Berita Aceh Tenggara
Alokasi Urea Tahun 2022 di Aceh Tenggara 8.250 Ton, Dewan: Perketat Pengawasan
Kebutuhan pupuk urea untuk Aceh Tenggara berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK) mencapai 13.000 ton.
Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Jafaruddin
Laporan Asnawi I Aceh Tenggara
TRIBUNGAYO.COM, KUTACANE – Kebutuhan pupuk urea untuk Aceh Tenggara berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK) mencapai 13.000 ton.
Sedangkan alokasi urea bersubsidi tahun 2022 seanyak 8.250 ton, sehingga menyebabkan urea langka di Kabupaten Aceh Tenggara.
"RDKK Aceh Tenggara 13 ribu ton urea, namun, alokasi hanya 8,250 ton. Kondisi ini menyebabkan urea tak cukup di pasaran," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tenggara, Riskan SP kepada TribunGayo.com, Selasa (27/9/2022).
Menurut Riskan SP, luas areal sawah di Aceh Tenggara mencapai 8.878 hektare dan lahan jagung 19.250 hektare yang tersebar semua di 16 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Tenggara.
Baca juga: Pupuk Urea Bersubsidi Langka di Aceh Tenggara, Petani: Sudah Capek Mencarinya
Secara terpisah, Tokoh Masyarakat Aceh Tenggara, Nasrulzaman, mengatakan, selama ini kelangkaan pupuk urea bersubsidi di Aceh Tenggara dinilai akibat pengawasan yang lemah. Sehingga urea bersubsidi di lapangan tak tepat sasaran.
Misalnya, kata Nasrul, urea yang seharusnya untuk petani sawah dan jagung, tetapi banyak beralih untuk areal sawit yang dimiliki oleh para pengusaha.
Kondisi inilah, kata Nasrulzaman yang menyebabkan harga pupuk urea bersubsidi melambung dan langka.
Menurut dia, untuk menjamin pendistribusian pupuk urea sampai ke tangan petani, memang diperlukan pengawasan yang ketat, apalagi sebenarnya di Kabupaten Aceh Tenggara ada Komisi Pengawasan Pupuk Pestisida (KP3).
Baca juga: Golkar Aceh Salurkan Pupuk 19,4 Ton untuk Petani di Bener Meriah
Tapipengawasannya masih sangat jauh dari harapan masyarakat di bumi sepakat segenap.
"Kalau pupuk urea bersubsidi tak bisa diawasi oleh KP3 Kabupaten Aceh Tenggara, saya minta Tim Polda Aceh turun ke Aceh Tenggara untuk membasmi dugaan penyimpangan urea bersubsidi di lapangan," pinta Nasrulzaman.
Lanjut Nasrulzaman, dampak kelangkaan pupuk urea akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat dan program ketahanan pangan.
Jadi, sudah saatnya soal urea langka ditangani secara serius di Kabupaten Aceh Tenggara.
Baca juga: VIDEO 105 Ton Bantuan Pupuk NPK Disalurkan ke Bener Meriah
"Jangan terkesan jatah urea tak cukup, tapi pengawasan yang harus di kedepankan," pinta Nasrulzaman.
Ketua Komisi B DPRK Aceh Tenggara Musyadi menyebutkan, penyaluran pupuk urea bersubsidi ini harus pengawasannya yang di perketat. Karena, RDKK itu keluar untuk komoditi atau tanaman jagung dan padi.
“Jadi, kalau ada urea bersubsidi yang disalahgunakan inilah yang harus diawasi KP3 Kabupaten Aceh Tenggara guna mencegah terjadinya kelangkaan pupuk urea bersubsidi di lapangan,” ujar politisi Partai Hanura.(*)
