Berita Aceh Tengah

Sepak Bola di Aceh Tengah Memperihatinkan: Liga 3 Tak Ikut, U13 Jadi Bulan-bulanan Skor 8-0

Situasi sepak bola di kabupaten Aceh Tengah mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak.

Penulis: Kiki Adelia | Editor: Malikul Saleh
For TribunGayo.com
Kondisi sepak bola tersebut menciptakan kekhawatiran akan masa depan olahraga sepak bola di daerah yang berhawa sejuk itu. 

TRIBUNGAYO.COM - Situasi sepak bola di kabupaten Aceh Tengah mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak.

Kondisi sepak bola tersebut menciptakan kekhawatiran akan masa depan olahraga sepak bola di daerah yang berhawa sejuk itu.

Keadaan sepak bola di Aceh Tengah saat ini menunjukkan gambaran yang cukup memprihatinkan.

Salah satu aspek yang menjadi sorotan adalah minimnya kolaborasi yang efektif antara Askab PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) Aceh Tengah dan Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga) kabupaten setempat.

Kurangnya kerja sama antara Askab PSSI Aceh Tengah dan Dispora setempat telah menjadi hambatan utama dalam pengembangan sepak bola di kabupaten tersebut.

Salah satu hal yang paling krusial dan menjadi sorotan akhir-akhir ini adalah klub Persitas Aceh Tengah yang merupakan klub kebanggaan masyarakat Takengon ini yang tidak mengikuti Liga 3.

Diketahui, Aceh Tengah memiliki 2 klub kebanggan nya yakni Persitas Takengon dan Persilatama Takengon.

Yang mana Liga 3 tersebut adalah kompetisi sepak bola yang memiliki kasta bawah Liga 1 dan Liga 2 Indonesia.

Baca juga: Ini Hasil Drawing dan Jadwal Putaran 16 Besar Liga 3 Regional Aceh 2023, Klub Wilayah Tengah Nihil

Tercatat klub Persitas Takengon tidak mengikuti kompetisi Liga 3 selama 3 tahun berturut-turut semenjak tahun 2020 lalu.

Terakhir Persitas Aceh Tengah mengikuti kompetisi Liga 3 pada tahun 2020 dengan tuan rumah saat itu kabupaten Gayo Lues.

Padahal saat ini Liga 3 untuk Regional Aceh sedang bergulir dan terdapat sebanyak 25 klub dari seluruh kabupaten/kota di Aceh mengikuti ajang kompetisi sepak bola bergengsi ini.

Namun kabupaten Aceh Tengah nihil mengirimkan para pemainnya untuk mengikuti kompetisi Liga 3 Regional Aceh itu.

Padahal seperti yang kita ketahui, ada banyak klub-klub sepak bola yang berasal dari setiap kecamatan di Aceh Tengah yang memiliki banyak pemain handal dan memiliki pemain cukup berbakat.

Yang menjadi pertanyaan dan menjadi sorotan saat ini, mengapa Aceh Tengah tidak mengirimkan para pemain nya tersebut ke kompetisi Liga 3.

Ternyata tak hanya itu saja, Piala Soeratin U13 yang telah diadakan resmi oleh PSSI pada bulan November 2023 lalu yang juga diikuti oleh seluruh kabupaten/kota di Aceh termasuk Persilatama Takengon.

Sayangnya, klub Persilatama Takengon yang seharusnya bisa membawa nama harum untuk Aceh Tengah ternyata menjadi bulan-bulanan klub lain di ajang Piala Soeratin U13 itu.

Pasalnya saat melawan Persati Aceh Tamiang, klub Persilatama Takengon nihil mencetak gol ke gawang lawan.

Bahkan mereka bungkam dengan skor 8-0, sebuah pil pahit yang harus ditelan oleh Persilatama Takengon di ajang Piala Soeratin U13 tersebut.

Baca juga: Kisah Miftah Pemain Sepak Bola Asal Jagong Jeget Aceh Tengah Masuk Liga 3 Indonesia

Secara dramatis, lapangan-lapangan sepak bola di Aceh Tengah, yang seharusnya menjadi sumber kebanggaan dan sarana pengembangan bakat, kini menunjukkan tanda-tanda memprihatinkan.

Fasilitas yang kurang memadai dan kurangnya perhatian terhadap pengembangan pemain muda menjadi isu yang mendesak untuk diatasi.

Dengan memprioritaskan pembinaan pemain muda, perbaikan fasilitas, dan keterlibatan aktif komunitas, Aceh Tengah dapat mengubah wajah sepak bola lokal menjadi sumber inspirasi dan prestasi.

Seruan untuk tindakan segera kepada PSSI dan Dispora setempat adalah langkah awal yang penting menuju pemulihan dan kemajuan sepak bola di Aceh Tengah.

Kepala Dispora Aceh Tengah, Zulfan Diara Gayo melalui Kepala Bidang Olahraga, Mahdi kepada TribunGayo.com pada Rabu (13/12/2023) mengatakan, “persoalan ini mungkin saja dari Askab PSSI Kabupaten Aceh Tengah yang belum pernah memanggil dari pengurus Persitas Aceh Tengah masih ada atau sudah expired tentu ini menjadi kewajiban dari Askab PSSI Kabupaten Aceh Tengah namun sebelumnya program kerja yang dimiliki oleh Askab PSSI Aceh Tengah belum juga disampaikan kepada kami seperti apa metode sistem atau pengembangan baik di usia dini SMP SMA dan kelompok umur 19 21 dan 23” papar Mahdi.

Lanjut Mahdi juga menyampaikan “program tahunan saja tidak dapat disampaikan kepada kita selaku pemerintah, mereka tidak pernah menyampaikan untuk meminta memohon kepada Dinas Pemuda dan Olahraga tentang kegiatan apa yang dilaksanakan di sekolah Kabupaten” sambung Mahdi.

Baca juga: Persitas Takengon Terancam tidak Bisa Ikut Liga 3, Ini Penyebabnya

Lanjut Mahdi juga menjelaskan “tidak harus saling menyalahkan tentunya kami berharap komponen atau lembaga dan organisasi bergerak bersama sehingga maksud dan tujuan dari suatu lembaga itu tentu melatih atau melakukan perbaikan secara administrasi atau manajerial sehingga muncul perubahan-perubahan baik di tingkat pelatih wasit juri dan juga kompetisi lebih bagus kedepannya”. ungkap Mahdi.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Askab PSSI Aceh Tengah, Edwin Saputra yang juga dihubungi TribunGayo.com pada Jumat (15/12/2023) mengatakan program tahunan PSSI Aceh Tengah sudah kami masukan ke pihak Dispora, apakah yang kami masukkan tersebut sudah jadi bungkus terasi?” Tegas Edwin.

Edwin juga menyampaikan, bahwa pihaknya telah berbicara langsung kepada Kepala Dispora untuk menyampaikan dan mengajukan permohonan beberapa waktu yang lalu terkait program-program apa saja yang akan di adakan Askab PSSI Aceh Tengah dalam waktu dekat.

“Kami memiliki data secara rinci yang telah kami ajukan kepada Kadispora Aceh Tengah beberapa bulan yang lalu, pihak Kadispora menjelaskan kepada kami bahwa mereka menunggu anggaran yang disediakan oleh pemkab Aceh Tengah untuk cabang olahraga sepak bola”, Ujar Edwin.

“Bagaimana kami mau bergerak dan membina bibit unggul sepak bola di Aceh Tengah ini jika pihak mereka tidak merespon apa yang telah kami ajukan tersebut”, ungkap Edwin.

Terakhir Edwin juga menyampaikan “minimnya program pembinaan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh PSSI dengan kolaborasi penuh bersama Dispora hal Inilah menyebabkan pemain muda kurang mendapatkan arahan yang memadai untuk pengembangan kemampuan mereka” pungkas Edwin.

“Para pihak yang terlibat dalam pengelolaan sepak bola di Aceh Tengah harus bersatu padu mengatasi tantangan ini.

Melalui kemitraan yang kuat antara PSSI, Dispora, pemerintah daerah, dan masyarakat, diharapkan bahwa sepak bola Aceh Tengah dapat kembali meraih kejayaannya dan menjadi lahan subur bagi bakat-bakat masa depan” tutup Edwin.

Secara terpisah, salah satu pemain sepak bola yang berasal dari klub ternama di Aceh Tengah yang tidak mau disebutkan namanya menanggapi permasalahan ini.

Dirinya menyampaikan “PSSI diharapkan untuk mengambil peran proaktif dalam menyelenggarakan program pembinaan dan pelatihan bagi para pemain, pelatih, dan pengelola klub di Aceh Tengah, sehingga bakat kami para pemain bola bisa tersalurkan” ungkap pemain bola tersebut.

“Tidak kalah penting, Dispora setempat seharusnya juga memberikan dukungan maksimal. Penyediaan fasilitas yang memadai, peningkatan kondisi lapangan, dan pengembangan kompetisi sepak bola lokal harus menjadi prioritas.

Dengan demikian, para pemain muda dapat tumbuh dan berkembang dengan potensi maksimal” tutup pemain bola itu.

Keberhasilan sepak bola lokal tidak hanya bergantung pada pembinaan pemain, tetapi juga pada keterlibatan komunitas secara luas.

PSSI dan Dispora diharapkan untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah dan pihak swasta dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan sepak bola. (*)

(TribunGayo.com/Kiki Adelia)

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved