Berita Nasional
Bencana Kekeringan di Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume Papua Tengah Menewaskan Enam Orang
Kondisi kekeringan yang parah ini menjadi ancaman serius bagi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat di Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume.
Bencana Kekeringan di Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume Papua Tengah Menewaskan Enam Orang
TRIBUNGAYO.COM - Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, saat ini menghadapi bencana kekeringan yang sangat mengkhawatirkan.
Akibatnya, enam orang dilaporkan meninggal dunia, sementara masyarakat di wilayah tersebut menderita kelaparan.
Situasi ini memerlukan tindakan cepat dan tanggap dari pemerintah untuk mengatasi dampaknya.
Menurut keterangan tertulis yang dikeluarkan oleh Bupati Puncak, Willem Wandik, pada Kamis (27/7/2023),
bencana kekeringan telah menewaskan enam orang dan menyebabkan masyarakat di daerah terdampak mengalami kondisi kelaparan yang memprihatinkan.
Baca juga: Fahri Hamzah Puji Sosok Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden 2024
Nama-nama korban yang meninggal akibat kekeringan tersebut adalah Yenis Telenggen (38), Yemina Murib (42), Ater Tabuni (46), Tenus Murib (46), Tera Murib (39), dan bayi bernama Ila Telenggen.
Kondisi kekeringan yang parah ini menjadi ancaman serius bagi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat di Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume.
Dengan meningkatnya jumlah korban jiwa dan tingginya tingkat kelaparan di wilayah tersebut, langkah penanganan segera harus diambil untuk mencegah dampak lebih lanjut.
Baca juga: INFO CPNS 2023! Begini Cara Daftar, Tata Cara Ujian Online, Tartib Peserta, dan Ketentuan Lainnya
Pemerintah setempat harus segera merespon situasi ini dengan memberikan bantuan darurat kepada masyarakat yang terdampak.
Bantuan berupa air bersih, makanan, dan perlengkapan medis harus segera didistribusikan agar dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang terkena dampak kekeringan.
Selain itu, perlu dilakukan evaluasi mendalam untuk mencari solusi jangka panjang yang efektif guna menghadapi kekeringan yang semakin sering terjadi di wilayah ini.
Penguatan infrastruktur air, pengelolaan sumber daya alam, dan kampanye kesadaran tentang penghematan air adalah beberapa langkah yang dapat diambil.
Baca juga: KPU Tetapkan 24 Parpol Peserta Pemilu 2024, Berikut Daftar Nomor Urut Partai
Hal itu untuk mencegah dan mengurangi dampak buruk kekeringan di masa mendatang.
Adapun rata-rata korban meninggal pada situasi ini dalam kondisi lemas, sakit diare, panas dalam, sariawan dan sakit kepala.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, kekeringan di Kabupaten Puncak menyebabkan tanaman warga gagal panen.
Hal ini membuat warga di dua distrik itu kesulitan mendapatkan bahan makanan sejak 3 Juni 2023.
Selain itu, warga juga kesulitan mendapatkan air bersih.
Baca juga: Tak Pernah Menang, Arema FC Perkuat Tim dengan Charles Raphael dan Reshuffle Pelatih: Divaldo Alves?
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Puncak, per Minggu (30/7/2023), terdapat 7.500 warga yang terdampak bencana kekeringan itu.
"Enam warga yang meliputi lima orang dewasa dan seorang bayi meninggal dunia, diduga disebabkan diare dan dehidrasi," kata Abdul dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (31/7/2023).
Bantuan Sempat Tertahan
Sementara itu, bantuan bahan makanan menuju Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume sempat tertahan karena tidak ada layanan penerbangan ke lokasi bencana kekeringan akibat faktor keamanan.
Baca juga: Panji Gumilang Diperiksa Bareskrim, Puluhan Simpatisan Berdiri di Gerbang Mabes Polri
Lokasi terdampak kekeringan tergolong rawan karena masuk dalam wilayah perlintasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di tiga kabupaten, yaitu Puncak, Puncak Jaya dan Lanny Jaya.
"Dari Sinak, Puncak, juga merupakan daerah basis KKB," kata Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri di Jayapura, Kamis (27/7/2023).
Pada Sabtu (29/7/2023), bantuan ke lokasi bencana kekeringan akhirnya tersalurkan, setelah Pemerintah Kabupaten Puncak menyewa pesawat milik PT Reven Global Airtransport.
Baca juga: Harga Emas Johnson dan London di Aceh Tenggara Hingga Kini Masih Stagnan
Pesawat itu membawa bantuan yang terdiri dari 1 drum BBM, 400 kilogram bantuan makanan dari Panglima TNI dan 200 kilogram bantuan makanan dari Pemerintah Puncak.
Selain itu, pesawat Reven Global Air Trasnport PK RVV itu juga membawa Bupati Puncak Willem Wandik.
"Bupati Puncak Willem Wandik terbang menggunakan pesawat Reven Global Air Trasnport PK RVV yang take off dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju bandara Agandume," ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu.
Dampak El Nino
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, kekeringan di Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume masih akan berlangsung hingga satu bulan ke depan.
"Diperkirakan musim kemarau terjadi hingga September ini. Intensitas hujan rendah, suhu panas dan pada malam hari suhu udara turun hingga di bawah 10 derajat celsius," kata Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura Sulaiman di Jayapura, Jumat (28/7/2023).
Sulaiman menyebut, bencana kekeringan itu merupakan dampak dari Badai El Nino.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan, bencana kekeringan di Kabupaten Puncak menunjukkan bahwa dampak El Nino sangat serius.
"Dampak (El Nino) ini tidak main-main.
Sudah terjadi di Kabupaten Puncak.
Di sana terjadi kekeringan dan gagal panen.
Dan enam orang meninggal dunia," ujar Tito saat memberikan materi pada acara penyerahan insentif fiskal untuk daerah yang digelar di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta Pusat, Senin (31/7/2023).
Tito meminta para kepala daerah memahami dampak El Nino tersebut.
Kepala daerah juga harus memahami daerah berisiko mengalami kekeringan akibat El Nino.
Presiden Minta Segera Ditangani
Sementara itu, Presiden Joko Widodo memerintahkan supaya bencana kekeringan di Kabupaten Puncak segera tertangani.
"Saya sudah perintahkan kepada Menko PMK (Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), Menteri Sosial, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan juga di daerah, di Papua, untuk segera menangani secepat-cepatnya," kata Presiden Jokowi usai meresmikan sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur di Jakarta Timur, Senin (31/7/2023).
Presiden juga meminta TNI untuk ikut mengawal penanganan bencana tersebut.
Sebab, ada risiko keamanan yang menyertai penanganan bencana kekeringan di Kabupaten Puncak.
Menurut Jokowi, letak geografis dua distrik yang terdampak bencana kekeringan berada di ketinggian.
Pada musim seperti ini, tanaman warga akan sulit tumbuh sehingga menyebabkan warga kekurangan bahan makanan dan kelaparan.
"Problem-nya supaya tahu, itu ada daerah spesifik yang kalau di musim salju itu yang namanya tanaman tidak ada yang tumbuh.
Di ketinggian yang sangat tinggi distrik itu," katanya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Benacana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dijadwalkan akan terbang ke Kabupaten Puncak pada Rabu (2/8/2023) untuk menyerahkan bantuan dan dukungan logistik ke Pemkab Puncak. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul 6 Orang Meninggal Akibat Bencana Kekeringan di Papua Tengah
Update berita lainnya di TribunGayo.com dan Google News
kekeringan
Distrik Lambewi
Distrik Agandugume
Papua Tengah
meninggal dunia
TribunGayo.com
berita gayo terkini
kelaparan
Mubadala Energy Paparkan Rencana Kerja Strategis Bersama Pemko Lhokseumawe dan SKK Migas |
![]() |
---|
Tim SMANĀ Unggul Seribu Bukit Raih Juara di Final Toyota Eco Youth 13, Dihadiri Bupati Gayo Lues |
![]() |
---|
Oknum Guru SD di Lampung Viral Usai Hendak Cekik Murid Saat Upacara |
![]() |
---|
Munas IV PERADI: Pemilihan Ketua Umum PERADI Secara Langsung |
![]() |
---|
TIM Gelar Festival Kuliner dan Seni Budaya Aceh di Jakarta pada 22-31 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.