Berita Aceh Tengah

Perjuangkan Nasib Honorer Nakes Aceh Tengah Jadi PPPK, Pemkab dan Anggota DPRK Temui KemenPANRB

Anggota DPRK Aceh Tengah dan Pemkab melakukan pertemuan dengan pejabat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB)

Penulis: Romadani | Editor: Rizwan
Dok Pemkab
Anggota DPRK Aceh Tengah dan pejabat Pemkab melakukan pertemuan dengan pejabat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), Kamis (25/5/2023). 

Laporan Romadani | Aceh Tengah

TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Anggota DPRK Aceh Tengah dan pejabat Pemkab melakukan pertemuan dengan pejabat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), Kamis (25/5/2023).

Langkah tersebut sebagai upaya memperjuangkan hak-hak honorer dari tenaga kesehatan (nakes) non Aparatur Sipil Negara (ASN) di wilayah tersebut.

Pertemuan di Kemenpan RB  merupakan bagian dari upaya Komisi D DPRK Aceh Tengah dalam memperjuangkan aspirasi nakes honorer yang melakukan Audiensi ke Gedung Dewan Aceh Tengah beberapa hari lalu.

Dari DPRK hadir Komisi D DPRK Aceh Tengah dipimpin oleh Ketua Komisi D, Salman ST didampingi dua anggota lainnya Muhammad Sahrul, Desi Novita Andriani.

Lalu dari Pemkab hadir Kepala Dinas Kesehatan dr Yunasri, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru Takengon dr Gusnarwin, pejabat BKPSDM Aceh Tengah Tri Anggiara dan empat orang perwakilan tenaga honorer.

Dalam pertemuan yang berlangsung di kantor Kemenpan RB, Ketua Komisi D DPRK Aceh Tengah, Salman ST, menyampaikan aspirasi dari perjuangan para nakes honorer untuk mengubah status tenaga kesehatan non-ASN menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).

"Artinya kita bergerak memperjuangkan aspirasi tenaga kesehatan, ini juga berkat hubungan baik antara Dinkes Aceh Tengah dan Kemenpan RB," terang Salman.

Baca juga: Nakes Aceh Tengah Tuntut Tambah Formasi PPPK saat Demo, Pemerintah Janji Konsul ke KemenPAN-RB

Salman mengharapkan adanya langkah konkret dalam waktu yang tidak terlalu lama guna mengakomodasi perjuangan para nakes non-ASN.

Ia juga berkomitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak nakes non-ASN di Aceh Tengah.

"Perjuangan untuk menjadikan nakes non-ASN sebagai P3K adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk meningkatkan sistem pelayanan kesehatan di Aceh Tengah," kata Salman.

Terkait hasil dari pertemuan itu, Salman menerangkan bahwa gaji P3 itu bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) dari pusat.

Secara kemampuan anggaran, tidak mungkin seluruh tenaga honorer dapat dilakukan satatus P3K sekaligus, sehingga ini perlu dilakukan secara bertahap setiap tahun nya.

"Secara bertahap, setiap tahun kuota P3K dibuka, hingga seluruh Nakes honorer menjadi P3K nantinya," terangnya.

Selain itu, adanya surat Kementrian terkait dirumahkannya tenaga honorer, kemungkinan besar tidak akan terjadi, karena dalam waktu dekat akan terbit surat terkait pembatalan terhdap surat tersebut.

"Merumahkan tenaga honorer dari rumah sakit tidak akan terjadi, ini pernyataan dari Kemenpan RB, jadi semua akan masuk P3K secara bertahap," jelasnya.

Baca juga: Masa Depan Tenaga Honorer Terancam, Ratusan Nakes di Aceh Tengah Tuntut Nasib Mereka ke DPRK

Salman menambahkan perjuangan ini murni karena aspirasi yang disampaikan oleh Nakes honorer di Aceh Tengah, sampainya di Kemenpan RB tidak ada pihak ke tiga yang memfasilitasi.

"Jadi jangan jadikan momen ini sebagai ajang politik, ini murni dari Dinas Kesehatan langsung menuju Kemenpan RB, karena begitulah hakikatnya," tegas Salman.

Dalam pertemuan tersebut, Kadinkes Aceh Tengah dr Yunasri menjelaskan bahwa tenaga kesehatan non-ASN merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam sistem pelayanan kesehatan di daerah.

Mereka memiliki kompetensi dan pengalaman yang tak kalah pentingnya dengan ASN, namun belum mendapatkan hak-hak yang setara.

Kadinkes juga menegaskan bahwa pemberian status P3K akan memotivasi nakes non-ASN untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

"Status tenaga honorer pada Dinas Kesehatan dan Puskesmas juga kita perjuangkan, aga seluruh tenaga kesehatan di Aceh Tengah mendapat kesempatan yang sama," terang Yunasri.

Saat ini, kata Yunasri, Nakes Non ASN di Aceh Tengah berjumlah 1452 orang baik di Dinas Kesehatan maupun di RSUD Datu Beru.

Baca juga: BREAKINGNEWS: Angin Puting Beliung Terjang Aceh Tenggara, 7 Rumah Rusak

Sedangkan pada tahun 2022 melalui Peraturan Kementrian Keuangan nomor 212 tahun 2022 kuota yang diberikan sebanyak 368.

"Kita sudah upayakan penambahan kuota pada bulan Februari 2023 kemarin dari 368 menjadi 501.

Tapi yang diterima tetap jumlah awal sebanyak 368 ini tergabung dari RSUD maupun Dinas Kesehatan Aceh Tengah," kata Kadinkes Yunasri.

Namun upaya tetap dilakukan secara bertahap setiap tahunya, jumlah kuota akan terus bertambah sehingga seluruh Nakes dapat menjadi tenaga P3K.

"Dari jumlah keseluruhan tadi 1452 dalam lima tahun semua menjadi tenaga kesahatan status P3K, ini upaya kita," katanya.(*)

Baca juga: Tersedia PDF Jadwal CPNS 2023: Cek Sekarang Kualifikasi, Kuota, dan Jurusan yang Dibutuhkan

Update berita lainnya di TribunGayo.com dan GoogleNews

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved