: Dua Unit Rumah di Aceh Tengah Kembali Terbakar, BPBD Terjunkan 3 Damkar
“Sejauh ini, hampir 55 persen kebutuhan beras didaerah kita harus didatangkan dari luar daerah, begitu juga dengan udang mentah yang sepenuhnya berasal dari daerah pesisir.
Jadi kondisi faktor produksi diluar sangat berpengaruh terhadap kemahalan harga yang harus ditanggung masyarakat kita,” beber Harun.
Menyikapi hal itu, untuk menjaga ketersediaan dan penyeimbang harga komoditi beras.
Harun menyebutkan bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah menggandeng Bulog dalam hal penyedia sembako pada pasar murah serta operasi pasar.
Baca juga: Pj Bupati Aceh Tengah Pukul Gong Resmikan Kopi Gayo Didong Runcang di Taman Inen Mayak Teri
“Seperti operasi pasar yang baru kita lakukan pada tanggal 11 Januari sampai 9 Februari 2023 lalu.
Kita bersama Bulog Aceh Tengah menyediakan beras premium di 31 toko dalam Kabupaten Aceh Tengah.
Dimana masyarakat dapat menebusnya dengan harga tertinggi sebesar Rp 149.000 per karung ukuran 15 kg,” sebutnya.
Terkait harga cabe merah, kata Harun, turut memberi andil atas tingginya indek perubahan harga di Kabupaten Aceh Tengah.
Baca juga: Serambi Group Kembali Silaturahmi dengan Pj Bupati Aceh Tengah Teuku Mirzuan Aman Yazka
Asisten II itu memberikan keterangan lebih lanjut atas belum stabilnya harga beli cabe merah di Kabupaten dingin tersebut.
Kabupaten Aceh Tengah merupakan salah satu sentral penghasil cabe di Provinsi Aceh, tidak serta merta menyebabkan harga jual cabe di daerah tersebut berada dalam kisaran harga normal.
Menurutnya, kondisi ini tidak terlepas dari masih tingginya permintaan cabe secara regional.
Dia melihat sebagaian besar budidaya tanaman cabe yang dilakukan petani terutama didaerah sentra produksi.
Seperti di Kecamatan Ketol, lebih memprioritaskan hasil panennya untuk memenuhi permintaan dari luar daerah, yang harganya sejauh ini sangat menjanjikan.
“Saat ini tidak kurang 80 ton cabe merah segar dihasilkan dari daerah Kecamatan Ketol setiap harinya.
Komoditi ini bukan cuma dipasarkan ditingkat lokal, tetapi juga merambah pasar luar daerah seperti Medan, Pekanbaru, Batam, Jambi dan Palembang, bahkan hingga keluar Pulau Sumatera,” sebutnya.
Harun menambahkan ketertarikan para petani cabe dari daerah sentra produksi untuk memproritaskan hasil panennya dipasok ke luar daerah juga berhubungan dengan semakin membaiknya rantai agribisnis dan tata niaga komoditi ini.
Selain itu, nilai harga jual dan ikatan jaminan pemasaran oleh penampung barang, memberi motivasi tersendiri bagi petani menjual hasilnya keluar daerah.
“Jadi berkaca pada kondisi ini, saya rasa ini penyebab utama mengapa harga beli cabe di daerah kita masih mahal.
Namun demikian Aceh Tengah turut berkontribusi besar dalam mengendalikan inflasi di daerah-daerah lainnya khususnya komoditi cabe,” jelas Harun.
Oleh karena itu, terang Harun, upaya mengendalikan inflasi terutama akibat sentimen harga ketiga komoditi maupun komoditi lainnya dalam kelompok volatile food.
Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah bersama pihak terkait akan terus melakukan upaya-upaya strategis, termasuk mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian inflasi.
“Agar hasilnya efektif, upaya-upaya pemerintah ini kiranya mendapat dukungan partisipasi aktif dari masyarakat.
Seperti ikut memberdayakan dan memanfaatkan lingkungan sekitar, misalnya dengan menanam cabai atau tanaman pangan lainnya dilahan atau pekarangan yang bisa dimanfaatkan.
Hal ini setidaknya untuk pemenuhan kebutuhan keluarga,” ujarnya. (*)
Update berita lainnya di TribunGayo.com dan Google News
Aceh Tengah
Takengon
inflasi
Tim Pengendali Inflasi Daerah
TPID
cabai merah
TribunGayo.com
berita gayo terkini
Pemkab Aceh Tengah Bentuk Satgas Pajak dan Retribusi Daerah untuk Optimalkan PAD |
![]() |
---|
KAMMI Aceh Tengah Gelar Stadium General di IAIN Takengon, Dorong Mahasiswa Jadi Agen Perubahan |
![]() |
---|
Warga Nosar Aceh Tengah Peringati Maulid Nabi, Eratkan Silaturahmi Antar Kampung |
![]() |
---|
12 Atlet Cabor Pencak Silat Wakili Provinsi Aceh di POMNAS XIX 2025, 6 Diantaranya Asal Aceh Tengah |
![]() |
---|
Dispar Aceh Tengah Akan Tinjau Homestay dan Destinasi untuk Optimalkan Sektor Pariwisata |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.