HUT Ke 78 Kemerdekaan RI

Deretan Fakta Perumusan Teks Proklamasi, Mesin Ketik yang Digunakan Buatan Jerman

Soekarno menuliskan konsep di atas secarik kertas, sedangkan Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikiran secara lisan.

Kolase TribunGayo.com
Deretan fakta Perumusan Teks Proklamasi, Mesin Ketik yang Digunakan Buatan Jerman. 

Deretan Fakta Perumusan Teks Proklamasi, Mesin Ketik yang Digunakan Buatan Jerman

TRIBUNGAYO.COM - Bangsa Indonesia akan memperingati Hari Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2023.

Saat peringatan Hari Kemerdekaan tersebut, Teks Proklamasi selalu dibacakan di depan publik.

Teks Proklamasi ini menjadi bukti sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.

Adapun bunyi teks proklamasi RI tersebut yaitu:

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05.

Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta.

Namun, tahukah Anda ada sederetan fakta menarik terkait Teks Proklamasi ini.

Ada banyak pihak yang berperan penting baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses perumusan naskah proklamasi.

Berikut ini sederet fakta proses perumusan teks proklamasi, dikutip dari Kemdikbud:

1. Peran Laksamana Maeda

Dari Rengasdengklok, rombongan bertolak ke Jakarta, menuju rumah seorang perwira Jepang bernama Laksamana Tadashi Maeda di Meiji Dori No. 1 untuk membahas masalah tersebut.

Setibanya disana, tuan rumah menjelaskan permasalahan dan informasi yang sebenarnya terjadi.

Maeda lalu mempersilakan ketiga tokoh menemui Gunseikan (Kepala Pemerintahan Militer) Jenderal Moichiro Yamamoto untuk membahas upaya tindak lanjut yang akan dilakukan.

Namun Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan menentang rencana mereka.

Akhirnya Soekarno, Hatta, dan rombongan kembali ke rumah Maeda dan membuat naskah proklamasi di rumah Maeda.

2. Peran Ahmad Soebardjo

Setelah Soekarno-Hatta disandera oleh kaum muda ke Rengasdengklok, Ahmad Soebardjo datang dan berusaha membujuk para pemuda untuk melepaskan dwitunggal.

Akhirnya mereka bersedia dengan jaminan oleh Soebardjo bahwa proklamasi akan terjadi esok hari.

Ahmad Soebardjo juga berperan membantu Soekarno–Hatta merumuskan naskah proklamasi.

3. Menu sahur

Maeda sendiri sebelum beranjak ke lantai dua rumahnya, sempat berpesan kepada para stafnya agar menjamu tamu-tamu beliau.

Nyatanya, hal itu di terjemahkan dengan baik oleh Satsuki Mishima (Kepala Staf Bagian Rumah Tangga Maeda).

Seperti dilansir dalam harian Pos Kota terbitan 18 Agustus 1984, ia yang mengetahui sebagian besar peserta rapat adalah muslim yang akan menjalankan ibadah puasa.

Maka ia berinisiatif membuatkan menu makan sahur berupa nasi goreng, disertai beberapa menu lain berupa ikan sarden, telur dan roti.

4. Naskah Proklamasi

Soekarno, Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo merumuskan naskah proklamasi.

Soekarno menuliskan konsep di atas secarik kertas, sedangkan Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikiran secara lisan.

Kertas yang digunakan merupakan sobekan dari block note dengan lembarannya bergaris-garis biru.

Konsep teks Proklamasi tulisan tangan Ir Soekarno kemudian diketik oleh Sayuti Melik dengan mengadakan perubahan kata yaitu kata “tempoh” menjadi “tempo”.

Lalu “wakil-wakil Bangsa Indonesia” menjadi “atas nama Bangsa Indonesia” serta penulisan hari dan bulannya.

Teks tersebut ditandatangani oleh Soekarno Hatta atas nama Bangsa Indonesia

5. Peran Pewarta

Peran para pewarta sangat penting dalam peristiwa ini, antara lain Frans dan Alex Mendoer dari IPPHOS yang mengabadikan momen pembacaan proklamasi, BM Diah dan Jusuf Ronodipuro yang membantu penyebaran berita proklamasi lewat berbagai cara, seperti radio, surat kabar, telegram, serta melalui lisan.

6. Mesin Ketik

Mesin Ketik yang digunakan Sayuti Melik merupakan mesin ketik buatan Jerman, pinjaman dari Kolonel Kandeler komandan Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine) yang berkantor di Gedung KPM (sekarang Pertamina) di Koningsplein (Medan Merdeka Timur).

Saat itu di rumah Laksamana Tadashi Maeda hanya tersedia mesin ketik dengan huruf kanji.

Satsuki Mishima, seorang sekretaris urusan rumah tangga di rumah Maeda kemudian berinisiatif meminjam mesin ketik tersebut. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 6 Fakta Proses Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Gunakan Mesin Ketik Buatan Jerman

Update berita lainnya di TribunGayo.com dan Google News

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved