Sejarah Aceh Tengah
Potret Lawas Kota Takengon Tempo Dulu dan Kini dengan Tugu Gemar Menabung
Kota Takengon saat ini makin ramai. Kegiatan hiburan malam disajikan setiap malam Minggu yang berpusat di Taman Inen Mayak Teri samping pendopo Bupati
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Khalidin Umar Barat
Laporan Fikar W.Eda I Aceh Tengah
TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Seperti apa wajah Kota Takengon pada tahun 80-an? Gambar ini adalah salah tampilan pemandangan di pusat Kota Takengon.
Beberapa bagian ruko masih terbuat dari kayu dan sudah ada beberapa yang dibangun dengan beton.
Masa itu pusat Takengon meliputi kawasan Simpang Lime, terus ke Jalan Malem Dewa, lanjut ke Jalan Sudirman, dan Jalan Peteri Ijo. Dulu wilayah ini masuk dalam Kecamatan Kota.
Tapi sekarang sudah berganti nama dengan Kecamatan Lut Tawar.
Pemandangan wajah kota Takengon saat ini susah berubah drastis. Bangunan ruko berkonstruksi kayu sudah tidak ada lagi.
Semuanya sudah terbuat dari beton.
Hanya saja kawasan Jalan Sudirman dan Peteri Ijo tidak lagi menjadi pusat kota, melainkan sudah berubah jadi kawasan tak beraturan dan tidak terurus.
Bangunan di sana sudah banyak rusak dan miring akibat gempa.
Wilayah kota mengalami perkembangan, ke arah Jalan Sengeda terus ke Kebayakan.
Banyak muncul pemukiman dan pusat penjualan atau kedai baru.
Kawasan Simpang Lima terdapat sebuah tugu yang dibangun pada 1996 pada masa kepemimpinan Bupati Buchari Isaq.
Tugu dibangun oleh Bank Indonesia sebagai apresiasi gerakan menabung warga Aceh Tengah.
Tugu Simpang Lime menjadi salah satu "pemanis" Kota Takengon, sebagai daerah wisata.
Sebelumnya di belakang tugu itu terdapat tugu "nenas" tapi kemudian hilang.
Tugu Simpang Lime Takengon direnovasi dengan anggaran Rp 135 juta dari APBK Aceh Tengah.
Kota Takengon saat ini makin ramai. Kegiatan hiburan malam disajikan setiap malam Minggu yang berpusat di Taman Inen Mayak Teri samping pendopo Bupati.
Ide memanfaatkan Taman Inen Mayak Teri ini diawali pada Desember 2022 oleh seniman Desember Kopi bersama Reje Kampung Merah Mersa.
Waktu itu ditampilkan bazar UMKM, dalam acara bertajuk "Niru Ngupi Morom" menghadirkan didong, musik, tari, baca puisi, dan atraksi seni etnik Jawa.
Pada 2023 lokasi ini dijadikan panggung Kopi Gayo Didong Runcang dan pertunjukan musik akustik dan bazar UMKM. Wajah Takengon sudah benar benar berubah. (*)
Baca juga: Beginilah Model Bangunan Kantor DPRK Aceh Tengah di Tahun 70-an, Beda dengan Bangunan Saat Ini
Baca juga: Polres Aceh Tengah Tetapkan Seorang Tersangka Terkait Kasus Perkelahian Maut saat Lebaran
Baca juga: Pascalebaran Idul Fitri 2024 Harga Kopi Gayo di Aceh Tengah Dilaporkan Menurun
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.