Aceh Tenggara

Kisah Suhaimi dari Aceh Tenggara, Penambang Pasir Raup Rezeki untuk Sekolah Anaknya

Sungai Lawe Beringin Gayo itu ternyata bukan membawa material kayu gelondongan, tetapi terus mengalir dengan membawa tanah pasir

Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Rizwan
TRIBUNGAYO.COM/ASNAWI LUWI
Suhaimi (42) Warga Desa Semadam Asal, Kecamatan Semadam penambang pasir tradisional di saluran parit di Desa Lawe Beringin Horas, Kecamatan Semadam, Minggu (7/8/2022).  

 Laporan Asnawi I Aceh Tenggara

TRIBUN GAYO.COM, KUTACANE - Sungai Lawe Beringin Gayo yang telah beberapa kali terjadi banjir bandang berlokasi di Kecamatan Semadam, Aceh Tenggara.

Banjir itu ternyata membawa rezeki bagi masyarakat.

Sungai Lawe Beringin Gayo itu ternyata bukan membawa material kayu gelondongan, tetapi terus mengalir dengan membawa tanah pasir.

Tanah pasir mengalir ke saluran parit desa.

Seperti yang disampaikan Suhaimi (42) yang berprofesi sebagai penambang pasir tradisional.

Baca juga: Keistimewaan dan 20 Persen Dana untuk Pendidikan Aceh, Bagaimana Malaysia?

Baca juga: Kakak Adik Korban Rudapaksa di Aceh Tenggara Berusia 17 Tahun dan 11 Tahun, Ada Korban Lain?

Warga Desa Semadam Asal, Kecamatan Semadam sudah 20 tahun bergelut dengan menambang pasir secara tradisional tersebut.

Pekerjaan itu ternyata untuk membiayai pendidikan sekolah anaknya dan biaya hidup hari-hari meski pendapatan yang masih rendah.

Ia menambang pasir di saluran parit di Desa Lawe Beringin Horas, Kecamatan Semadam kabupaten setempat.

Ternyata ia dapat meraup keuntungan mencapai ratusan ribu setiap harinya. 

Aktivitas pekerjaan itu selain meraup keuntungan juga bisa membuat saluran bersih serta bebas mengalirkan air.

Baca juga: Seorang Pria di Aceh Tenggara Bawa Kabur Sepmor Temannya, Modus Pinjam Beli Rokok

Baca juga: Ini Puluhan Objek Wisata Memesona di Aceh Tenggara, di Kawasan TNGL Ada Bunga Raflesia 

Ia menambang pasir menggunakan sekop dari aliran parit yang mengalir ke sungai.

"Saya sudah 20 tahun bekerja sebagai penambang pasir tradisional," cerita Suhaimi kepada TribunGayo.com, Minggu (7/8/2022).

Setiap hari, kata Suhaimi terkadang membawa uang mencapai Rp 200 ribu.

Setiap mobil truk dijual pasir Rp 170.000 dan mobil L 300 Rp 50.000 sudah termasuk upah muat ke mobil.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved