Berita Bener Meriah
Wali Nanggroe Malik Mahmud Ungkap Peran Radio Rimba Raya di Bener Meriah Pertahankan Kedaulatan RI
"Jadi begitulah peran Aceh pada saat itu, begitu besar jasa Aceh, ketika keadaan Indonesia betul-betul genting," ujar Malik Mahmud.
Penulis: Bustami | Editor: Khalidin Umar Barat
Laporan Bustami I Bener Meriah
TRIBUNGAYO.COM, REDELONG - Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Alhaytar mengakui besarnya peran Radio Rimba Raya sebagai akses Indonesia kepada dunia internasional di saat Radio Republik Indonesia (RRI) di Yogyakarta telah dihancurkan.
Di tengah kegentingan tersebut, Radio Rimba Raya masih mengudara yang akhirnya menyuarakan bahwa Indonesia masih ada dan merdeka. Siaran pad atahun 1948 tu sampai ke Negara India.
Hal tersebut disampaikan Wali Nanggroe Malik Mahmud ketika mengunjungi Tugu Radio Rimba Raya yang terletak di Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, pada Rabu (31/1/2024).
Menurut Wali Nanggroe Malik Mahmud kala itu saat agresi militer II, Belanda telah mengklaim bahwa Indonesia sudah tidak ada lagi.
Belanda menebar berita bohong tentang bubarnya Indonesia kepada seluruh dunia. Pihak Belanda juga telah memutus semua akses Indonesia kepada dunia internasional dengan cara menghancurkan Radio Republik Indonesia (RRI) di Yogyakarta.
Tetapi ternyata, dari kawasan pedalaman Tanah Gayo Kabupaten Bener Meriah yang sebelumnya Aceh Tengah, terdapat sebuah radio yang bernama Radio Rimba Raya.
Radio Rimba Raya ini masih mengudara dan memancarkan siarannya secara rahasia.
"Radio Rimba Raya ini membantah klaim propaganda Belanda, dan menyuarakan bahwa Indonesia masih ada dan merdeka, di mana ya disini di Aceh.
Dan Aceh kala itu di Kuasai oleh orang Aceh, Aceh sudah berdaulat dan sudah merdeka, hanya saja tidak menaikkan bendera Indatu, tapi menaikkan bendera merah putih, " sebut Wali Nanggroe Malik Mahmud.
Semenatara siaran Radio ini kata Wali saat itu memancarkan siaranya mengarah ke negara India, karena negara India juga baru merdeka kala itu, dan siarannya menggunakan lima bahasa.
Siaran tersebut berisi bantahan-batahan terhadap klaim Belanda tentang bubarnya Indonesia.
"Pihak India, saat itu juga menyokong penuh kemerdekaan indonesia, termasuk Negara Mesir dan beberapa negara lain, berita-berita yang di siarkan dari Radio Rimba Raya ini mereka sampaikan lagi kesuruh dunia," tutur Wali.
Malik Mahmud menambahkan, berdasarkan informasi dari Radio Rimba Raya, akhirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengirimkan delegasi ke Aceh yang berasal dari Amerika, Turki, dan Australia.
"Ketika mereka (delegasi) mendarat di Blangbintang, kala itu disambut oleh para tentara Aceh.
Mereka melihat ada bendera Indonesia berkibar dengan gagah," ungkap Wali Nanggroe.
"Demikian pula ketika di Blang Padang, mereka melihat ada deville militer, sehingga mereka menyatakan Indonesia masih eksis, masih berdaulat," terang Malik Mahmud.
Pada saat itu pula kata wali, banyak petinggi-petinggi Indonesia lari dan bersembunyi ke Aceh.
"Jadi begitulah peran Aceh pada saat itu, begitu besar jasa Aceh, ketika keadaan Indonesia betul-betul genting," ujar Malik Mahmud.
Sementara amatan TribunGayo.com, di tugu Radio Rimba Raya itu juga dituliskan sejarah tentang Radio Rimba Raya.
Di mana bertuliskan bahwa "pada tanggal 19 Desember 1948, Ibukota Negara Republik Indonesia Yogyakarta, dikuasai Belanda.
Radio Republik Indonesia yang mengumandangkan suara Indonesia Merdeka ke seluruh dunia, tiada lagi mengudara.
Radio Belanda Hilversum, secara lantang menyiarkan bahwa Republik Indonesia sudah hancur, sebagian dunia mempercayai berita itu.
Pada saat demikian gentingnya suasana, tanggal 20 Desember 1948 malam, RRR (Radio Rimba Raya) mengudara menembus angkasa memberitakan bahwa Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila masih ada dan Revolusi 1945 masih tetap menyala.
Tanggal 19 Desember 1948, Gubernur Militer Aceh, Langkat ,dan Tanah Karo, dalam sidang Dewan Pertahanan Daerah, antara lain memutuskan, tanggal 20 Desember 1948 pemancar Radio yang kemudian dinamakan Radio Rimba Raya telah mengudara.
Tanah Aceh, daerah modal Republik Indonesia, dalam menghadapi segala peristiwa yang terjadi, mempersiapkan diri mendatangkan sebuah pemancar yang kuat dari luar negeri.
Di Ronga-ronga inilah, akhirnya setelah mengalami proses perjalanan panjang Radio Rimba Raya bermukim, dan tanggal 20 Desember 1948 secara berkala mulai mengudara. (*)
Baca juga: Kejari Bener Meriah Musnahkan Barang Bukti Narkotika, Sabu Dibelender, Ganja dan Hp Dibakar
Baca juga: Mau Rasakan Serunya Liburan Sambil Berburu Durian, Datanglah ke Bener Meriah
Baca juga: VIRAL Peserta Simulasi Pemungutan Suara Diduga Terima Nasi Basi, Ini Kata Ketua KIP Bener Meriah
Radio Rimba Raya
tugu Radio Rimba Raya
Wali Nanggroe
Malik Mahmud
Bener Meriah
Aceh Tengah
berita tribun gayo hari ini
Jelang HUT RI, Babinsa Ajak Warga Kampung Suka Rame Bener Meriah Gotong Royong |
![]() |
---|
BPBD Catat Kebakaran Lahan di Bener Meriah Hingga Agustus Capai 70 Hektare |
![]() |
---|
Tiga Warga Asal Bener Meriah dan Aceh Tengah Diringkus Polisi, 5 Paket Sabu Disita |
![]() |
---|
Panitia Resmi Dibentuk, Konferkab Pertama PWI Bener Meriah Segera Digelar |
![]() |
---|
Sugiono Jabat Sekjen Gerindra, Ketua DPC Bener Meriah Sebut Warga Gayo Patut Berbangga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.