Berita Aceh Tenggara

SMKPP Kutacane Latih Napi Lapas Kelas II B Kutacane Budidaya Tanaman Hidroponik

SMKPP Kutacane melatih Narapidana (Napi) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kutacane, cara budidaya tanaman hidroponik

Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Jafaruddin
For Tribungayo.com
SMKPP Kutacane bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tenggara, melatih budidaya tanaman hidroponik bagi narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Aceh Tenggara 

Laporan Asnawi I Aceh Tenggara


TRIBUNGAYO.COM, KUTACANE - SMKPP Kutacane melatih Narapidana (Napi) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kutacane, cara budidaya tanaman hidroponik

Pelatihan budidaya tanaman hidroponik yang diadakan SMKPP Kutacane dilaksanakan selama 2 hari, Kamis (13/10/2022) hingga Jumat (14/10/2022).

Dalam Pelatihan budidaya tanaman hidroponik tersebut SMKPP Kutacane bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tenggara

Baca juga: Demi Kemajuan Pendidikan, Anggota DPRA Yahdi Hasan Janji Bantu Sarana SMKPP Negeri Kutacane

Kepala SMKPP Kutacane, Muhammad SP kepada TribunGayo.com, Kamis (13/10/2022) mengatakan, pelatihan budidaya tanaman hidroponik bertujuan sebagai bekal untuk mencari modal wirausaha bagi warga Lapas.

Apabila telah berada di masyarakat serta menambah pendapatan dan menumbuhkan kembangkan minat serta usaha bidang pertanian.        

SMK PP Kutacane akan terus berkolaborasi dengan mitranya Dinas Pertanian Aceh Tenggara dan mitra kerja lainnya untuk melatih petani, masyarakat, pelajar, santri untuk dibimbing teknologi pertanian menuju pertanian berkelanjutan.

Menurut dia, pertanian mulai ditinggalkan oleh generasi muda.

Baca juga: SMK PP Kutacane Temu Ramah dengan Wartawan dan Tim Saber Pungli

Baca juga: SMK PP Kutacane Mulai Pasarkan Produk Olahan Pangan Sampai ke Banda Aceh, Ini Jenis-Jenisnya

Saat ini usia petani sudah di atas 50 tahun.

Namun petani muda, petani milenial mulai sulit ditemui.

"Padahal negara  adalah negara agraris," ujar Muhammad SP

Pertanian yang mudah tanpa harus menggunakan lahan yang luas atau sistem urban farming dengan lahan sempit, maka bisa menghasilkan hanya butuh teknologi untuk produksi pertanian.

"Mudah dan murah meriah seperti tabulampot, hidroponik, aquaphonik dan pertanian sistem atap (roof farming)," kata Muhammad SP.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved