AS dan Suriah Akhiri Ketegangan, Donald Trump Sambut Presiden Ahmed Al-Sharaa di Gedung Putih
Video percakapan santai kedua pemimpin tersebut beredar luas di media sosial dan menjadi sorotan dunia.
TRIBUNGAYO.COM - Hubungan antara Amerika Serikat dan Suriah memasuki babak baru setelah pertemuan bersejarah antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa di Oval Office, Washington D.C., pada Senin (10/11/2025).
Video percakapan santai kedua pemimpin tersebut beredar luas di media sosial dan menjadi sorotan dunia.
Pertemuan ini menandai titik balik penting dalam diplomasi kedua negara yang sebelumnya tegang selama lebih dari satu dekade.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, kunjungan resmi Ahmed Al-Sharaa ke Washington terjadi hanya beberapa hari setelah namanya dicabut dari daftar sanksi teroris Amerika Serikat.
Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintahan Trump untuk membuka kembali jalur diplomatik dengan Damaskus setelah berakhirnya rezim Bashar al-Assad tahun lalu.
Ahmed Al-Sharaa sendiri merupakan tokoh yang berperan besar dalam penggulingan Assad melalui gerakan pemberontak yang akhirnya membentuk pemerintahan baru di Suriah.
Dari hasil pertemuan tersebut, Amerika Serikat dikabarkan sepakat untuk menghentikan sebagian sanksi Caesar Act terhadap Suriah selama 180 hari. N
amun, pengecualian tetap diberlakukan untuk transaksi yang melibatkan Rusia dan Iran.
Menurut laporan Syrian Observer, Caesar Act merupakan undang-undang sanksi yang diberlakukan AS sejak 2019 untuk menekan rezim Assad dan sekutunya, dengan tujuan melindungi warga sipil dari kekerasan serta pelanggaran hak asasi manusia.
Langkah pencabutan sementara sanksi ini dipandang sebagai sinyal positif menuju pemulihan hubungan ekonomi dan politik antara Washington dan Damaskus, sekaligus membuka peluang bagi stabilitas baru di kawasan Timur Tengah.
Momen Parfum dan Candaan “Punya Istri Berapa?”
Di sela-sela pertemuan itu, Trump menunjukkan keramahtamahannya kepada Al-Sharaa.
Mengutip Newsweek, Trump menghadiahkan parfum kepada Al-Sharaa.
“Ini parfum terbaik, dan satu lagi untuk istrimu,” ujar Trump kepada Al-Sharaa.
“Berapa banyak istri?” tambahnya.
“Hanya satu,” jawab Al-Sharaa.
“Ya... saya tidak pernah tahu,” sahut Trump sambil tertawa.
Al-Sharaa lalu membalas pertanyaan itu dengan nada bercanda, “Saat ini, satu,” dan keduanya pun tertawa bersama.
Respons Publik
Percakapan ringan antara Trump dan Al-Sharaa ini menuai beragam reaksi publik.
Wakil Presiden AS JD Vance menilai lelucon Trump dengan Al-Sharaa menunjukkan sisi humor alami sang presiden.
Dalam acara Make America Healthy Again (MAHA) bersama Menteri Kesehatan Robert F. Kennedy Jr., Vance berkata:
“Saya tidak tahu apakah Anda melihat berita ini di media sosial, tapi Presiden bertemu dengan Presiden Suriah, Al-Sharaa, di Oval Office beberapa hari lalu, dan beliau bertanya kepadanya, ‘Berapa istri Anda?’”
“Pertanyaan yang luar biasa, bukan? Pemilihan waktu yang tepat untuk komedi. Ada lapisan-lapisannya, semacam meta-humor di dalamnya. Kami punya banyak humor yang bagus di kabinet.”
Vance dan Kennedy saat itu sedang membahas siapa pejabat paling lucu di kabinet Trump.
Mereka sepakat bahwa Trump sendiri termasuk yang paling lucu, bersama Menteri Luar Negeri Marco Rubio.
Sementara itu, influencer sayap kanan Laura Loomer menulis di X (Twitter) dengan nada sinis, merujuk pada Al-Sharaa dengan nama samarannya, Abu Mohammad al-Julani:
“Presiden Trump memberi teroris ISIS, Julani, sebotol parfum di Oval Office. Ia berkata, ‘Yang satunya lagi untuk istrimu.’ Lalu bertanya, ‘Berapa istrimu? Satu?’ Julani tertawa dan menjawab, ‘Satu.’
Trump membalas, ‘Kita tidak pernah tahu.’
Sebuah referensi untuk pria Muslim yang bisa memiliki hingga empat istri. Catatan: saya tidak menganggapnya lucu.”
Sementara jurnalis Vicky Richter menulis di X:
“Presiden Trump sekali lagi membuktikan bahwa dia adalah pria terlucu yang pernah menduduki Oval Office.
Katakan apa pun tentangnya, tapi jujur saja, bagaimana mungkin Anda tidak menyukainya?”
Kelanjutan Hubungan AS-Suriah
Dilansir Newsweek, kunjungan Al-Sharaa menandai pertama kalinya seorang kepala negara Suriah disambut di Gedung Putih sejak negara itu merdeka dari Prancis pada 1946.
Selain menyatakan komitmen untuk bergabung dalam koalisi pimpinan AS melawan ISIS, Al-Sharaa juga memanfaatkan kunjungan tersebut untuk mengadvokasi pencabutan permanen sanksi terhadap Suriah atas pelanggaran HAM yang dilakukan di masa pemerintahan Bashar al-Assad.
Sanksi Caesar Act saat ini tetap ditangguhkan sementara berdasarkan keringanan yang diperbarui oleh Trump pada Senin, namun pencabutan penuh masih memerlukan persetujuan Kongres.
Kedua pemimpin juga membahas perundingan damai yang sedang berlangsung antara Israel dan Suriah.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Amerika Serikat
Donald Trump
Suriah
Presiden
Ahmed Al-Sharaa
Gedung Putih
berita tribun gayo hari ini
| Cek 5 Tambahan Bansos yang Akan Segera Cair November 2025, Ini Rinciannya |
|
|---|
| Harga Emas Antam Naik Lagi Kamis 13 November 2025, Ini Update Terbaru |
|
|---|
| Persiraja Banda Aceh Ditahan Imbang Adhyaksa FC di Pegadaian Championship 2025/2026 |
|
|---|
| Mobil Bank BUMN Terbakar di Polewali Mandar, Bawa Uang Rp4,6 Miliar |
|
|---|
| Harga Kakao Kering di Aceh Tenggara Merosot, Kini Rp 50.000 per Kilogram |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gayo/foto/bank/originals/AMERIKA-DAN-SURIAH.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.