Advertorial

Kerap Dikeluhkan, Beginilah Keberadaan Intake Grafitasi PDAM Tirta Tawar Aceh Tengah

“Oleh karena debit air yang sangat kecil,intake tersebut tidak dapat difungsikan dan menjadi terbengkalai sehingga merugikan keuangan negara,”jelasnya

Penulis: Alga Mahate Ara | Editor: Mawaddatul Husna
TRIBUNGAYO.COM/ALGA MAHATE ARA
Direktur PDAM Tirta Tawar, Hidayat. 

Laporan Alga Mahate Ara | Aceh Tengah

TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON – Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tawar, Hidayat SE mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah isu strategis dalam penyediaan air di Kabupaten Aceh Tengah.

Ia mengatakan beberapa isu strategis dalam penyediaan air minum, baik skema pembiayaan, pengembangan, sistem penyediaan air minum (SPAM), maupun tentang keberadaan intake dan bak reservoir.

Mengacu kepada peraturan pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 122 tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum skema pembiayaan pengembangan SPAM di provinsi dan kabupaten/kota.

Pembangunan Unit Air baku yang meliputi Pembangunan Intake dan Pemasangan Jaringan Transmisi Air Baku bersumber dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Nasional.

Pembangunan Unit Produksi yang meliputi Pembangunan lnstalasi Pengolahan Air (IPA), Reservoir dan Pemasangan Jaringan Disribusi Utama bersumber dari dana APBN dan APBD Tk. I.

Pembangunan Unit Distribusi dan Pelayanan :

Pemasangan Jaringan Distribusi Bagi bersumber dari dana APBD Tk. II.

Pemasangan Pipa Persil dan Sambungan Rumah bersumber dari dana PDAM

“Persepsi mengenai manajemen PDAM tidak dilihat secara utuh sebagai pengelolaan Perusahaan, kemudian permasalahan esternal yang bukan kewenangan PDAM,” kata Hidayat.

Hidayat juga mengungkapkan terdapat juga permasalahan di Intake dan Bak Reservoir di Aceh Tengah yang mengalami kendala baik akibat Force majeur (keadaan alam)  maupun aktivitas masyarakat lainya.

Keberadaan intake dan bak reservoir Tansaril kecamatan Bebesen yang dibangun pada tahun anggaran 2020 yang bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) yang pada awalnya pemasangan pipa air baku berada di sebelah timur.

Kemudian, setelah dilakukan pengerukan Krueng Peusangan yang dilakukan oleh Proyek PLTA Peusangan terjadi penurunan permukaan air sungai, sehingga air tidak masuk ke Bak Intake, sehingga pipa air baku dipindahkan ke arah Selatan dengan kedalaman Pompa Submersible 2 meter dari 5 meter kedalaman Krueng Peusangan.

Jarak Pompa Air Baku (Pompa Submersible) dengan saluran buang yang berasal dari Paya llang sepanjang 5-7 meter.

“Keberadaan bangunan intake bersifat sementara, menunggu Pembangunan SPAM IKK Bebesen dengan kapasitas 40 IUdt yang direncanakan dibangun pada Tahun Anggaran 2024,” sebut hidayat.

Halaman
12
Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA
Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved