Pilpres 2024

Analis Politik Ungkap Lima Dampak Negatif Cawe-cawe Jokowi di Pilpres 2024

Campur tangan Jokowi dapat mengaburkan garis pemisah antara kekuasaan eksekutif dan lembaga negara lainnya.

Kompas.com
Analis Politik ungkap lima dampak negatif terkait cawe-cawe yang dilakukan Presiden Jokowi terkait Pilpres 2024 mendatang. 

"Campur tangan Jokowi dapat menimbulkan kekhawatiran tentang akumulasi kekuasaan yang berlebihan.

Dalam demokrasi, penting untuk memastikan adanya pemisahan kekuasaan yang jelas antara lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif."

"Jika presiden terlibat secara aktif dalam menentukan calon penerusnya, hal itu dapat menciptakan 'preseden' yang berbahaya di mana presiden memiliki kendali penuh terhadap proses politik dan pemilihan," jelasnya.

Baca juga: Jokowi Tersenyum dan Angkat Tangan Kritikan Anies Baswedan Soal Subsidi Kendaraan Listrik

Selanjutnya, Pangi mengatakan cawe-cawe Jokowi bakal merusak kepercayaan publik terkait proses Pemilu 2024 serta integritas lembaga-lembaga terkait.

Bahkan, sambungnya, apa yang dilakukan Jokowi bakal menghilangkan kepercayaan terhadap capres yang dipilih.

"Ini dapat menghasilkan ketidastabilan sosial dan politik, serta mengurangi legitimasi pemerintah yang akan datang," katanya.

Terakhir, cawe-cawe Jokowi akan menghalangi potensi capres-capres yang memiliki visi baru, gagasan inovatif, atau perspektif berbeda.

Baca juga: Presiden Jokowi Tinjau Langsung Jalan Rusak di Lampung, Warga Sampai Harus Minta Maaf

Secara lebih luas, Pangi menilai hal tersebut turut memengaruhi perkembangan demokrasi dan mencegah perubahan yang diperlukan di tengah kebutuhan masyarakat yang terus memiliki tuntutan yang dinamis.

"Dengan campur tangan presiden dalam menentukan penerusnya, ada risiko terjadinya stagnasi politik.

Calon-calon yang mungkin memiliki visi baru, gagasan inovatif, atau perspektif yang berbeda mungkin akan terhalang oleh pengaruh presiden saat ini."

"Hal ini dapat menghambat perkembangan demokrasi dan mencegah perubahan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang terus berubah dan dinamis," tuturnya.

Dari kelima dampak negatif tersebut, Pangi meminta agar Jokowi tetap netral dan vakum dari ikut campur tangan dalam Pilpres 2024.

Hal tersebut, ucap Pangi, lantaran sistem pemilu di Indonesia masih lemah dan berpotensi akan memunculkan pemilu yang bersifat partisan.

"Presiden Jokowi cawe-cawe, tetap menyimpang masalah, ada potensi abuse of power.

Presiden masih punya kendali total terhadap infrastruktur dan suprastruktur Pemilu 2024."

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved