Kisah Inspiratif

Kisah Juardi, Kakek Asal Sigli Bertahan Hidup Jadi Tukang Sol Sepatu Sejak Tahun 1990 di Takengon

Juardi mematok tarif  setiap sepatu berkisar Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per sepatu, tergantung dari tingkat kesulitannya.

|
Penulis: Alga Mahate Ara | Editor: Khalidin Umar Barat
TRIBUNGAYO.COM/ALGA MAHATE ARA
Juardi tukang Sol sepatu asal Sigli yang bekerja di Takengon, Aceh Tengah, Selasa (13/2/2024). 

Laporan Alga Mahate Ara|Aceh Tengah

TRIBUNGAYO.COM.TAKENGON - Kisah hidup yang dialami Juardi dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi generasi muda.

Betapa tidak demi menafkahi  istri dan anak yang masih bersekolah, pria asal Sigli bertahan hidup sebagai tukang sol sepatu (reparasi) di Kota Takengon sejak tahun 1.990 an.

Juardi yang sehari-hari mangkal di Jalan Jendral Gatot Subroto Pasar Impres Takengon, Kabupaten Aceh Tengah berbincang dengan Tribungayo.com Selasa (13/2/2024) menceritakan kisah hidupnya.

Dengan lokasi yang sempit di sebuah jalan kecil di atas trotoar jalan, Juardi mengais rejeki untuk menghidup anak dan istri tercinta.

Ayah enam anak ini mengaku datang ke Takengon bersama istrinya dan tinggal di rumah kontrakan.

Saat ini ia hanya tinggal bersama sang istiri, sebab anaknya yang masih bersekolah tinggal bersama neneknya di kampung halaman.

"Anak di Sigli yang paling kecil masih sekolah tinggal sama neneknya," kata Juardi.

Ia katakan, penghasilan sebagai tukang sol sepatu tidak menentu.

Juardi mematok tarif  setiap sepatu berkisar Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per sepatu, tergantung dari tingkat kesulitannya.

"Paling banyak dalam sehari 15 sepatu dan paling sedikit satu sepatu," katanya.

Lapak sol sepatu sederhana Juardi buka dari pukul 09.00 WIB – 18.00 WIB.

Ia sampaikan untuk bertemu anaknya, tidak menentu, terkadang saat libur sekolah anaknya datang ke Takengon untuk menemunya atau sebaliknya..

Pria yang berusia 56 tahun ini, datang di Takengon bukan hanya sebagai sol sepatu,banyak sudah macam pekerjaan yang sudah ia jalanani mulai dari tukang bangunan dan penjaga parkir.

"Kalau kerja parkir sampai malam, kalau kerja bangunan sudah tidak sangup sudah tua," ujar Juardi menceritakan kisah perjalanan hidupnya.

Sumber: TribunGayo
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved