Update Voli Dunia

Alasan Wilda Nurfadhilah Pamit dari Timnas Voli Putri Indonesia, PBVSI: Jadi Momentum Regenerasi Tim

Kabar mundurnya Wilda Nurfdhilah dari Timnas voli putri Indonesia dibenarkan oleh Wakil Binpres PP PBVSI, Loudry Maspaitella.

Penulis: Cut Eva Magfirah | Editor: Intan
Kolase Instagram @wildanurfadhillahh
Alasan Wilda Nurfadhilah Pamit dari Timnas Voli Putri Indonesia, PBVSI: Jadi Momentum Regenerasi Tim 

Alasan Wilda Nurfadhilah Pamit dari Timnas Voli Putri Indonesia, PBVSI: Jadi Momentum Regenerasi Tim

TRIBUNGAYO.COM - Pevoli andalan, Wilda Nurfadhilah, mengumumkan keputusannya untuk mengundurkan diri dari timnas voli putri Indonesia.

Usai melakoni turnamen putaran kedua SEA V League 2023 di Chiang Mai, Thailand pada 13 Agustus lalu.

Wilda Nurfahilah menyampaikan sebuah pesan yang memberikan tanda-tada dirinya yang akan memutuskan untuk pensiun dari Timnas voli putri Indonesia.

Keputusan ini mengundang perhatian dan perbincangan di kalangan pencinta olahraga voli di Tanah Air.

Dalam pengumuman yang disampaikan melalui Insta Story Instagram pribadinya, Wilda Nurfadhilah mengunggah keinginannya untuk pamit dari Timnas voli putri Indonesia.

Mindle Blocker andalan Indonesia tersebut dengan rendah hati mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dan cinta yang selama ini mengiringi perjalanannya.

"aaaaaa terimakasih -p.a.m.i.t masa remaja ku bersama merah putih kalau kalian mencaci tidak apa-apa tapi satu hal, aku bangga menjadi aku," ungkap Wilda Nurfadhilah melalui Insta Storynya @wildanurfadhillahh.

Seperti diketahui atlet voli andalan Indonesia berusia 28 tahun ini, yang telah menjadi bagian integral dari timnas sejak SEA Games 2011.

Berbicara mengenai pengalaman dan perjalanan karirnya di dunia voli Indonesia, Wilda Nurfadhilah telah banyak berkontribusi terhadap Timnas voli putri Indonesia.

Wilda Nurfdhilah mengungkapkan bahwa keputusan pensiunnya adalah bagian dari rencana lebih besar untuk memulai fase regenerasi dalam Timnas voli putri Indonesia.

Menurut pevoli yang megisi posisi di middle blocker Timnas voli putri Indonesia tersebut terdapat beberapa alasanya yang pernah diutarakannya beberapa waktu lalu.

"Jujur sebenarnya progress-nya kurang sekali, tidak ada banyak perubahan. Bahkan, bisa dibilang sama karena dari persiapan untuk tahun sekarang bahkan hanya satu bulan, tidak ada TC (Training Camp) jangka panjang," ucap Wilda.

Soal ditanya akan ikut SEA Games hingga kapan, Wilda belum bisa memprediksi.

"Mau ikut SEA Games sampai kapan? saya bukan orang yang ambisius. Saya hanya menjalani apa yang harus saya jalani saja. Saya jalani untuk SEA Games targetnya ini," kata Wilda.

"Besok saya jalani Proliga targetnya ini, tidak muluk-muluk saya harus-harus. Segimana jalannya, kalau memang saya harus stop, saya akan stop." ungkap Wilda yang dikutip dari BolaSport.com pada Rabu (16/8/2023).

Baca juga: SEA V League 2023 Last Dance Bagi Wilda Nurfadhilah di Timnas Voli Putri Indonesia: Best Captain!

Kabar mundurnya Wilda Nurfdhilah dari Timnas voli putri Indonesia dibenarkan oleh Wakil Binpres PP PBVSI, Loudry Maspaitella.

Loudry menambahkan tak hanya Wilda Nurfadhillah yang berencana pensiun tetapi rekan setimnya, Agustin Wulandari, yang juga memutuskan untuk mengakhiri karirnya.

Hal ini tentu menciptakan momentum bagi pembaharuan dalam struktur Timnas voli putri Indonesia yang akhirnya akan kehilang dua Middle Blocker andalan mereka.

Loudry Maspaitella mengakui bahwa kepergian Wilda dan Agustin adalah tantangan yang nyata bagi Timns voli putri Indonesia.

"Dengan mundurnya Wilda resmi atau tidak resmi dan mundurnya Wulan itu akan membuat kami kesulitan mencari penggantinya. Stok penggantinya banyak, tetapi masalah kualitas jam terbang itu yang belum setara dengan mereka berdua," tutur Loudry.

Mundurnya Wilda dan Wulan menurut legenda setter Indonesia menjadi momentum regenerasi tim voli putri Indonesia.

Baca juga: Wilda Nurfadhilah Pamit dari Timnas Voli Putri Indonesia Usai Lakoni SEA V League 2023: Terima Kasih

"Artinya kami memang berkeinginan membentuk momentum itu untuk regenerasi. Saya berencana memakai pola berani berubah," ucap Loudry.

Terkait calon pengganti Wilda dan Wulan, Loudry menyebut ada banyak nama.

"Tetapi, yang sekualitas dengan dia (Wilda dan Wulan) perlu teknik. Pertama, belum ada yang setara dengan itu dan kedua yang belum terpenuhi yaitu jam terbang," aku Loudry.

Pasalnya sampai saat ini untuk posisi middle blocker, dua pemain ini Wilda dan Wulan (masih yang terbaik).

"Memang kita tidak boleh berharap dengan mereka saja. Dengan mereka pergi, sejujurnya tidak ada middle blocker setinggi mereka." ungkap Binpres PP PBVSI

Namun, Loudry juga melihatnya sebagai peluang untuk memperbarui komposisi tim dan memberi kesempatan kepada para pemain muda berbakat untuk tampil lebih berani di panggung internasional.

Baca juga: Wilda Nurfadhilah Juga Beri Kode Pensiun dari Timnas Voli Indonesia Ikut Yolla Yuliana

"Jadi kami cari (peganti middle blocker), kalau pun ada makan waktu lagi," ujar Loudry.

Seperti diketahui Wilda Nurfadhilah, dengan posisinya sebagai middle blocker, telah memberikan kontribusi yang tak ternilai dalam kesuksesan timnas voli putri Indonesia.

Kehadirannya di lapangan selalu menjadi penentu permainan, dan pengalamannya dalam berbagai turnamen besar telah menjadi inspirasi bagi para pemain muda.

Keputusan pensiunnya adalah manifestasi dari kesetiaannya terhadap tim, sambil memberikan kesempatan kepada generasi baru untuk berkembang.

Dengan pamitnya Wilda Nurfadhilah dari timnas voli putri Indonesia, PBVSI harus kini bergerak maju dengan visi baru untuk membangun tim yang lebih kuat dan kompetitif.

Proses regenerasi ini akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan olahraga voli Indonesia, dengan harapan bahwa generasi baru akan mampu meneruskan jejak gemilang para pendahulunya.

Baca juga: Wilda Nurfadhilah Middle Blocker Timnas Voli Putri Indonesia Bikin Salfok

Tentu saja, perubahan ini membutuhkan waktu, dedikasi, dan kerja keras.

Dimana Loudry mengungkap akan melakukan pembaharuan bagi Timnas voli putri Indonesia kedepanya. 

Yang dimulai berbenah dari tingkat Asia Tenggara, dengan kekalahan sebelumnya atas Vietnam akan menjadi awal target jangka panjang.

"Harus ada target jangka panjang, tetapi kami ambil daripada ada 100 persen di bawah Vietnam. Kami mencoba mengubah 50 persen untuk bisa mengalahkan vietnam" kata Loudry yang dikutip dari BolaSport.com.

Adapun langkah yang akan dilakukan yaitu mengikuti jejak Timnas voli putra Indonesia yang telah menggunakan pelatih Asing.

Terkait pelatih asing yang sudah dilakukan tim putra, pria 53 tahun itu mengatakan bahwa dana menjadi kendala.

"Itu bagian dari masalah pendanaan dan prioritas. Jadi, sementara kami bisa menggunakan pelatih asing di putra karena sementara prioritas di putra," ucap Loudry.

"Namun, dilihat putri punya potensi kenapa tidak kami optimalkan. Untuk ke depan dan saya juga dengar sudah dalam bentuk pembicaraan resmi tahun depan kami mungkin akan menggunakan pelatih asing," aku Loudry.

"Selain keinginan kami, kebetulan FIVB (Federasi Bola Voli Internasional) juga akan memberikan support dalam bentuk sponsor PBVSI mendapatkan instruktur pelatih asing."

Loudry belum bisa mengungkapkan apakah akan memilih pelatih asal China seperti tim putra.

"Kalau itu bicara masalah negara, saya berbicara sebagai orang teknik kalau misal dapat memberikan masukkan, lebih baik kita mengarahkan ke voli Asia," ujar Loudry.

"Dengan pola bermain Thailand dan Jepang yang relatif orangnya pendek, tetapi bisa main di level dunia. Tidak usah ikut pemain Eropa, tingginya sangat jauh berbeda. Jadi, mau tidak mau kami harus melihat Jepang dan Thailand mendunia."

"Bagaimana pemain berusaha mengubah pola volinya untuk jadi lebih cepat. Kalau China udah berat beda karena postur tubuh mereka tinggi," ujar Loudry.

Loudry menjelaskan bahwa teman-teman di luar negeri juga menyampaikan kenapa di Indonesia setiap SEA Games mengganti pelatih.

"Hal itu juga sudah ada di wacana kepengurusan kemarin. Kami akan mengontrak pelatih timnas untuk dua kali atau tiga kali SEA Games. Artinya satu periode supaya membuktikan pola pembinaan mereka berjalan dengan efektif," kata Loudry.

"Setelah dua atau tiga kali SEA Games baru kami bisa punya evaluasi. Jika hanya berdasarkan kompetisi lokal juara, setiap tahun setiap kompetisi juaranya berbeda beda."

"Jadi, nanti pelatih nasionalnya berbeda beda lagi. Ke depan kami akan pakai kontrak dua kali SEA Games atau dua sampai tiga tahun. Untuk masa periode tertentu pelatihnya sama, baik putra maupun putri."

Menurut Loudry tidak ada direktur teknik dalam kepengurusan PP PBVSI sehingga yang mengurus pelatih adalah bidang pembinaan dan prestasi bekerjasama dengan sekjen.

"Tetapi, artinya itu akan masuk evaluasi mengenai kepelatihan. Lebih bagus pelatih di Asia karena postur tubuh kita tidak cocok dengan Eropa," ucap Loudry.

(TribunGayo.com/Cut Eva Magfirah)

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved