Gempa Terkini

Dunia Kembali Berduka, Korban Gempa Turki dan Suriah Terus Bertambah kini Sudah 1.200 Orang

Dilaporkan akibat gempa bermagnitudo 7,8  yang terjadi hari ini, jumlah korban meninggal dunia terus bertambah di dua Negara tersebut.

|
Editor: Budi Fatria
Tribunnews.com
Korban gempat Turki dan Suriah terus bertambah. 

Gempa Turki kali ini terjadi pada Senin pukul 04.17 waktu setempat (01.17 GMT).

Pusat gempa berada di kedalaman sekitar 17,9 kilometer di dekat Kota Gaziantep, Turkiue yang merupakan rumah bagi sekitar 2 juta orang, kata Survei Geologi AS.

Pusat layanan darurat AFAD Turki menempatkan kekuatan gempa pada magnitudo 7,7, memperbarui perkiraan awal magnitudo 7,4.

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan telah mendesak terciptanya persatuan nasional dalam menghadapi bencana gempa Turki kali ini. 

Gempa yang melanda Turki adalah salah satu gempa bumi terkuat yang terjadi dalam lebih dari 100 tahun mengirimkan getaran, meruntuhkan bangunan dan membuat penduduk berlarian ke jalan.

Video dari Turki yang dibagikan di media sosial menunjukkan puluhan bangunan runtuh, sementara warga yang ketakutan berkerumun di jalan yang gelap di tengah kekacauan.

Petugas penyelamat terlihat melakukan operasi pencarian dan penyelamatan dengan senter.

Gempa hari Senin diyakini sebagai yang terkuat yang melanda Turki sejak 1939, ketika gempa dengan kekuatan yang sama menewaskan 30.000 orang, menurut USGS.

Gempa bumi sebesar ini jarang terjadi, dengan rata-rata kurang dari lima terjadi setiap tahun, di mana pun di dunia.

Tujuh gempa dengan magnitudo 7,0 atau lebih besar telah melanda Turki dalam 25 tahun terakhir – tetapi gempa hari Senin adalah yang paling kuat.

Dikutip dari CNN, Karl Lang, seorang asisten profesor di Sekolah Ilmu Bumi dan Atmosfer Universitas Teknologi Georgia, mengatakan bahwa daerah yang dilanda gempa pada hari Senin rentan terhadap aktivitas seismik.

“Ini adalah zona patahan yang sangat besar, tapi ini adalah gempa bumi yang lebih besar daripada yang pernah mereka alami sebelumnya,” kata Lang.

"Rasanya seperti tidak akan pernah berakhir" kata Wartawan Eyad Kourdi, yang tinggal di Gaziantep dan tinggal bersama orang tuanya ketika gempa melanda Senin pagi, mengatakan "rasanya tidak akan pernah berakhir."

Saat guncangan berhenti, Kourdi dan orang tuanya berjalan keluar rumah dengan masih mengenakan piyama, katanya.

Dengan beberapa inci salju di tanah, mereka menunggu di luar di tengah hujan selama sekitar 30 menit sebelum dia bisa masuk kembali untuk mengambil mantel dan sepatu bot.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved