Berita Aceh Tengah
Bupati Shabela Ajak Masyarakat Perkuat Adat Istiadat dan Kearifan Lokal
Bahwa sistem pemerintahan di Provinsi Aceh khususnya di Tanah Gayo ini memiliki nilai luhur dan, filosofi sakral yang mengatur tatanan kehidupan
Penulis: Romadani | Editor: Jafaruddin
lihat foto
Laporan Romadani | Aceh Tengah
TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Bupati Aceh Tengah, Drs Shabela Abubakar mengajak masyarakatnya untuk kembali kepada jati diri yang berakar pada adat dan budaya Gayo,
yang kental dengan tata nilai dan norma terbingkai dengan nuansa agama yang Islami.
Hal tersebut disampaikan orang nomor satu di kabupaten penghasil kopi ternama di dunia itu,
saat acara pelantikan Reje Kampung Asir-Asir Kecamatan Lut Tawar, Jumat (5/8/2022), di Meunasah Al Muslim kampung setempat.
Shabela Abubakar menjelaskan, seiring dengan berlakunya Undang-undang Pemerintahan Aceh,
maka semakin terbuka kesempatan bagi masyarakat untuk kembali kepada jati diri yang beradat.
Baca juga: Bupati Shabela Dampingi Brigjen TNI Agus Prasetyo dari Mabes TNI Tinjau TMMD di Aceh Tengah
Bahwa sistem pemerintahan di Provinsi Aceh khususnya di Tanah Gayo ini memiliki nilai luhur dan,
filosofi sakral yang mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat.
"Sebut saja seperti bagaimana leluhur kita telah mengatur tata cara menjalankan roda pemerintahan dalam wadah Sarak Opat dengan wujud Reje simusuket sipet.
Imem simuperlu sunet. Petue simusidik sasat, dan rayat genap mupakat," kata Shabela.
Menurut Bupati Shabela, pengakuan itu perlu dimaknai secara benar oleh masyarakat terutama di kampung-kampung selaku garda terdepan pemerintahan,
Baca juga: Putri Bupati Aceh Tengah Shabela Dipersunting Seorang Polisi, Akad Nikah di Masjid Agung Ruhama
agar adat istiadat dan kearifan lokal menjadi titik awal kegiatan pemerintahan, pembangunan serta sosial kemasyarakatan di Kabupaten Aceh Tengah.
"Maknanya adalah bahwa dalam setiap tingkah laku, sikap,
perbuatan dan tindakan yang berhubungan dengan orang lain terutama masyarakat di daerah ini selalu ada aturan dan disiplin,” jelas Shabela.
Dengan memakai tolok ukur adat istiadat (Gayo), yang selalu berdampingan dengan tolok ukur agama (Islam).
Oleh karena itu, dia berharap kiranya kekayaan budaya dan kearifan lokal yang pernah hidup di tengah-tengah masyarakat.
Baca juga: Bupati Aceh Tengah Ajak Masyarakat Taati Nilai-nilai Syariat Islam
Perlu dilestarikan dan dikembangkan agar menjadi pendorong,
bagi upaya mewujudkan kebersamaan dan kekeluargaan,
serta menjadi jati diri kehidupan masyarakat Kabupaten Aceh Tengah.
"Betapapun berat dan sulitnya halangan kedepan, harus dihadapi dengan arif dan bijaksana.
Seperti bahasa adat kita ratib musara nanguk, nyawa musara peluk. Bulet lagu umut, tirus bilang gelas," pungkas Shabela.(*)
