Setiap Hari RSUD Datu Beru Takengon Tangani 25 Pasien Cuci Darah, Mulai Remaja Hingga Dewasa

Masyarakat sering mengkonsumsi makanan siap saji atau junk food dan jarang berolahraga. Ini dapat menyebabkan hipertensi.

Penulis: Alga Mahate Ara | Editor: Budi Fatria
Tribungayo.com
Kepala Unit Humas RSUD Datu Beru Takengon, Himawan 

Laporan Alga Mahate Ara| Aceh Tengah

TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Setiap tahun, jumlah pasien yang menjalani terapi Hemodialisis (HD) atau cuci darah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru Takengon, Aceh Tengah, terus meningkat.

Sebagaimana diketahui, hemodialisis ini merupakan tindakan atau usaha membersihkan darah dari bahan-bahan beracun sisa metabolisme tubuh yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal dari tubuh manusia.

Berdasarkan data dihimpun TribunGayo.com, setiap hari Rumah Sakit Datu Beru Takengon menangani sekitar 25 pasien HD atau cuci darah, mulai remaja hingga orang dewasa.

"Jumlah pasien yang terus bertambah bahkan sebelumnya sempat mengakibatkan kekurangan alat sehingga beberapa pasien baru terpaksa harus mencari layanan cuci darah di kabupaten terdekat," ujar Kepala Unit Humas RSUD Datu Beru Takengon, Himawan, Selasa (3/9/2024).

Lanjutnya, sebelumnya ada pasien yang tidak bisa menjalani cuci darah di sini, karena kekurangan alat tambahan, sehingga mereka harus pergi ke Lhokseumawe dan pulang-pergi untuk cuci darah.

Namun, sekarang ini kata Himawan, Rumah Sakit Datu Beru Takengon, sudah memiliki 30 alat untuk cuci darah.

"Alhamdulillah, sekarang kami telah menambah kapasitas dari 25 pasien, kini kami bisa melayani hingga 30 pasien per harinya," kata Himawan.

Mencegah Cuci Darah

Sementara itu, dokter di ruangan Hemodialisis RSUD Datu Beru Takengon, dr Arif, menjelaskan bahwa kebutuhan cuci darah disebabkan oleh berbagai penyakti seperti, hipertensi, penggunaan obat yang tidak tepat, gangguan organ, tumor, dan juga diabetes.

Menurutnya, dalam mencegah cuci darah, dr Arif menekankan pentingnya pola hidup sehat, termasuk olahraga teratur, konsumsi makanan sehat, dan istirahat yang cukup.

"Masyarakat sering mengkonsumsi makanan siap saji atau junk food dan jarang berolahraga. Ini dapat menyebabkan hipertensi dengan tekanan darah tinggi yang merusak organ tubuh seperti otak, jantung, dan liver serta organ lainya apabila terkena hipertensi," ungkap dr Arif.

Mencegah Hipertensi

Menurut dr Arif, jika seseorang mengalami hipertensi dengan tekanan darah tinggi dalam waktu tiga bulan atau lebih, biasanya kondisi ini sudah tidak dapat dimodifikasi dan memerlukan pengobatan seumur hidup.

"kalau sudah hipertensi yang harus makan obat rutin setiap hari,” kata dr Arif.

Ia juga menambahkan, bahwa ada stigma di masyarakat bahwa mengonsumsi obat hipertensi secara terus-menerus dapat merusak ginjal.

Padahal, ketidakrutinan dalam mengonsumsi obatlah yang dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal para pasien.

Sumber: TribunGayo
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved