Pemilu 2024

Abadi Ayus Gelar Konvoi Terbesar di Aceh Tengah Daftarkan Bacaleg Hanura ke KIP,  Dari Zero to Hero

Ketua DPC Hanura Aceh Tengah, Abadi Ayus menegaskan Hanura bangkit dari "Zero to Hero."

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Rizwan
Dok. Hanura
Abadi Ayus dan kader Hanura lainnya menuju KIP Aceh Tengah secara konvoi 

Laporan Fikar W.Eda I Aceh Tengah

TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Ketua DPC Hanura Aceh Tengah, Abadi Ayus menegaskan Hanura bangkit dari "Zero to Hero."

Semangat itu dibuktikan dengan menggelar konvoi terbesar di Aceh Tengah saat mendaftarkan caleg Hanura ke KIP Aceh Tengah, Sabtu (13/5/2023).

"Konvoi yang kita lakukan itu artinya kita menujukan kepada masyarakat bahwasanya hari ini Partai Hanura bangkit, dengan moto dari Zero to Hero, untuk meraih satu fraksi di DPRK Aceh Tengah," ujar Abadi Ayus, anggota DPRK Aceh Tengah

Ia mengatakan jika Partai Hanura pada  pemilihan nanti mendapatkan satu fraksi, itu  cukup untuk mengusulkan calon bupati yang berasal dari kader partai sendiri.

Ketua DPC Hanura Abadi Ayus menjelaskan bahwa pihaknya mengedepankan politik ramah dan santun.

Ia juga menolak keras adanya politik uang.

"Politik uang adalah pembodohan kepada masyarakat," ujar Abadi Ayus.

"Kita melawan yang namanya money politik, kita ingin memberi pencerdasan kepada masyarakat," jelas Abadi Ayus yang kembali.me daftar sebagai caleg DPRK Aceh Tengah dari Dapil IV.

Sedangkan untuk DPRA, Hanura Aceh Tengah mengusung seniman ternama di Tanah Gayo Ervan Ceh Kul dari  Dapil 4 meliputi Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Baca juga: Daftarkan 30 Bacaleg ke KIP, Demokrat Aceh Tengah Optimis Sapu Bersih Seluruh Dapil

Abadi Ayus  salah seorang seniman ternama di Tanah Gayo. 

Ia mengusulkan  dibangun museum didong, guna mengabadikan karya-karya ceh didong sepanjang masa.

"Aceh Tengah sangat perlu museum didong. Ini untuk merawat dan mewariskan didong kepada generasi Gayo masa depan. Saya minta agar Bupati Aceh Tengah segera sampaikan usulan," katanya kepada TribunGayo.

Ia mengatakan karya didong banyak yang sudah hilang dan tidak ada usaha penyelamatan.

"Salah satu bentuk penyelamatannya melalui museum didong itu,"  ujar Abadi Ayus yang  pernah menjadi ceh didong.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved