Berita Nasional

Komunitas Adat Se-Nusantara Ramaikan KMAN di Papua, Kongres Bahas Persoalan Adat Daerah

Pelaksanaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara atau KMAN ke-VI diselenggarakan pada 24 hingga 30 Oktober 2022

Editor: Rizwan
TribunPapua
Peserta Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI dari Kabupaten Biak saat tiba di Puspenka, Hawai, Sentani, Kabupaten Jayapura 

TRIBUNGAYO.COM - Kongres Masyarakat Adat Nusantara atau KMAN ke-VI digelar di Kabupaten Jayapura, Papua.

Pelaksanaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara atau KMAN ke-VI diselenggarakan pada 24 hingga 30 Oktober 2022.

Kongres Masyarakat Adat Nusantara atau KMAN diikuti peserta dikuti peserta duta adat se-Nusantara akan dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Namun informasi terbaru bahwa, pembukaan KMAN tidak jadi hadir Presiden Jokowi dan akan diwakili.

Dikutip dari TribunPapua, Minggu (23/10/2022) menjelaskan, selama sepekan, para duta-duta adat tersebut bakal berembuk dan mencari solusi soal persoalan adat yang terjadi di masing-masing daerah.

Kini, para duta adat tersebut telah berdatangan, bahkan ada yang sedari lima hari lalu telah menginjakkan kakinya di Bumi Cenderawasih.

Beragam tanggapan juga dilontarkan para masyarakat Adat tersebut ketika pertama kalinya datang ke Kota Jayapura maupun Kabupaten Jayapura.

Baca juga: BREAKING NEWS: Rafif Azmi Anak Asal Aceh Tengah Meninggal karena Gagal Ginjal

Yah, Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura adalah lokasi di mana pelaksanaan KMAN tersebut berlangsung.

Ketua Badan Pengurus Harian Aliansi Masyarakat Adat Nusantara AMAN Tanah Batak, Roganda Simanjuntak mengatakan, Tanah Papua ternyata aman dan tentram. Bertolak belakang dengan isu-isu yang berkembang di media massa maupun sosial.

“Papua aman damai, tidak seperti yang kami baca dan simak dari media-media mainstream,” kata Simanjuntak.

Dikatakan, orang di luar Papua kalau mendengar kata Papua, pasti bakal berpikir soal konflik bersenjata.

“Ternyata tidak ada, setiba di Bandara Sentani, informasi tersebut  tidak benar, justru damai,“ ujarnya.

Bahkan, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dari Sulawesi Tengah (Sulteng) mengakiu bahwa Papua adalah Tanah Surga.

"Kami sangat mengagumi keindahan alam Papua, sangat indah dan luar biasa, kami terkesan dengan lautnya, memang membuktikan Papua tanah surga," kata Ketua Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Sulteng, Zikran kepada Tribun-Papua.com saat tiba di Pelabuhan Laut Jayapura, Kamis (20/10/2022).

Baca juga: Sambut Sumpah Pemuda, Puluhan Crosser Meriahkan Open Grasstrack Championship Menderek

Pihaknya juga memberikan apresiasi terhadap Pemerintah Daerah Provinsi Papua, Pemerintah Kota Jayapura, dan Pemerintah Kabupaten Jayapura yang telah menyambut dengan amat baik dan memberi kesan yang positif dan meriah.

"Kami sangat senang dan bangga bisa hadir dan menginjakkan kaki di Tanah Tabi yang indah ini," pungkasnya dengan ekspresi wajah terkesima.

Ditanya soal misi yang dibawah dalam KMAN VI, Zikran menyampaikan secara umum memang mereka ingin mendorong terbitnya Undang-undang masyarakat adat.

"Untuk isu-isu kelokalan yang kita bawa di KMAN VI ialah hak-hak masyarakat adat yang sering terabaikan dan bagaimana suara masyarakat adat lebih didengar," tandasnya.

Hal senada juga disampaikan Roganda Simanjuntak. Menurutnya, Perampasan Hak-hak masyarakat Adat dan kriminalisasi terhadap masyarakat adat, menjadi satu di antara misi utama kehadiran pihaknya di KMAN VI.

Bukan Sekadar Kongres

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Paraingu Umalulu, Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), Ungku Manang berharap KMAN kali ini menghasilkan perlindungan hukum bagi Masyarakat Adat.

Kepada Tribun-Papua.com, Ungku menjelaskan, perlindungan Masyarakat Adat di Peraturan Daerah (Perda) didaerahnya belum berdampak jelas hingga saat ini.

Baca juga: Guru Asal Aceh Tengah & Istrinya Meninggal Dunia Tergilas Mobil Usai Membeli Emas

Menurutnya, hal itu diakibatkan karena hak wilayah Masyarakat Adat belum tercatat jelas. Sehingga ketika ada penggunaan lahan yang luas, terutama dari para investor tidak ada perlindungan hukumnya jika masyarakat menolak.

"Lahan Masyarakat Adat sangat sulit untuk dipertahankan karena tidak ada perlindungan. Kami bertahan hanya karena cerita adat dan sejarah. Sementara kita tahu bahwa ketika melawan hukum itu akan sulit untuk membela diri," ujarnya di Sentani, Distrik Sentani, Sabtu (22/10/2022).

Dirinya pun menegaskan di dalam pelaksanan sidang pleno nanti masalah yang dihadapi komunitas AMAN di wilayahnya dapat dibahas dan punya dampak postif kedepannya bukan hanya sekedar seremoni kongres saja.

"Jadi isinya (kongres) lebih terarah karena kami Masyarakat Adat belum memahami itu,"tegasnya.

Sekitar 20 orang peserta terdiri dari pemuda dan tokoh adat dari Sumba, Nusa Tenggara Timur yang mengikuti kongres tiba di Jayapura, Papua setelah menempuh satu hari perjalanan dari Sumba, Bali, dan Makasar.

"Perjalanannya panjang namun saya bahagia bisa tiba di Jayapura, tidak ada kecemasan kami karena tujuan kesini untuk tujuan yang baik dan berkunjung kepada saudara kami yang ada di Papua. Walaupun ada berita konflik di Papua," tutupnya. 

Baca juga: Resmi Menjadi Suami Istri, Nabila LIDA Ungkap Alasannya Yakin Menjadi Istri Ilyas Bachtiar

Peserta mulai berdatangan

Dikutip dari TribunPapua, peserta Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) mulai berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia.

Data yang dihimpun Tribun-Papua.com, peserta yang datang pada Kamis (20/10/2022) dengan menggunakan kapal laut yaitu Sulawesi Utara 41 orang, Sulawesi Tengah, 76 orang, Maluku Utara 18 orang, Papua Barat 275 orang, dan Banten Kidul 2 orang. Total peserta yang datang 412 orang.

Sekretaris Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke-VI (KMAN VI) Kabupaten Jayapura, Septer Manufandu mengatakan, pada Minggu (9/1/2022), peserta yang datang melalui Bandar Udara Sentani langsung diarahkan untuk registrasi di Sekretariat KMAN VI, Stadion Barnabas Youwe, Sentani.

Sedangkan peserta yang datang menggunakan kapal laut dari Pelabuhan Jayapura bakal melakukan registrasi di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Papua di Kotaraja.

Namun setelah dikonfirmasi kembali melalui pesan WhatsApp, Septer menyampaika peserta kongres yang datang melakukan registrasi di Pusat Pemberdayaan Kader (Puspenka), Hawai, Sentani.

Pantauan Tribun-Papua.com, saat ini beberapa peserta yang sedang melakukan registrasi dari Kabupaten Raja Ampat, Sorong, Papua Barat yang tiba sekitar pukul 11.00 WIT menggunakan pesawat udara. Peserta yang datang langsung melakukan registrasi.

Peserta akan menginap di Puspenka hingga Minggu (24/10/2022) lalu mengikuti pembukaan di Stadion Barnabas Youwe (SBY) kemudian menuju ke kampung-kampung ya g dijadwalkan sebagai tempat lokasi sarasehan.

"LPMP untuk Kota jayapura dan Kabupaten Jayapura di Puspenka," katanya.

Baca juga: Empat Artis Asal Gayo yang Mentereng di Ibu Kota

Sebanyak 12 kampung yang jadi lokasi sarasehan diantaranya kampung di Kota Jayapura, Enggros dan Kampung Kayu Pulo dan Metu Debi di Kota Jayapura.

Kampung Yakonde, Dondai, Netar, Ayapo, Hobong, Bambar, Sereh, Homfolo, Putali, dan Yokiwa di Kabupaten Jayapura. 

Presiden Jokowi batal hadir

Dikutip dari TribunPapua, Presiden Joko Widodo diinformasikan batal alias berhalangan membuka langsung iven Kongres ke-VI Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.

Hal itu disampaikan langsung Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw saat ditemui di Hotel Horison Sentani siang ini, Minggu (23/10/2022).

"Untuk soal kehadiran Presiden Joko Widodo semalam telah ada informasi, memang berhalangan hadir tetapi agenda tetap berjalan, dan sterring komite masih mengatur segala sesuatunya," katanya.

Pihaknya juga akan menggelar konferensi pers H-1 menjelang KMAN VI sore ini, termasuk informasi siapa yang nantinya akan mewakili Presiden Joko Widodo membuka KMAN VI pada 24 Oktober 2022 besok.

Lebih jauh, Mathius menyampaikan masyarakat adat semuanya telah siap untuk menyelenggarakan KMAN VI di Kabupaten Jayapura.

Baca juga: Tiga Ribu Santri Peringati Hari Santri Nasional Di Lapangan Setdakab Aceh Tengah

"Semuanya telah tiba di Jayapura, semua sangat bersuka cita, dan kongres ini diharapkan dapat berlangsung dengan baik," tuturnya.

Orang nomor 1 di Kabupaten Jayapura tersebut menuturkan, besok pada 24 Oktober 2022 ialah perayaan peringatan HUT ke-9 kebangkitan masyarakat adat di Kabupaten Jayapura.

"Ini luar biasa, masyarakat di kampung-kampung sudah siap dan menunggu kehadiran komunitas masyarakat adat di Kabupaten Jayapura melalui sarasehan," tutur Mathius.

Mathius menyampaikan rasa syukurnya pada H-1 menjelang pembukaan KMAN VI, ini semua sukses nantinya karena kerjasama  semua pihak.

"Serta kebetulan ini hari Minggu, semua orang berdoa di gereja-gereja untuk satu dukacita yang besar dalam KMAN VI," imbuhnya.

Sekadar diketahui, KMAN VI di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua akan digelar 24 hingga 30 Oktober 2022 mendatang.

Dipastikan ribuan komunitas masyarakat adat se-Nusantara akan menghadiri Iven yang diadakan pertama kalinya di Bumi Cenderawasih tersebut.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Harapan AMAN di Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi Papua!

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved