Kebudayaan
Ini Dia 13 Motif, Filosofi dan Makna Kerawang Gayo dalam Kain Adat "Upuh Ulen-Ulen"
Masyarakat Gayo memiliki kain adat disebut Upuh Ulen-Ulen. Memiliki dasar hitam dan permukaan dihiasi dengan beraneka motif yang dikenal kerawan Gayo
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Rizwan
Laporan Fikar W.Eda I Jakarta
TRIBUNGAYO.COM, JAKARTA - Masyarakat Gayo memiliki kain ada yang disebut "Upuh Ulen-Ulen."
Memiliki dasar hitam dan permukaan dihiasi dengan beraneka motif yang dikenal kerawang Gayo.
Warnanya sangat kuat dan menonjol; merah, putih, kuning, hijau.
Berikut adalah motif-motif kerawang Gayo dan filosofinya, yang
terdapat pada "Upuh Ulen-Ulen,"
Dikutip TribunGayo.com, Sabtu (30/7/2022) yang ringkas dari buku "Kekayaan Khazanah Adat Budaya Gayo," Majelis Adat Gayo Kabupaten Aceh Tengah.
Buku tersebut dengan penerbit Mahara Publishing, 2017.

Baca juga: Dibalut Jubah Kerawang Gayo, Devie Matahari Bacakan "Subang Muyang Datu" di Perpusnas Jakarta
1.Emun Berangkat
Filosofi: beluh sara loloten, mewen sara tamunen, Ike beluh ara si rai, ike mewen ara si ewei.
Makna: lambang kesetiaan dalam masyarakat Gayo, sejalan dan tetap dalam kesatuan.
2. Emun Beriring
Filosofi: si bijak kin perawah, si kuet ton ni nemah, kunul tar uken penetus ni peri, remalan tar mulo perengang ni tali.
Makna: satu kesatuan yang kokoh dalam masyarakat dan penempatan sesuai fungsi.
3. Emun Berkune
Filosofi: keramat mupakat, behu berdedele. Tirus lagu gelas, bulet lagu umut. Susun lagu belo, rempak lagu re.
Makna: melambangkan demokrasi dalam mencari kebenaran, mengambil keputusan dan dilaksanakan penuh tanggungjawab.
Baca juga: Bupati Aceh Tengah Sebut Motif Kerawang Gayo Ditemukan di Sejumlah Negara Hingga Vietnam
4. Mata Ni Lo
Filosofi: mupestak pejer, mubiner mata ni lao, ulen beganti ulen, lao beganti lao. Tarlo si pitu, ketike si lime, langkah rezeki, petemun maut. Lao tulu lao, ingi tulu ingi.
Makna: melambangkan sumber kehidupan segala mahluk. Syukur atas nikmat, sabar atas bala. Hubungan Minallah dan minannas, dan dengan alam lingkungan.
5. Peger
Filosofi: emas berpuro, koro beruwer, teluk mepenimen, penyangkulen mubelide. Dagang mutenelen, perahu musakaten.
Makna: masyarakat berada dalam ketaatan adat dan Syariat Islam. Berada di luar itu, tidak peroleh perlindungan.
6. Pucuk Ni Tuis
Filosofi: kucak berkaul, konon bernaru, warus berwajib, sinte berluah.
Makna: motivasi dan pendidikan bagi generasi penerus.
Baca juga: Wandi Gayo Pakai Syal Kerawang Gayo dan Diiringi "Serudang Mango" di Ajang Olahraga One Pride MMA
7. Puter Tali Tige
Filosofi: idung bertetunung, tali puter Tige, ari berbemulo.
Makna: Saling menyokong dan mendukung terhadap kebaikan dan kebenaran.
8. Rante
Filosofi: ratip musara anguk, nyawa musara peluk, alang tulung beret Berbantu, Tuah berpapah, bahgie bertona.
Makna: persatuan dan kesatuan. Kukuh, saling menunjukkan keterpaduan satu sama lain.
9. Saraq Opat
Filosofi: deret ni tarak pan supak, deret uwer pan kule.
Makna: saraq artinya hukum, peraturan, norma, tata tertib wilayah kekuasaan. Opat adalah unsur yang ada di dalamnya, yaitu:
Baca juga: Angkat Marwah Gayo Di Panggung Olahraga One Pride MMA, Mirwandi Arinasko Kenakan Syal Motif Kerawang
A. Reje Musuket Sipet adalah adil, bijaksana, penuh perhitungan dalam mengambil keputusan.
B. Petue musidik sasat adalah memiliki sifat menyelidiki dan mensiasati tentang kehidupan masyarakat.
C. Imem muperlu sunet adalah melaksanakan yang terkait dengan Syariat Islam, baik yang wajib, maupun sunat.
D. Rayat Genap Mupakat adalah musyawarah dan kebulatan kehendak rakyat.
10. Tali Mestike.
Filosofi: Pakat jeroh genap bise. Ku ukum gere pipet, ku edet gere ble. Nenggeri Linge, ling mupunce nenggeri antara. Seneta roa jengkal, sedepa opat seta, senare opat kal.
Makna: sama-sama memiliki kesadaran yang bersumber dari kebaikan yang selalu diridhai Allah SWT.
11. Tapak Sleman.
Filosofi: Kulangit jarak ilang, ku bumi ku atu ampar, ike i uken pitu telege, i toa pitu Kuala.
Makna: setiap penyelesaian suatu masalah harus arif dan bijaksana.
Baca juga: Ayun dan Prof Mr Chen dari Takengon Pakai Kerawang Gayo, Semarakan Didong Gayo di Perpusnas Jakarta
12. Tekukur
Filosofi: inget-inget sebelum Kona, hemat jimet tengah ara. Lungi enti patah telan, pit enti patah loah.sejengkal ku arap, sedepa ku kuduk, mulo tekedir, puren terpikir.
Makna: mengambil keputusan harus dengan kesadaran penuh dan harus dipertimbangkan dari segala aspek.
13. Cucuk Pengong
Filosofi: edung bertetunung, tali puter tige.
Makna: menggambarkan saraq opat harus saling sepadan, sepapah dan sepenanggungan, mengeskoresikan persatuan dan saling mengikuti dalam menyelesaikan permasalah.(*)
Baca juga: FOTO - FOTO Keindahan Wisata Bur Telege Takengon Aceh Tengah