Kopi Gayo

Desember Kopi Gayo 2022, Melihat Kopi Minuman Kaum Sufi dan Doa Minum Kopi

Ia mendapati bahwa kopi menenangkan pikiran dan membuat ia tetap terjaga dari tidur.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Rizwan
TribunGayo.com
KH Juhdi Syarief (dua dari kiri) saat menjelaskan tentang kopi minuman para sufi 

Laporan Fikar W.Eda I Jakarta

TRIBUNGAYO.COM, JAKARTA - Kopi atau kopi Gayo adalah minuman kaum sufi

Minuman kopi atau kopi Gayo bagi para fuqaha dan ulama sejarah Islam menyatakan bahwasannya orang yang pertama mengkonsumsi biji kopi (bunn) sebagai minuman adalah seorang ulama sufi yang bernama Abu Bakr bin Abdillah Asy Syadzili.

Di mana ketika ia melakukan siyahah (perjalanan spiritual), ia melewati sebuah pohon kopi atau kopi Gayo, ia pun mengkonsumsinya.

Ia mendapati bahwa kopi menenangkan pikiran dan membuat ia tetap terjaga dari tidur.

Setelah itu, Abu Bakr pun menasehati para pengikutnya untuk mengkonsumsi kopi.

Keterangan ini disampaikan KH Juhdi Syarief, mantan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Riyadh Arab Saudi yang juga pengajar prodi Arab di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, pada acara “Sastra, Sufi, dan Kopi” dalam rangka Desember Kopi Gayo 2022 di PDS HB Jassin Jakarta, Rabu (9/11/2022).

Dialog tersebut juga menghadirkan kritikus sastra Maman S Mahayana yang membahas hubungan sastra dan kopi.

Baca juga: "Dialog Sastra, Sufi, dan Kopi" Awali Desember Kopi Gayo di Jakarta

Kegiatan tersebut diselenggarakan PDS HB Jassin bekerjasama dengan Komunitas Musikalisasi Puisi Indonesia, Desember Kopi Gayo Official dan Rangkaian Bunga Kopi.

KH Juhdi Syarief mengatakan,  kalangan sufi juga memiliki andil besar mempopulerkan minuman kopi.

Disebutkan oleh Abdul Hayyi Ad Dimasyqi, bahwa Muhyiddin Abdul Qadir Al Bakrawi, ulama sufi Abad 9 yang juga ulama yang mensyarah Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim ini mempopulerkan minuman kopi di Damaskus, hingga di kota itu banyak berdiri kedai kopi.

Sejarah kopi, menurut KH Juhdi, dalam kebudayaan masyarakat Arab, khusus untuk orang Yaman (Hadrami), akan dijumpai catatan sejarah yang menarik.

Konon, walaupun biji kopi dikatakan ditemukan di Ethiopia (Abessyenia), namun budidaya biji kopi dalam perkebunan luas ada di daerah Yaman, setidaknya sejak abad ke-6 Masehi.

Dalam tradisi lisan masyarakat Hadramaut, kopi konon ditemukan oleh as-Syaikh Ali bin Umar Asy-Syazili atau yang lebih dikenal dengan Syekh Asy-Syazili saja, seorang wali yang makamnya dianggap keramat di Mocha. Menurut as-Syaikh Najm al-Ghazy yang mula-mula

Menjadikan biji kopi sebagai bahan campuran minuman adalah asy-Syaikh Abu Bakr bin Abdillah as Sadzily yang juga dikenal dengan julukan al-Aydrus.

Baca juga: Taman Arboretum Bener Meriah dan Pabrik Kopi Bandar Lampahan jadi Lokasi Desember Kopi Gayo

Imam Abu Bakr Al-Aydrus menggubah syair:

"Wahai orang-orang yang asyik dalam cinta sejati dengan-Nya, kopi membantuku mengusir kantuk.

Dengan pertolongan Alloh, kopi menggiatkanku taat  beribadah kepada-Nya di kala orang-orang sedang terlelap."

Filosofi kata Qahwah (kopi) : - 'qaf' adalah quut (makanan), - 'ha' adalah hudaa (petunjuk), - 'wawu' adalah wud (cinta), - dan 'ha' adalah hiyam (pengusir kantuk). " Janganlah kau mencelaku karena aku minum kopi, sebab kopi adalah minuman para junjungan yang mulia."

Syeikh Abu Bakr bin Abdulloh al-Aydrus berkata tentang kopi yang digemarinya:

"Wahai qahwatul bunn (kopi)! Huruf 'qaf' di awalmu adalah quds (kesucian), huruf kedua 'ha' adalah hudaa (petunjuk), dan huruf ketigamu adalah 'wawu'. Huruf keempatmu adalah 'ha',

berikutnya 'alif' adalah ulfah (keakraban), 'lam' sesudahnya adalah lutfh (belas kasih dari Alloh). 'Ba' adalah basth (kelapangan), dan 'nun' adalah nur (cahaya).

Baca juga: Pabrik Kopi Gayo Aman Biren di Aceh Tengah Jadi Lokasi Event Desember Kopi Gayo 2022

Oh, kopi, kau laksana purnama yang menerangi cakrawala.

Begitu enak dirasakan, dan begitu nikmat diresapi.

Tidak heran jika kemudian bagi kalangan sufi, kopi adalah minuman terindah yang pernah diciptakan Tuhan:

Pertama, kopi dijadikan sebagai pelarut kesusahan.

Imam Ibnu Hajar al-Haitami mengungkapkan ini sebagai berikut:

“Ketahuilah duhai hati yang gelisah, kopi ini telah dijadikan oleh Ahli shafwah (orang orang yang bersih hatinya) sebagai pengundang akan datangnya cahaya dan rahasia Tuhan, penghapus kesusahan.”

Kedua, kopi sebagai ungkapan cinta dan kerinduan. Para pecinta dan perindu akan kasih sayang Tuhan dari kalangan sufi seringkali menyertakan perasaannya dengan secangkir kopi.

Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Umar bin Abdullah Bamakhramah dalam kumpulan sajaknya, Diwan Bamakhramah:

Baca juga: Panen Raya Kopi Gayo Diisi dengan Atraksi Desember Kopi Gayo 2022

“Dalam gelas kerinduan itu membuat orang yang meminumnya berada dalam tingkatan para perindu dan memakaikannya pakaian ahli pecinta dalam kedekatan kepada Allah. Bahkan jika seandainya

diminum oleh seorang Yahudi maka niscaya hatinya akan mendapatkan tarikan hidayah dan inayah Tuhan.

Ketiga, kopi sebagai pembangkit semangat untuk mendekat kepada Allah SWT.

Hal ini diungkapkan oleh banyak ulama sufi, di antaranya adalah Ahmad bin Ali As-Subki. Beliau menyebutkan:

“Manfaat kopi itu untuk membuat semangat ibadah, pekerjaan penting dan menghancurkan makanan agar tidak masuk angin. Juga, menghilangkan dahak yang banyak.”

Melihat keistimewaan ini, tidak heran jika kemudian ulama juga memiliki doa tertentu saat hendak memulai minum kopi. Konon, doa ini berawal dari seorang sufi asal Maroko yang berjumpa Rasulullah SAW dalam keadaan terjaga (sadar).

Saat sufi ini mengadukan kesukaannya tentang kopi, Rasulullah SAW memberikan doa berikut:

“Ya Allah SWT, jadikanlah kopi yang saya teguk sebagai cahaya bagi penglihatanku, kesehatan bagi

badanku, penawar hatiku, obat bagi segala penyakit. Duhai Dzat yang Mahakuat dan Mahateguh…

kemudian membaca basmalah.”(*)

Baca juga: Empat Reje Minta Wakil Rakyat Aceh TA Khalid Bawa Menteri Sandiaga Uno ke Desember Kopi Gayo 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved