Harga Kakao di Aceh Tenggara Turun Rp 5.000/Kg, Pemkab Diminta Tampung Panen Petani

Laporan Asnawi Luwi|Aceh Tenggara

TRIBUNGAYO.COM, KUTACANE - Harga komoditi kakao kering di Kabupaten Aceh Tenggara tak stabil.

 Pemkab Aceh Tenggara diminta untuk menampung kakao kering hasil panen petani untuk menstabilkan harga di pasaran.

"Harga kakao kering tak stabil di Aceh Tenggara. Ini harus diambil langkah-langkah oleh Pj Bupati Aceh Tenggara dengan menampung kakao petani agar harga stabil dan tetap mahal," kata Tokoh Masyarakat Aceh Tenggara, Mawardi kepada Tribungayo.com, Selasa (13/8/2024).

Menurutnya, selama ini harga Kakao Kering di Aceh Tenggara tergantung harga di pasaran Medan.

Sehingga harga kakao petani ini tak pernah stabil.

Bahkan, sering anjlok. Kondisi ini tentunya merugikan petani kakao di bumi sepakat segenap.

Disisi lainnya, Mawardi juga menyinggung, selama ini Badan Usaha Milik Kute (BUMK) tak berjalan di Aceh Tenggara.

Padahal, apabila BUMK difungsikan tentunya kakao kering petani dapat ditampung sehingga harga stabil dan juga menguntungkan pengelola BUMK.

Karena, dengan memfungsikan BUMK tentunya dana desa (DD) dapat diberikan kepada kepengurusan BUMK sehingga modal.usaha BUMK bisa berjalan dan menguntungkan pengelola dan juga desa.

Sementara itu, pengumpul Kakao Keliling di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Ebit, mengatakan, saat ini harga Kakao Kering anjlok dari Rp 110.000 per kilogram menjadi Rp 105.000 perkilogram.

Artinya, harga turun sebesar Rp 5.000 per kilogram.(*)

Baca juga: Asosiasi Pedagang Sayur di Bener Meriah Ancam Gelar Aksi Besar-besaran, Gegara Harga Tomat Anjlok

Baca juga: Viral! Petani Bener Meriah Buang Tomat Akibat Harga Anjlok dan Permintaan Kurang