Puasa Ramadhan 2023
Sejarah Turunnya Malam Lailatul Qadar, Lengkap dengan Tata Cara Shalat dan Niatnya
Pada suatu hari, tepatnya pada tanggal 17 Ramadan tahun 610 Masehi, ketika beliau berusia 40 tahun, beliau mendapat kunjungan dari Malaikat Jibril AS.
Sejarah Turunnya Malam Lailatul Qadar, Lengkap dengan Tata Cara Shalat dan Niatnya
TRIBUNGAYO.COM - Malam lailatul qadar adalah malam istimewa yang dinantikan oleh setiap muslim.
Malam lailatul qadar juga adalah malam yang lebih baik daripada seribu bulan, karena terdapat kemuliaan dan keberkahan di dalamnya.
Namun, tahukah Anda bagaimana sejarah turunnya malam lailatul qadar?
Kapan dan di mana malam ini pertama kali terjadi?
Baca juga: Bacaan Doa dan Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar
Sejarah Turunnya Lailatul Qadar
Sejarah turunnya lailatul qadar bermula saat Nabi Muhammad SAW sedang bersemedi dan menepi di dalam Gua Hira.
Gua Hira letaknya di Jabal Nur (Gunung Cahaya), sekitar 6 km sebelah utara Masjidil Haram, Makkah.
Tinggi gunung ini mencapai 281 meter dengan panjang pendakian 645 meter.
Nabi Muhammad SAW biasa mengasingkan diri di gua ini untuk beribadah dan merenungkan kehidupan.
Beliau tidak puas dengan keadaan masyarakat Arab saat itu yang menyembah berhala, melakukan kemaksiatan, dan menindas orang lemah.
Baca juga: Begini Cara Menghitung Perkiraan dan Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar
Beliau mencari kebenaran dan petunjuk dari Allah SWT.
Pada suatu hari, tepatnya pada tanggal 17 Ramadan tahun 610 Masehi, ketika beliau berusia 40 tahun, beliau mendapat kunjungan dari Malaikat Jibril AS.
Malaikat Jibril AS membawa wahyu pertama dari Allah SWT kepada beliau.
Wahyu itu adalah surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (3) Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (4) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5)”
Baca juga: Sudah Masuk 17 Ramadhan 2023, Lalu Kapan Lailatul Qadar? Ini Rahasianya
Nabi Muhammad SAW terkejut dan ketakutan dengan peristiwa ini. Beliau tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Beliau pun segera pulang ke rumah dan meminta istrinya, Khadijah binti Khuwailid RA, untuk menutupi tubuhnya dengan selimut.
Beliau menceritakan apa yang dialaminya kepada Khadijah RA.
Khadijah RA adalah seorang wanita yang saleh dan cerdas. Ia percaya bahwa suaminya adalah orang yang jujur dan terpercaya.
Ia pun menenangkan dan menguatkan suaminya.
Ia berkata: "Bergembiralah wahai suamiku! Demi Allah, Allah tidak akan menghinamu selama-lamanya.
Sesungguhnya engkau adalah orang yang menyambung silaturrahim, membantu orang yang lemah, memberi kepada orang yang tidak punya, memuliakan tamu, dan membantu orang-orang yang benar.
Baca juga: Keutamaan Lailatul Qadar di Bulan Ramadhan 2023, Malam Pengampunan Dosa dan Penuh Berkah
Tata Cara Shalat Lailatur Qadar
Sholat lailatul qadar adalah shalat sunnah yang dilakukan karena mengharap karunia kemuliaan malam lailatul qadar.
Malam ini adalah malam di mana Al-Qur’an diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW dan malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Malam ini terjadi pada salah satu malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Berikut adalah tata cara shalat lailatul qadar beserta bacaan niatnya12:
Niat shalat lailatul qadar 2 rakaat:
أُصَلِّى سُنَّةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالٰى
Ushalli sunnatan fi lailatul qadri rak’ataini mustaqbilal qiblati lillahita’ala
Artinya: “Saya niat shalat sunnah lailatul qadar dua rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”
Niat shalat lailatul qadar 4 rakaat:
أُصَلِّى سُنَّةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلّٰهِ تَعَالٰى
Ushalli sunnata lailatil qadri arba’arakaatin lillahi ta’aalaa
Artinya: “Saya niat shalat sunnah lailatul qadar empat rakaat karena Allah Ta’ala.”
Tata cara shalat lailatul qadar:
- Membaca niat
- Takbiratul ihram
- Membaca doa iftitah
- Membaca surat Al-Fatihah
- Membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 7 kali setelah surat Al-Fatihah pada setiap rakaat
- Melakukan ruku dengan tuma’ninah
- Melakukan gerakan i’tidal dengan tuma’ninah
- Melakukan gerakan sujud dengan tuma’ninah
- Duduk diantara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
- Kemudian berdiri untuk melanjutkan sholat rakaat kedua atau ketiga atau keempat
- Kemudian apabila mengerjakan 2 rakaat maka langsung duduk tasyahud akhir setelah melakukan sujud kedua.
- Namun, apabila melakukan sholat dengan empat rakaat, maka melakukan tasyahud awal setelah rakaat kedua dan
- kemudian berdiri dan mengulangi point 4-9 untuk rakaat ketiga dan keempat.
- Mengucap salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri.
Setelah salam membaca istighfar sebanyak 70 kali:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astaghfirullāha wa atūbu ilayhi
Artinya: “Aku memohon ampunan Allah dan aku bertobat kepada-Nya.”
Semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan memberikan kita kesempatan untuk meraih malam lailatul qadar. Aamiin. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari
Update berita lainnya di TribunGayo.com dan Google News
Tiga Keistimewaan 10 Hari Terakhir Ramadhan, Lebih Baik dari 1.000 Bulan |
![]() |
---|
Hukum Umat Muslim Jika Tak Membayar Zakat Fitrah Padahal Mampu, Apakah Berdosa? Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
Ustadz Adi Hidayat: Perbanyak Istighfar Memohon Ampun kepada Allah pada Malam-malam Akhir Ramadhan |
![]() |
---|
Bacaan Doa dan Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar |
![]() |
---|
Begini Cara Menghitung Perkiraan dan Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.