Berita Aceh Tengah

Linge Tanpa Sinyal, Terpelanting dan Asing

Linge dikenal sebagai kawasan blankspot, dimana sinyal telepon sangat sulit didapatkan, kecuali di beberapa titik tertentu.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Budi Fatria
TribunGayo.com/Fikar W Eda
Suasana di Kampung Linge, Aceh Tengah. 

Laporan Fikar W.Eda | Aceh Tengah

TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Masalah sinyal telepon di Linge merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh warga setempat.

Linge dikenal sebagai kawasan blankspot, dimana sinyal telepon sangat sulit didapatkan, kecuali di beberapa titik tertentu.

Diki, yang membawa rombongan dari Takengon untuk menghadiri Festival Nenggeri Linge pada 13-16 Juli 2024, menyatakan bahwa mereka memasuki wilayah tanpa sinyal.

Reje dan warga Linge sudah lama mengeluhkan masalah ini, namun belum ada solusi konkret yang diterapkan.

Tanpa sinyal, Linge menjadi daerah yang terisolasi meski secara geografis berada di posisi sentral.

Tokoh-tokoh Linge seperti Reje Kampung Linge Zainuddin SL, tokoh muda M Saleh Adong Linge, Isman Linge, dan Namtara Linge, sudah lama menyuarakan keluhan mereka, bahkan melalui aksi protes dan demo.

Saat Festival Nenggeri Linge berlangsung, pemerintah Aceh Tengah menyediakan fasilitas sinyal dengan kapasitas terbatas agar festival tersebut dapat disiarkan ke dunia luar.

Khairudin Yoes, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi, menyadari kekurangan ini dan menginformasikan rencana pembangunan tower pada tahun 2024.

Informasi ini disambut gembira oleh warga Linge.

Selain itu, Pj Bupati Aceh Tengah Teuku Mirzuan juga menyampaikan bahwa dua jembatan dan satu ruas jalan yang menghubungkan Linge dengan Jamat akan dibangun tahun ini.

Mendengar ini warga Linge sangat senang, sebab Linge tanpa sinyal, adalah daerah terpelanting dan asing.

Meski Linge adalah tempat asal muasal Gayo. (*)

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved