Demo RSUD Takengon

Penuh Haru, Nakes Curhat : “Harga BBM Berkali Kali Naik, Tapi Gaji Kami Tidak Naik”

Ratusan Nakes tersebut menyampaikan bahwa intensif mereka selama tujuh bulan belum dicairkan dan jasa medis penanganan Covid-19 juga belum dicairkan.

Penulis: Romadani | Editor: Budi Fatria
TRIBUNGAYO.COM/ROMADANI
Ratusan masa dari tenaga kesehatan (Nakes) berstatus tenaga kontrak dan honor menggelar aksi demo di RSUD Datu Beru Takengon, Jumat (4/11/2022) 

Laporan Romadani | Aceh Tengah

TRIBUNGAYO.COM,TAKENGON - Ruang sidang DPRK Aceh Tengah penuh haru saat tenaga kesehatan atau nakes menceritakan perjuangan mereka dalam merawat pasien.

Ratusan Nakes tersebut menyampaikan bahwa intensif mereka selama tujuh bulan belum dicairkan.

Bukan hanya itu jasa medis untuk penanganan Covid-19 hingga kini juga belum dicairkan.

Seperti yang diungkapkan Diana Fitri salah satu nakes yang ikut dalam aksi demo

di Gedung DPRK Aceh Tengah, Jumat (4/11/2022).

Menurut cerita Diana, dirinya masuk bekerja di RSUD Datu Beru Takengon sejak 2008. 

Itu artinya bahwa, Diana Fitri sudah 14 tahun bekerja di RSUD Datu Beru, dan mendapatkan gaji Rp 500.000 sampai Rp 600.000 ribu. 

"Gaji kami cuma segitu, BBM sudah berapa kali naik tapi gaji kami gak naik-naik," katanya. 

Diana Fitri saat ini tidak bisa lagi daftar PNS karena faktor usia yang sudah lewat batas untuk daftar PNS. 

"Kalau bukan PPPK ini harapan kami.

Kemana lagi kami mau berharap," jelasnya. 

Nakes honor dan kontrak itu telah lama mengabdi merawat pasien.

Terlebih saat Covid-19, mereka mengaku bekerja tanpa pamrih selama 24 Jam dalam merawat pasien. 

Saat Nakes positif Covid-19 karena merawat pasien positif, mereka diisolasi selama dua pekan dan tidak bisa bertemu anak dan keluarga. 

"Tapi kami mohon pengabdian kami, jangan di anak tirikan," jelas Diana.

Saat ini sedang berlangsung terkait tuntutan nakes kepada anggota DPRK Aceh Tengah.

Baca juga: Ratusan Nakes Geruduk Gedung Dewan Aceh Tengah, Usai Demo di RSUD Datu Beru

Saat ini juga terlihat sudah hadir Asisten tiga dan BKPSDM Setdakab Aceh Tengah ke Gedung DPRK setempat. 

Diketahui, ratusan tenaga kesehatan (Nakes) mendatangi Gedung DPRK Aceh Tengah, Jumat (4/11/2022) siang.

Kedatangan ratusan nakes ini guna menutut hak atas dibukanya formasi PPPK baik medis maupun non medis.

Ratusan nakes itu memadati ruang sidang DPRK Aceh Tengah.

Pantauan TribunGayo.com, ratusan nakes tersebut tiba di gedung dewan pada pukul 14.00 WIB.

Tiba di gedung dewan, para nakes ini langsung masuk ke ruang sidang.

Tidak lama kemudian tiba anggota DPRK Aceh Tengah yaitu Salman, ST dari Partai Amanat Nasional (PAN), dan dua dari Gerindra Januari Efendi dan Muhammad Syahrul. SE. 

Baca juga: Nakes Demo RSUD Datu Beru Takengon, Pelayanan ke Pasien Ikut Terganggu, Ini 5 Poin Tuntutan

Perwakilan Nakes Afrizal mengatakan bahwa massa yang hadir di Gedung DPRK Aceh Tengah lanjutan dari aksi yang dilakukan Di RSUD Datu Beru.

Pihaknya, akan meminta Anggota DPRK untuk dapat memperjuangkan hak-hak mereka yang selama ini menjadi keluhan para Nakes di RSUD Datu Beru. 

"Iya, kita lanjut lagi, semua persoalan Rumah Sakit akan kita bicarakan kepada anggota dewan," katanya. 

Saat ini ruang sidang DPRK penuh warna putih yang mogok kerja di Rumah Sakit karena aksi demo, aksi damai itu sedang berlangsung. 

Seperti berita sebelumnya, ratusan masa dari tenaga kesehatan atau nakes di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru Takengon, Aceh Tengah menggelar aksi demo.

Para nakes tersebut berstatus tenaga kontrak dan honorer menyampaikan sejumlah tuntutan.

Tuntutan ratusan tenaga kerja (nakes) mereka sampaikan di hadapan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru Takengon, Jumat (4/11/2022).

Setelah menunggu sekitar 40 menit lamanya menunggu, Direktur RSUD Datu Beru Takengon dr Gusnarwin ikut menemui massa dari tenaga kesehatan.

Baca juga: BREAKING NEWS : Ratusan Nakes Demo di RSUD Datu Beru Takengon

Amatan TribunGayo.com, para Nakes yang menggelar demo berkali-kali berteriak untuk meminta dr Gusnarwin keluar menemui massa. 

Informasi yang diperoleh dari staf RSUD Datu Beru Takengon bahwa dr Gusnarwin sedang melaksanakan operasi terhadap pasien RS tersebut.

Setelah selesai melakukan operasi akhirnya dr Gusnarwin keluar dan menemui massa.

Hal itu langsung dijawab oleh Direktur RSUD Datu Beru Takengon bahwa pihaknya akan memenuhi tuntutan itu selama satu pekan.

"Kasih saya waktu untuk koordinasi dengan Pimpinan Daerah Aceh Tengah," kata Gusnarwin.

Layanan ikut terganggu

Informasi lain diperoleh menjelaskan, aksi demo tenaga kesehatan di RSUD Datu Beru Takengon ikut terganggu layanan kesehatan kepada pasien dan masyarakat yang berobat di rumah sakit pemerintah tersebut.

Mereka yang demo dari berbagai ruangan bertugas di rumah sakit.

Namun sementara pada beberapa ruangan yang tersedia hanya tinggal mereka dari pegawai dari PNS/ASN.

Dalam aksi demo itu, mereka ikut meneriakan yel-yel.

Turut pula dikawal ketat pihak kepolisian dari Polres Aceh Tengah.

Perwakilan massa Afrizal menyampaikan, lima point tuntutan sebagai berikut:

1. Menuntut dibuka formasi PPPK medis dan non medis

2. Jasa Medis (JM) disamakan dengan PNS, dengan alasan PNS sudah dapat TC.

3. JM dilancarkan setiap bulannya.

4. Gaji Sesuai dengan UMR.

5. Jika poin-poin di atas tidak disetujui Nakes honor dan kontrak akan mogok kerja.

"Jika tuntutan kami tidak disetujui maka kami akan mogok kerja," jelas Afrizal.

Mereka para nakes ini menggelar aksi demo di RSUD Datu Beru Takengon, Jumat (4/11/2022) pagi.

Amatan TribunGayo.com, ratusan massa itu berkumpul di Kampus STKIP Muhammadiyah pukul 09.00 WIB.

Selanjutnya massa berjalan sekitar 50 meter menuju ke halaman RSUD Datu Beru Takengon.

Salah satu peserta aksi Safrizal mengatakan, bahwa aksi mereka adalah aksi damai.

Lanjut Safrizal dalam aksi damai ini mereka menuntut hak atas nakes honorer atau kontrak di RSUD Datu Beru. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved