Ratusan Istri di Bener Meriah Ramai-ramai Gugat Cerai Suami, Faktor Ekonomi dan Pernikahan Dini

Laporan Bustami I Bener Meriah

TRIBUNGAYO.COM, REDELONG - Kasus perceraian  di Bener Meriah pada tahun 2023 didominasi istri gugat cerai suami yakni mencapai 215 dari 313 perkara.

Hal tersebut berbanding terbalik dari kasus diceraikan atau talak cerai oleh suaminya yang hanya berada di angka 98 kasus.

Sementara sepanjang tahun 2023 Mahkamah Syar'iyah Bener Meriah telah menangani kasus perceraian sebanyak sebanyak 313 kasus, cerai gugat atau Istri minta cerai menjadi paling dominan.

Hal tersebut disampaikan  Ketua Mahkamah Syariah Bener Meriah melalui kasi Humas Zahrul Bawadi Kepada TribunGayo.com, Kamis (9/11/2023).

Kata Zahrul Faktor utama yang membuat para pasangan suami istri bercerai di Kabupaten Bener Meriah di dominasi karena faktor perselisihan dan pertengkaran terus menerus.

Sehingga mengakibatkan persoalan rumah tangga yang tak kunjung bisa diselesaikan lagi, atau tidak ada lagi kesepahaman antar pasangan suami istri.

"Alhasil berakibat kebanyakan berujung kepada perceraian," tuturnya.

Sementara data yang dihimpun TribunGayo.com angka Perceraian di Bener Meriah hingga bulan November 2023 tersebut menurun.

Tahun 2022 lalu angka perceraian di Bener Meriah mencapai 387 perkara.

Sedangkan untuk tahun 2021 hanya berada di angka 323 serta di tahun 2020 hanya di angka 285 kasus perceraian.

Di tahun sebelumnya faktor utama penyebab perceraian juga di dominasi oleh pertengkaran yang terus menurus.

Selain itu, faktor pernikahan dini atau dispensasi kawin serta tekanan sosial budaya, faktor ekonomi juga menjadi penyebab perceraian di Bener Meriah. (*)

Baca juga: Kasus Perceraian di Bener Meriah Selama 2023 Capai 313 Perkara, Didominasi Masalah Pertengkaran

Baca juga: Pj. Bupati Bener Meriah Terima Penghargaan Peringkat 1 Pelaksanaan MCP dari KPK RI

Baca juga: Bener Meriah Raih Dua Gelar Juara di PKA ke-8, Musik Garapan Tradisional dan Stand Terbaik Kuliner