Berita Nasional

Museum Sejarah Jakarta Jadi Saksi Bisu Kisah Mengerikan Pada Masa Lalu, Kini Jadi Lokasi Wisata

Namun, tahukah Anda? Jika Museum Sejarah Jakarta tersebut menjadi saksi bisu berbagai kisah mengerikan yang terjadi pada masa lalu.

TRIBUN JAKARTA
Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah. 

Museum Sejarah Jakarta Jadi Saksi Bisu Kisah Mengerikan Pada Masa Lalu, Kini Jadi Lokasi Wisata

TRIBUNGAYO.COM – Bagi Anda yang jalan-jalan atau liburan ke Jakarta, jangan lupa untuk singgah ke Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah.

Museum ini bisa dikatakan ikonik dan terkenal di Jakarta Barat, tepatnya di tengah-tengah Kawasan Kota Tua.

Sehingga tak jarang wisatawan dari berbagai daerah berkunjung ke lokasi wisata tersebut.

Namun, tahukah Anda? Jika Museum Sejarah Jakarta tersebut menjadi saksi bisu berbagai kisah mengerikan yang terjadi pada masa lalu.

Baca juga: Ini 8 Objek Wisata di Gayo Lues Ramai Dikunjungi Wisatawan Saat Lebaran, Polisi Lakukan Pengamanan

Salah satunya menjadi arena hukuman gantung bagi penjahat.

Kini museum tersebut telah menjadi satu diantara lokasi wisata yang sering dikunjungi wisatawan.

Museum yang dulunya merupakan Gedung Balai Kota pada era pemerintahan VOC di Batavia itu sering kali menjadi latar bagi wisatawan untuk berswafoto saat berkunjung ke Kota Tua.

Dalam buku Indrukken van een Totok, Indische type en schetsen.

Justus van Maurik menuliskan sebuah cerita tentang hukuman gantung yang dilihatnya langsung di halaman stadhuis (kini menjadi gedung Museum Sejarah Jakarta).

Baca juga: Wisata Aceh Tengah, Tiga Rekomendasi Destinasi di Takengon untuk Libur Lebaran, Dijamin Bikin Betah

"Langit di luar masih gelap ketika saya terbangun oleh bunyi terompet kavaleri yang melewati Molenvliet.

Ketika itu pukul 05.30…Saya jadi teringat pada pembicaraan semalam di societeit.

Rencananya pukul 07.00 pagi ini seorang China bernama Tjoe Boen Tjiang akan dihukum mati karena beberapa bulan lalu merampok dan membunuh dua wanita,” demikian tulisan yang ada di dalam buku Indrukken van een Totok, Indische type en schetsen.

Van Maurik juga menggambarkan trem uap yang sepagi itu sudah sarat penumpang dari Kramat menuju Balai Kota Batavia demi menonton hukuman gantung.

Baca juga: Wisata Aceh Tengah, Berikut 5 Rekomendasi Destinasi Favorit Kaum Milenial untuk Libur Lebaran

Van Maurik menulis, ia bimbang saat baboe di mana ia tinggal selama di Batavia mengajaknya bergegas demi melihat hukuman gantung yang belum pernah ia lihat di tanah kelahirannya, Belanda.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved