Berita Aceh

Rohingya Kabur Lagi, Analisis Kemenlu: Aceh jadi Tempat Singgahan untuk Diselundupkan ke Malaysia

Selama tiga tahun terakhir, 2020 sampai 2022 jumlah Rohingya yang terdampar di perairan Aceh dalam sembilan kali pendaratan mencapai 1.115 orang.

|
Editor: Jafaruddin
TribunGayo.com
Kondisi ratusan imigran Rohingya terdampar di Aceh, Senin (26/12/2022). 

TRIBUNGAYO.COM,LHOKSEUMAWE – Selama tiga tahun terakhir, 2020 sampai 2022 jumlah Rohingya yang terdampar di perairan Aceh dalam sembilan kali pendaratan mencapai 1.115 orang.

Lalu mereka kabur ke Malaysia yang diselundupkan oleh kelompok-kelompok tertentu ke Malaysia.

Kasus terbaru kabur Rohingya kembali terjadi di Lhokseumawe.

Pada 3 dan Januari 2023 sebanyak 29 Rohingya kabur dari tempat penampungan Gedung Eks Imigrasi, Kota Lhokseumawe.

Pada 3 Januari 2023, 24 Rohingya kabur. Lalu pada 4 Januari 2023, lima Rohingya kembali kabur dari tempat penampungan tersebut.

Analisis Kemeterian Luar Negeri (Kemenlu) RI, imigran Rohingya itu awalnya terkonsentrasi di kamp pengungsian yang ada di Bangladesh.

Namun lokasi kamp tersebut saat ini sudah kelebihan kapasitas.

Banyak pengungsi kemudian berupaya mencari suaka ke Malaysia lewat kelompok-kelompok kecil atau sindikat perdagangan manusia.

Baca juga: 80 Warga Rohingya Kabur dari Penampungan di Lhokseumawe, Begini Kata Polisi

Kemelu   RI menduga sejumlah pihak asing memang dengan sengaja mengarahkan pengungsi Rohingya ke Aceh sebagai tempat persinggahan sementara.

Pengungsi Rohingya itu rela membayar sejumlah uang untuk bisa melakukan perjalanan lewat laut dengan tujuan utama ke Malaysia.

Di atas kapal, mereka dibekali alat GPS yang langsung terkoneksi ke sejumlah lembaga internasional, baik itu LSM maupun kedutaan besar.

"Mereka punya koneksi dan jaringan di Aceh. Mereka dipandu dengan GPS,” kata Direktur Hak Asasi Manusia (HAM) Kemlu RI, Achsanul Habib, saat rapat dengan DPRA, Rabu (4/1/2023).

Indonesia kata Achsanul jadi lokasi mereka sementara.

Mereka melakukan drop out lalu mereka diselundupkan ke Malaysia oleh kelompok-kelompok kecil.

"Kita juga melihat, koordinat GPS mereka itu juga dimiliki oleh badan internasional, LSM, LSM internasional, dan pemerintah negara asing lewat duta besar.

Baca juga: Menahan Haus dan Lapar, Ratusan Imigran Rohingya Terdampar di Aceh, Sebagian Meninggal Dunia di Laut

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved