Berita Aceh Tengah Hari Ini
Ramai-ramai Peserta Bener Meriah Tarik Diri dari Event Pacuan Kuda di Aceh Tengah, Ini Alasannya
Sejumlah pemilik kuda pacu dari Kabupaten Bener Meriah memutuskan untuk mundur dari ajang pacuan kuda tradisional
Penulis: Alga Mahate Ara | Editor: Rizwan
Laporan Alga Mahate Ara|Aceh Tengah
TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON – Sejumlah pemilik kuda pacu dari Kabupaten Bener Meriah memutuskan untuk mundur dari ajang pacuan kuda tradisional yang digelar dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia di Lapangan HM. Hasan Gayo (Belang Bebangka), Kabupaten Aceh Tengah.
Sedikitnya 90 ekor kuda dilaporkan telah kembali ke kandang masing-masing di Bener Meriah, sejak pukul 07:00 WIB.
Padahal, event tahunan tersebut rencananya akan mulai digelar pada Senin (25/8/2025) besok hingga Minggu (31/8/2025).
Plt Kepala Dinas Pariwisata Bener Meriah, Sukry Tomtars, membenarkan hal tersebut.
Ia menyatakan bahwa pihaknya bersama para pemilik kuda saat ini tengah bersiap untuk meninggalkan lokasi pacuan.
"Betul, saat ini kita sedang bersiap untuk meninggalkan lapangan,"ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (24/8/2025).
Namun, Sukry belum menjelaskan secara rinci alasan dibalik keputusan tersebut.
"Untuk alasannya nanti akan saya sampaikan, yang jelas keputusan ini atas sepengetahuan dan izin dari Bapak Bupati," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Aceh Tengah, Sukirman, mengaku telah menerima informasi mengenai penarikan diri kontingen dari Bener Meriah.
Namun, ia juga menyebut belum mengetahui secara pasti penyebab keputusan tersebut.
“Ini sedang kita bicarakan, jelasnya mereka memilih menarik diri bukan kita usir,"kata Sukirman.
Ia menambahkan bahwa informasi awal yang diterima pihaknya menunjukkan bahwa persoalan teknis menjadi penyebab utama.
“Pastinya kami belum tahu, karena urusan teknis. Nanti kami kabarkan kembali,"pungkasnya.
Salah seorang pemilik kuda yang tidak ingin disebutkan namanya, menyapaikan bahwa alasan mereka memilih meninggalkan lapangan pacuan kuda M.H Hasan Gayo, lantaran proses administrasi yang terkesan dipersulit.
Berbeda dengan tahun sebelum, kali ini mereka diminta bertanggung jawab apabila terjadi kerusakan di kandang maupun di lapangan saat pagelaran pacuan kuda.
“Alasan mereka karena menggunakan fasilitas Lapangan H.M Hasan Gayo yang belum diserahterimakan ke daerah, jadi kami diminta menunjuk penanggung jawab,” ujarnya.
Permasalahan tersebut sempat membuat perdebatan dan ketegangan pemilik kuda yang telah terjadi sejak Sabtu malam.
Sementara itu, Wakil Ketua Komunitas Kuda Pacu Tradisional Gayo (KKP Traga) Bener Meriah, Azhari mengungkapkan alasan pihaknya memilih tarik diri dari Pacuan Kuda Tradisional Gayo dalam rangka Semarak HUT ke-80 RI di Lapangan H.M. Hasan Gayo, Blang Bebangka, Aceh Tengah.
Menurutnya, mereka dipersulit terkait dengan urusan administrasi oleh pihak panitia. Padahal, sejak dua hari berada di lokasi, berbagai persyaratan telah mereka penuhi.
“Mulai dari surat menyurat terkait kandang yang disepakati hanya untuk 7–8 hari, namun belakangan diminta ditanggung biaya hingga sebulan penuh, terhitung 10 Agustus–10 September 2025,” katanya.
Selain itu, pihkanya juga merasa keberatan dengan proses administrasi yang terkesan di persulit dan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Semua sudah kami setujui, sudah kami penuhi. Tapi kemudian diminta lagi surat pengantar dari Bupati Bener Meriah. Masak hal seperti itu pun harus ada pengantar Bupati? Kami keberatan. Lebih baik kami ambil kebijakan untuk pulang,” ujarnya.
Menanggapi kabar yang menyebutkan adanya dugaan pemersulit administrasi terhadap komunitas pacuan kuda dari Bener Meriah, panitia penyelenggara dalam hal ini Komite Nasional Olahraga Indonesia (KONI) Aceh Tengah memberikan klarifikasi.
Sekretaris KONI Aceh Tengah, Yusnardi, melalui sambungan telepon pada Minggu (23/08/2025), membantah tudingan tersebut.
Menurutnya, pelaksanaan event pacuan kuda dalam rangka HUT ke-80 RI masih menggunakan fasilitas Lapangan H.M Hasan Gayo yang belum diserahterimakan sepenuhnya ke pemerintah daerah.
“Sehingga, kami panitia membutuhkan penanggung jawab dari setiap kabupaten untuk menjaga fasilitas yang digunakan, khususnya kandang,” ungkap Yusnardi.
Untuk Kabupaten Bener Meriah, kata Yusnardi, panitia telah memberikan ruang bagi kedua pihak, yaitu Pordasi Bener Meriah dan pemilik kuda yang tidak tergabung dalam Pordasi, untuk masing-masing menunjuk satu penanggung jawab.
“Dalam hal ini, untuk pemilik kuda yang tidak tergabung dalam Pordasi kita minta sebuah surat dari Pemkab Bener Meriah menunjuk penanggung jawab. Surat inilah yang belum kami terima hingga saat ini,” jelasnya.
Yusnardi menegaskan, pihaknya tidak pernah berniat mempersulit, namun semata-mata mengedepankan tanggung jawab terhadap penggunaan fasilitas lapangan.
“Pada intinya, panitia penyelenggara dalam hal ini KONI Aceh Tengah mengedepankan upaya untuk menjaga fasilitas lapangan yang masih dipinjam pakai,” tutupnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi tambahan dari pihak Bener Meriah terkait rencana mereka ke depan pasca penarikan diri dari ajang pacuan tersebut. (*)
Baca juga: Heboh! Puluhan Kuda Asal Bener Meriah Mundur dari Pacuan Kuda Tradisional Gayo 2025 di Aceh Tengah
Polres Aceh Tengah Bersama Komunitas Sepeda Akan Gelar Lomba di Takengon |
![]() |
---|
Harga Gula Pasir di Pasar Inpres Takengon Stabil, Aktivitas Pasar Tetap Normal |
![]() |
---|
Potret Pilu Terulang Kembali, Ibu Hamil di Aceh Tengah Naik Grek Sorong Lewati Jembatan Ayun ke RSUD |
![]() |
---|
55 Pasangan Ajukan Dispensasi Nikah Dini di Aceh Tengah, Didominasi Usia 14-16 Tahun |
![]() |
---|
PAD dari Industri Getah Pinus Belum Optimal, Pemkab Aceh Tengah Diminta Audit Hasil Bahan Mentah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.