Video

Video Ombudsman Aceh Bersama Pengusaha dan Petani Kopi Bincang Santai Tingkatkan Layanan Publik

Pertemuan tersebut berlangsung secara serius dan penuh perhatian di Bouncit Coffee, Simpang Empat, Kecamatan Kebayakan pada Kamis, (26/10/2023).

Penulis: Romadani | Editor: Bagus Setiawan

Laporan Romadani | Aceh Tengah

TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Aceh telah melakukan kunjungan lapangan untuk berdialog langsung dengan para pengusaha dan petani kopi di Aceh Tengah dalam rangka membahas isu-isu terkait penyelenggaraan layanan publik bagi pelaku usaha.

Berdasarkan laporan dari TribunGayo.com, puluhan individu yang mewakili pengusaha dan petani kopi berkumpul untuk menyampaikan keluhan dan hambatan yang mereka hadapi dalam akses layanan publik.

Pertemuan tersebut berlangsung secara serius dan penuh perhatian di Bouncit Coffee, Simpang Empat, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah, pada Kamis, (26/10/2023).

Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Aceh, Dian Rubianty, menjelaskan bahwa tujuan pertemuan tersebut adalah mendengarkan keluhan dari pengusaha dan petani kopi.

Keluhan-keluhan ini akan selanjutnya ditindaklanjuti kepada pihak terkait untuk memastikan temuan yang akurat serta upaya perbaikan yang diperlukan bagi pengusaha dan petani kopi di Aceh Tengah.

Dian menjelaskan, "Kami adalah tim pengawas, sebuah lembaga yang dibentuk oleh negara untuk memantau pelaksanaan layanan publik dan memastikan apakah layanan tersebut telah tersampaikan dengan baik kepada masyarakat."

Salah satu pengusaha kopi, Armiyadi, berbagi pengalaman dengan Ombudsman mengenai beberapa permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha dan petani kopi.

Salah satu isu utama adalah terkait regulasi dan birokrasi yang kompleks dalam proses sertifikasi kopi.

Biaya yang diperlukan untuk satu sertifikasi kopi dapat mencapai hingga satu miliar rupiah

Armiyadi juga menyampaikan bahwa biaya pengiriman kopi seringkali melebihi harga jual kopi itu sendiri.

Komisioner Ombudsman RI, Dadan Suparjo Suharmawijaya, juga hadir dalam pertemuan ini dan merespons keluhan dari para pelaku usaha kopi.

Dia menyatakan bahwa awalnya pertemuan ini dimaksudkan untuk membahas pelayanan publik, namun ternyata mereka menemukan permasalahan yang kompleks yang dihadapi oleh pengusaha dan petani kopi Gayo.

Dadan menekankan bahwa permasalahan yang dihadapi ini memiliki dampak yang signifikan dan bersifat nasional, bahkan internasional, terutama dalam konteks perdagangan luar negeri. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved