Berita Aceh Tengah

Unik, Usianya Capai Ratusan Tahun, Masjid Tertua di Aceh Tengah Ini Tanpa Nama

Informasi yang dihimpun TribunGayo.com saat turun ke lokasi Jumat (11/8/2023)  masjid yang dibangun pada tahun 1901 ini tanpa memiliki nama.

|
Editor: Khalidin Umar Barat
Kolase Tribungayo.com
MASJID TUE (Tua) di Kampung Bukit, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah dibangun tahun 1901 dan merupakan masjid pertama di Aceh Tengah 

Laporan Eti Uswati | Aceh Tengah

TRIBUNGAYO.COM,TAKENGON -Masjid merupakan salah satu bukti peradaban dan perkembangan Islam di wilayah nusantara termasuk Aceh.

Beberapa masjid usianya mencapai ratusan tahun seperti yang terdapat di Kampung Bukit, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah.

Informasi yang dihimpun TribunGayo.com saat turun ke lokasi Jumat (11/8/2023)  masjid yang dibangun pada tahun 1901 ini tanpa memiliki nama.

Masjid ini hanya disebut Masjid Tue atau masjid tua. Menurut cerita masyarakat sekitar, dulunya masjid tua ini masih beratapkan rumbia yakni daun yang berasal dari daun sagu kombinasi daun dan pelepah kelapa.

Selain tanpa nama, keunikan Masjid Tue tersebut terlihat dari bangunannya yang memiliki beberapa bagiannya menggunakan arsitektur cina/tiongkok.

Dalu masjid tua ini dipakai untuk kegiatan keagamaan baik shalat lima waktu dan sunnah, shalat Jumat, tadarus  Qur'an dan serta ceramah maupun syiar Islam lainnya.

Masjid ini juga pernah digunakan sewaktu Kepemimpinan Raja Zainudin yang kala itu merupakan  Raja Bukit.

“Masjid ini digunakan sewaktu kepemimpinan Raja Zainudin yaitu selaku Raja Bukit terakhir di masa itu,” ujar Bapak Gamura, Reje Kampung Bukit kepada Tribungayo.com.

Baca juga: Penjualan Bendera Jelang HUT ke 78 RI di Aceh Tengah Laris Manis

Menurut sejarah, Masjid Tue ini merupakan masjid pertama yang dibangun di Kabupaten Aceh Tengah di bawah kepemimpinan Reje (Raja) Mamat, dilanjutkan reje Ma’un, lalu reje Ilang hingga Reje terakhir Reje Ampon Zainudin.

"Masjid Tue di Kebayakan ini merupakan salah satu masjid tertua yang berada di Kabupaten Aceh Tengah," kata Gamura.

Hingga sekarang, ternyata masjid ini masih berdiri kokoh dengan mempertahankan keasliannya. Konon, kabaranya dalam proses pembangunanya Belanda menyumbangkan 100 gulden atau setara Rp. 842451,76 saat ini.

Letak masjid Tua ini berada di pinggir jalan raya dans sehingga manakala ada wisatawan berkunjung ke Aceh tengah dapat mudah menemukan bangunan penuh sejarah tersebut.

Gumara mengatakan, selaku masyarakat sekitar Kampung Bukit mereka tetap menjaga dan memelihara kelestarian Masjid Tue.

Baca juga: Masyarakat Bersihkan Lumpur Akibat Banjir yang Terjang Tujuh Desa di Aceh Tenggara

Sebab, Masjid Tue ini juga disebut menjadi salah satu situs sejarah lahirnya masjid-masjid lain seperti Masjid Al Abrar, Az Zikra(lot kala), Masjid Al Ikhlas (pinangan), Masjid Mendale dan lain-lain.

"Kami berharap kepada seluruh jajaran Pemerintahan Kabupaten Aceh Tengah dan masyarakat khususnya Kampung Bukit dan masyarakat daerah sedarah dan seakidah membantu apa yang bisa dibantu untuk masjid tua ini," ungkap Gumara berharap perhatian pemerintah.

Melihat kondisi saat ini masjid perlu ada perbaikan untuk terus mempertahankan keutuhan bangunan agar terus dapat dinikmati untuk generasi selanjutnya.  (*)

Update berita lainnya di TribunGayo.com dan GoogleNews

Baca juga: Menunggu Akhir Pekan, Ini 4 Rekomendasi Agrowisata di Aceh Tengah dan Bener Meriah

Baca juga: Danau Lut Kucak Jagong Jeget, Aceh Tengah Wisata Baru yang Patut Anda Kunjungi

Baca juga: Asal Usul Suku Lingon yang Hidup di Hutan Halmahera, Bermata Biru, Rambut Pirang dan Kulit Putih

 

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved