Puluhan Tahun Arungi Sungai, Prajurit TNI Wujudkan Mimpi Warga Pasir Putih untuk Miliki Jalan

Bagi masyarakat Pasir Putih jalan yang dibangun oleh TNI itu bagaikan urat nadi, karena selama ini akses jalan hanya bisa ditelusuri melalui sungai.

Penulis: Bustami | Editor: Mawaddatul Husna
TRIBUNGAYO.COM/BUSTAMI
Masyarakat dan TNI bergotong-royong membangun jembatan di jalan menuju ke Pasir Putih, Bener Meriah. 

Laporan Bustami | Bener Meriah 

TRIBUNGAYO.COM, REDELONG - Siang itu, matahari bersinar cerah menembus celah-celah pepohonan diiringi derasnya suara aliran sungai di Desa Blang Panu, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, pada Jumat (16/8/2024).

Geliat kehidupan warga di Desa Blang Panu yang mayoritas sebagai petani dan pekebun itu sudah sangat terasa.

Terlihat, beberapa sepeda motor mulai melintas di jalan yang kondisinya masih tampak baru berupa tanah berwarna merah.

Jalan itu, merupakan jalan baru dan satu-satunya penghubung antara Desa Blang Panu dengan Desa Pasir Putih Kecamatan Syiah Utama yang telah terpisah berpuluh-puluh tahun.

Kedua desa tersebut kini telah dipertemukan berkat keringat anggota TNI bersama warga dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-121 dari Kodim 0119 Bener Meriah.

Bagi masyarakat Pasir Putih jalan yang dibangun oleh TNI itu bagaikan urat nadi, karena selama ini akses jalan hanya bisa ditelusuri melalui aliran sungai.

Dan untuk aktivitas sehari-hari, mereka terpaksa mengandalkan perahu tradisional sebagai sarana transportasi utama untuk terhubung dengan desa-desa lain di Kecamatan Syiah Utama.

Jarak tempuh Desa Pasir Putih dengan Desa Blang Panu memerlukan waktu selama dua sampai tiga hari perjalanan, tergantung kondisi aliran sungai.

Desa Pasir Putih merupakan desa terjauh dan paling terisolir serta terkunci di tengah hutan di Kecamatan Syiah Utama, Bener Meriah yang berbatasan langsung dengan Aceh Utara.

Warga Pasir Putih berjumlah 69 jiwa dengan 26 Kepala Keluarga (KK), mereka telah tinggal dan menggantungkan hidup disana sejak Indonesia belum merdeka.

Meskipun akses jalan cukup sulit, tapi warga disana menggangap jika Pasir Putih merupakan surganya para petani.

Warga Kampung Pasir Putih, Bener Meriah, Kakek Hado
Kakek Habdo sedang mendayung perahu mengarungi sungai menuju Kampung Pasir Putih, Bener Meriah. (TRIBUNGAYO.COM/BUSTAMI)

Kakek Habdo (82) salah tokoh masyarakat Pasir Putih menuturkan jika dirinya sudah tinggal disana sejak puluhan tahun.

"Saya lahir dan besar di Pasir Putih, saat ini umur saya sudah 82 tahun," ujar kakek Habdo.

Ia menuturkan alasannya memilih tetap bertahan disana, meskipun akses jalan sulit dan sumber listrik tidak ada, lantaran tanah Pasir Putih merupakan surganya pertanian.

Sumber: TribunGayo
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved