Berita Bener Meriah

Update Aktivitas Gunung Merapi Burni Telong Bener Meriah: Terjadi 19 Kali Gempa Tektonik Jauh

Menurutnya seismograf telah beroperasi dengan baik dan merekam kegempaan yang didominasi oleh gempa tektonik jauh (tj).

|
Penulis: Bustami | Editor: Mawaddatul Husna
Tribunnews.com
Gunung Burni Telong di Bener Meriah. 

Laporan Bustami | Bener Meriah 

TRIBUNGAYO.COM, REDELONG - Gempa vulkanik dan tektonik telah terjadi di Gunung Merapi Burni Telong, Bener Meriah sepanjang Oktober 2024.

Meskipun dilaporkan ada terjadi gempa, namun gunung dengan ketinggian 2.624 Mdpl itu masih berstatus Level I (Normal).

Kepala Pos Pengamat Gunung Burni Telong, Ihsan Nopa Abdi dalam laporannya pada Kamis (7/11/2024) menjelaskan ada aktivitas berupa kegempaan pada Gunung Burni Telong selama periode 1-31 Oktober 2024.

Menurutnya seismograf telah beroperasi dengan baik dan merekam kegempaan yang didominasi oleh gempa tektonik jauh (tj).

Untuk jenis gempa yang terjadi yaitu diantaranya gempa vulkanik dangkal 1 kali, gempa vulkanik dalam sebanyak 7 kali, Kemudian 3 kali gempa tektonik Lokal dan 19 kali gempa Tektonik Jauh.

Lalu aktivitas hembusan asap kawah di gunung Burni Telong masih tidak teramati seperti sebelumnya, dengan demikian aktivitas hembusan kawah masih relatif rendah. 

"Dengan tidak adanya hembusan asap kawah menunjukkan pula tidak terjadi peningkatan temperatur pada area kawah dan juga tidak terjadi pergerakan gas ke permukaan," ungkapnya.

Menurutnya lagi, gempa vulkanik pada periode ini terekam dalam jumlah yang relatif rendah yaitu hanya terekam tujuh kali kejadian selama satu bulan ini. 

Maka hal ini menunjukkan aktivitas magma masih terjadi secara dinamis tapi tidak menunjukkan adanya pergerakan ke permukaan maupun peningkatan suplai magma. 

Pada periode ini terekam 1 Gempa Vulkanik-Dangkal yang menunjukkan aktivitas tekanan magma mencapai kedalaman yang dangkal.

"Karena jumlah kegempaan yang masih rendah maka aktivitas kegempaan gunung Burni Telong masih dalam batas normal.

Tapi hanya saja ada potensi ancaman bahaya lain dapat berupa gas vulkanik beracun seperti CO2, CO, dan SO2 di daerah sekitar area tembusan solfatara dan fumarol," terangnya.

Ia berharap kepada masyarakat dan pengunjung ataupun pendaki gunung api Burni Telong untuk tidak berada di daerah fumarol dan solfatara pada saat cuaca mendung atau hujan karena konsentrasi gas dapat membahayakan kehidupan.

"Untuk aktivitas gunung Burni Telong akan dievaluasi secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan.

Halaman
12
Sumber: TribunGayo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved