Berita Aceh Tengah

Miris SD Negeri 9 Linge 12 Tahun Bertahan Dengan RKB yang Sudah Tidak Layak, Kini Menanti Perbaikan

Namun, gempa besar yang mengguncang Gayo pada 2013 merusak bangunan tersebut hingga tidak layak digunakan.

Penulis: Romadani | Editor: Sri Widya Rahma
FOR TRIBUNGAYO.COM
Kondisi ruang kelas belajar SD Negeri 9 Linge, Aceh Tengah, Senin (13/1/2025) 

Laporan Romadani | Aceh Tengah

TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Berawal dari longsor yang terjadi belasan tahun silam memaksa SD Negeri 9 Linge meninggalkan lokasi sekolah lamanya dan berpindah ke pinggir jalan lintas Jamat- Owaq.

Relokasi itu menjadi awal dari perjalanan panjang penuh liku bagi sekolah ini, yang hingga kini masih bertahan di bawah kondisi serba terbatas.

Pada tahun 2009 dan 2011, pemerintah membangun dua ruang kelas baru (RKB) dengan total lima kelas untuk sekolah ini.

Namun, gempa besar yang mengguncang Gayo pada 2013 merusak bangunan tersebut hingga tidak layak digunakan.

Sebagai tanggap darurat, pemerintah membangun satu RKB yang difungsikan untuk tiga kelas.

Sayangnya, bangunan darurat ini pun kini menunjukkan kerusakan serius dengan retakan di dinding dan tiang yang semakin melebar.

Kepala SDN 9 Linge, Juhursyah menyampaikan kondisi bangunan yang memprihatinkan.

Dua RKB yang tersisa rusak parah dengan tiang, lantai, dan dinding retak sehingga tidak dapat digunakan lagi.

Kini, hanya satu RKB darurat yang menjadi tempat belajar mengajar bagi seluruh siswa SD Negeri 9 Linge.

"Karena keterbatasan ruang, enam kelas siswa terpaksa digabung menjadi tiga ruangan.

Bahkan ruang guru dan kantor tidak tersedia lagi," ujar Kepala Sekolah SD Negeri 9 Linge, Juhursyah.

Ia mengungkapkan betapa sulitnya menjalankan aktivitas pendidikan dengan fasilitas yang sangat terbatas ini.

Juhursyah menuturkan bahwa pihaknya telah berulang kali mengajukan permohonan perbaikan kepada pemerintah sejak bertahun-tahun lalu.

Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut nyata dari pihak berwenang.

"Kami sudah menyampaikan kondisi ini setiap tahun, baik kepada Dinas Pendidikan maupun pemerintah daerah.

Sayangnya, hingga kini belum ada perbaikan sama sekali. Sudah 12 tahun kami menanti," keluh Juhur.

Meski demikian, aktivitas belajar mengajar tetap berjalan di tiga ruangan darurat yang kini mulai menunjukkan kerusakan.

"Beberapa tiang dan dinding di ruangan ini sudah mulai terpisah. Tapi, kami tetap berusaha menjalankan tugas kami sebagai pendidik," tambahnya.

Juhur berharap pemerintah segera memberikan perhatian serius terhadap kondisi sekolah ini.

"Kami tidak hanya membutuhkan ruang kelas baru, tapi juga fasilitas penunjang seperti kantor guru, ruang MCK, dan fasilitas lain yang layak.

Semua itu belum pernah kami miliki," katanya penuh harap.

Di tengah keterbatasan, semangat para guru dan siswa di SD Negeri 9 Linge tetap membara.

Namun, tanpa dukungan nyata dari pemerintah mimpi untuk memiliki fasilitas pendidikan yang layak akan terus menjadi angan-angan yang belum terwujud. (*)

Baca juga: Harga Emas di Takengon Tidak Berubah pada Senin 13 Januari 2025

Baca juga: Gas Elpiji 3 Kg Tak Tepat Sasaran, Pertamina Temukan Restoran dan Kafe Gunakan Gas Subsidi

Baca juga: Jalan Nasional Bireuen- Takengon Sempat Tertutup Longsor di Bener Meriah, Kini Kembali Lancar

 

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved