Berita Aceh Tengah Hari Ini

Buntul Kubu, Jejak Sejarah dan Legenda Malem Dewa

Buntul Kubu terdapat sebuah bangunan peninggalan sejarah Belanda yang terletak di jantung kota Takengon, yang saat ini berfungsi sebagai kantor Satpol

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Sri Widya Rahma
ISTIMEWA
BUNTUL KUBU - Sebelah kiri menunjukkan tampak bangunan peninggalan Belanda yang berada di Buntul Kubu 1995. Sebelah kanan menunjukkan tapak bangunan peninggalan Belanda yang berada di Buntul Kubu 2025. Bangunan ini memiliki konstruksi kayu dan setengah beton, dengan arsitektur khas Eropa. 

Laporan Fikar W Eda | Aceh Tengah

TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Di Takengon terdapat sebuah bukit yang dikenal dengan nama Buntul Kubu. Letaknya persis di jantung kota wisata itu.

Dari tempat ini, pengunjung dapat menyapu pandangan ke seluruh bentangan Danau Lut Tawar yang memesona. Bukit ini tidak hanya menawarkan pemandangan yang luar biasa, tetapi juga menyimpan jejak sejarah dan legenda rakyat Gayo.

Di puncaknya berdiri sebuah bangunan tua peninggalan Belanda, yang dulunya digunakan sebagai penginapan atau mess perwira.

BUNTUL KUBU 1995
BUNTUL KUBU - Tampak bangunan peninggalan Belanda di Buntul Kubu 1995.

Bangunan ini memiliki konstruksi kayu dan setengah beton, dengan arsitektur khas Eropa.

Fungsi bangunan ini telah beberapa kali berubah. Pernah dijadikan penginapan oleh pemerintah daerah, lalu Museum Gayo, namun kemudian berubah fungsi lagi menjadi Kantor Satpol PP sampai sekarang. 

Buntul Kubu bukan sekadar situs kolonial. Dalam khazanah legenda rakyat Gayo, tempat ini dikenal sebagai kediaman Inen Keben, seorang tokoh penting dalam kisah Malem Dewa.

Diceritakan, pada suatu waktu tujuh bidadari turun dari kayangan dan mandi di sebuah tempat bernama Atu Pepangiren, yang lokasinya tak jauh dari Buntul Kubu.

Malem Dewa mencuri selendang milik putri bungsu, sehingga ia tak bisa kembali ke kayangan bersama enam saudaranya.

Kemudian, Malem Dewa meminta bantuan Inen Keben yang tinggal di Buntul Kubu untuk melamar sang putri bungsu.

Lamaran itu diterima, dan mereka pun menikah. Kisah ini menjadi bagian penting dari cerita rakyat Gayo yang hidup dari generasi ke generasi.

LOMBA PERAHU PADA AGUSTUS 1995 DI BAWAH BUNTUL KUBU
LOMBA PERAHU - Suasana lomba perahu di bawah Buntul Kubu pada tahun 1995.

Dalam publikasi pariwisata Aceh tahun 1994/1995, tercantum sebuah foto Buntul Kubu, di mana di bawah bukit tersebut tampak sedang berlangsung lomba adu perahu, bagian dari pesta rakyat Agustus 1995.

Suasana saat itu sangat meriah, dengan penonton yang tumpah ruah di tepi Danau Lut Tawar. (*) 

Baca juga: BPBD Bener Meriah Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang

Baca juga: Tahun Ini Anggaran Rutin Jalan dan Jembatan di Aceh Tenggara Turun Menjadi Rp 4,5 Miliar

Baca juga: Anggaran Perjalanan Dinkes Aceh Tengah Dinilai Keliru, Zam Zam: "Jangan Main-Main Soal Perencanaan"

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved