Kisah Inspiratif

Terungkap Alasan Warga Pasir Putih Bener Meriah Tetap Bertahan di Kampung yang Masih Terisolir

Saat ini akses menuju ke Kampung Pasir Putih masih harus menggunakan perahu dengan menempuh waktu jalan hingga berjam-jam.

|
Penulis: Bustami | Editor: Mawaddatul Husna
TRIBUNGAYO.COM/BUSTAMI
Warga Kampung Pasir Putih, Bener Meriah, Kakek Habdo sedang mendayung perahunya. 

Laporan Bustami | Bener Meriah 

TRIBUNGAYO.COM, REDELONG - Kampung Pasir Putih di Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah merupakan sebuah kampung pedalaman yang masih terisolir.

Saat ini akses menuju ke Kampung Pasir Putih masih harus menggunakan perahu dengan menempuh waktu jalan hingga berjam-jam.

Penduduk di Kampung Pasir Putih berjumlah 69 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 26 orang.

Warga Pasir Putih telah tinggal dan menggantungkan hidup mereka disana sejak Indonesia belum merdeka.

Meskipun akses jalan cukup sulit, tapi warga disana menggangap jika Kampung Pasir Putih merupakan surganya para petani.

Kakek Habdo (82) salah satu warga Pasir Putih kepada TribunGayo.com, Minggu (4/8/2024) menuturkan jika dirinya sudah tinggal disana puluhan tahun.

KAKEK HABDOO
Kakek Habdo sedang menunjukan tanaman kacang hijau yang tumbuh subur di kebunnya, Minggu (4/8/2024). (TRIBUNGAYO.COM/BUSTAMI)

"Saya lahir dan besar di Pasir Putih, saat ini umur saya sudah 82 tahun," ujar kakek Habdo.

Menurutnya kenapa ia memilih bertahan disana lantaran tanah Pasir Putih merupakan surganya pertanian.

Disana semua tumbuhan tumbuh, mulai kacang hijau, kacang tanah dan durian pun tumbuh subur disana.

"Disana semua tumbuhan yang kita tanam tumbuh, subur sekali disana, siap kita tanam, tinggal kita bersihkan tanpa harus perawatan menggunakan pupuk segala macam dan apa kita tanam pasti tumbuh disana," ujar kakek Habdo.

Selain itu, alasan lain ia tetap milih tinggal di Kampung Pasir Putih meskipun tidak ada akses jalan, karena Pasir Putih merupakan tempat ia lahir dan dibesarkan.

Lalu, warga disana juga hidup saling menghargai, kompak dan jarang sekali ada konflik.

"Disana warganya masih kompak, misalnya lagi kegiatan bersih kebun, semua warga bersih kebun, tidak ada kegiatan lain sebelum kegiatan bersih kebun selesai, begitu juga kegiatan lainya," sebut Kakek Habdo.

Sementara untuk hasil kebun pertaniannya mereka menjualnya ke wilayah Aceh Utara bahkan hingga ke wilayah Lhoknibong Aceh Timur.

Sumber: TribunGayo
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved