MotoGP 2024

MotoGP Mandalika 2024 Terancam Sepi Peminat, Ini Sebabnya

Salah satu masalah utama adalah tingginya biaya akomodasi yang membuat minat penonton menurun drastis. 

Penulis: Malikul Saleh | Editor: Malikul Saleh
Instagram @Enea Bastianini
Salah satu masalah utama adalah tingginya biaya akomodasi yang membuat minat penonton menurun drastis.  

TRIBUNGAYO.COM - MotoGP Mandalika 2024 hadapi berbagai tantangan jelang pelaksanaannya. 

Salah satu masalah utama adalah tingginya biaya akomodasi yang membuat minat penonton menurun drastis. 

Padahal, ajang ini akan digelar di Sirkuit Mandalika, Indonesia, mulai Jumat (27/9/2024) hingga Minggu (29/9/2024).

Meskipun diprediksi akan menyajikan balapan seru dengan potensi cuaca hujan (wet race), berbagai masalah di luar lintasan membuat animo penonton merosot. 

Salah satu yang menjadi perhatian adalah mahalnya harga sewa hotel di sekitar area Mandalika, yang membuat penggemar balapan berpikir dua kali untuk datang.

Isu pembatalan MotoGP Mandalika 2024 juga sempat mencuat, meskipun pihak pengelola sirkuit menegaskan bahwa balapan akan tetap berlangsung sesuai jadwal. 

Namun, berbagai kendala belum sepenuhnya teratasi, termasuk penjualan tiket yang masih rendah.

1. Harga Kamar Hotel Naik

Satu di antara masalah penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2024 ialah masalah hotel. 

GP mania Tanah Air jelas dibuat gemas dengan melonjaknya harga sewa hotel tempat menginap.

Dilansir TribunLombok, harga hotel dalam rangkaian event MotoGP Mandalika 2024 ini melonjak tujuh kali lipat dari harga semula.

Disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Mandalika Hotel Association (MHA) Rata Wijaya pihaknya tidak bisa membendung kebijakan masing-masing hotal untuk melambungkan harga sewa.

Terlebih, pengawasan ataupun sanksi yang diberikan dari Pemerintah Daerah Nusa tenggara Barat (NTB) hingga detik ini tidak ada jika terjade case naiknya harga sewa hotel secara ugal-ugalan.

"Apakah akan ditarik izinnya atau diberikan sanksi tertuliskah. Ini kan tidak ada. Makanya kekuatan hukumnya kita pertanyakan," jelas Rata Wijaya.

"Karena sifatnya anggota ini kan bebas aktif ya. Kita (MHA) juga organisasi nonprofit yang tidak mengikat pada anggota.

"Lagi-lagi ini adalah ranahnya dari pemerintah karena yang menerbitkan aturan bukan dari MHA," jelas Rata.

2. Penjualan Tiket MotoGP Mandalika 2024 Lesu

Akibat naiknya tarif sewa hotel, membuat animo GP mania Indonesia untuk menyaksikan MotoGP Mandalika 2024, menurun. Sehingga, imbasnya juga berdampak kepada penjualan tiket.

Mahalnya biaya akomodasi juga menjadi penyebab mengapa penjualan tiket MotoGP Mandalika tahun ini terkesan sepi.

Diketahui, hingga saat ini total tiket MotoGP Mandalika 2024 yang sudah terjual berkisar 30 ribu lembar tiket MotoGP.

3. Gonjang-ganjing Pembayaran Hosting Fee Rp231 M

Selain masalah ticketing, perihal pembayaran hosting fee kepada Dorna Sports juga masih menuai polemik. Sebab siapa yang akan membayar masih menjadi bahasan panas.

Pemerintah Daerah NTB terkesan lepas tangan, sebab dalam dua musim terakhir penyelenggaraan MotoGP Mandalika, semuanya ditanggung pusat.

Sedangkan Pemda NTB untuk 2024, anggaran sudah terlanjur dialokasikan untuk Pilkada hingga Pekan Olahraga Nasional (PON Aceh-Sumut).

Melalui Sekertaris Daerah Provinsi NTB H Lalu Gita Ariadi, menyampaikan bahwa pihaknya bukan tidak mau membayar hosting fee MotoGP Mandalika 2024.

Mereka ingin mengetahui lebih dulu bagaimana mekanisme pembayaran yang dilakukan pemerintah pusat.

"Bukan tidak sanggup membayar hosting fee, hanya saja pihaknya perlu mengetahui bagaimana mekanisme pembayaran dan berharap pembiayaan dilakukan oleh pemerintah pusat," kata mantan Penjabat Gubernur NTB itu, dikutip dari TribunLombok.

Ramai desas desus MotoGP Mandalika 2024 batal beberapa waktu lalu terkait hosting fee.

Kini terkait pembayarannya, pemerintah pusat diharapkan untuk bisa memberi uluran bantuan.

Pasalnya beban pembayaran hosting fee yang pada tahun ini diserahkan ke Pemerintah Daerah NTB sebesar Rp231 miliar, belum bisa dilakukan.

Hal ini dikarenakan anggaran daerah digunakan untuk pembiayaan atlet yang berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) dan pelaksanaan Pilkada 2024.

"Pemprov NTB saat ini fokus pada penyelenggaraan Pilkada serentak yang mana cukup menyedot banyak anggaran," kata Lalu Gita Ariadi mengakhiri.  

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved