Berita Bener Meriah

Buntut Maraknya Siswa Keracunan, Ketua IDI Bener Meriah Minta BPOM Tingkatkan Pengawasan

BPOM ‎harus dapat memastikan bahwa masyarakat umumnya bisa mendapatkan makanan yang sehat untuk dikonsumsi.

Penulis: Bustami | Editor: Mawaddatul Husna
FOTO IST
Ketua IDI Cabang Bener Meriah, dr Insan Sarami Artanoga Sp KJ. 

Laporan Bustami | Bener Meriah 

TRIBUNGAYO.COM, REDELONG - ‎Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Bener Meriah, dr Insan Sarami Artanoga, Sp KJ meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) lebih meningkatkan pengawasan dalam peredaran makanan di Kabupaten Bener Meriah.

Pasalnya, dalam rentan waktu satu bulan terakhir sudah ada dua kasus siswa keracunan di wilayah Bener Meriah dengan korbannya mencapai puluhan orang.

"Paling banyak korbannya di kasus keracunan makanan santri SMP Al Manar mencapai 49 orang.

Dan kemarin kasus keracunan makanan kembali terjadi korbannya siswa MIN 3 Pondok Baru yang masih berusia 10 tahun, ini sangat memprihatinkan," ujar dr Insan Sarami Artanoga, Jumat (4/10/2024).

Menurutnya jika memang korban keracunan siswa MIN 3 karena berasal dari minuman kemasan yang dikonsumsi tentu banyak hal yang terlibat, mulai dari proses produksi minuman, perizinan, hingga pihak pengawasan makanan.

Maka dengan begitu dr Insan menilai, BPOM perlu melakukan peningkatkan pengawasan yang ekstra terkait peredaran makanan terkhusus makanan-makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak.

BPOM ‎harus dapat memastikan bahwa masyarakat umumnya bisa mendapatkan makanan yang sehat untuk dikonsumsi.

Kemudian kualitas yang baik tidak kedaluwarsa, khasiat dari makanan itu sendiri serta terjamin keamanan dari makan tersebut.

"Jangan sampai kasus-kasus keracunan seperti ini terulang kembali, apalagi korbannya mayoritas anak-anak, ini sangat menyedihkan," tuturnya.

Kemudian dr Insan menambahkan selain pengawasan dari pihak-pihak terkait, namun juga perlu adanya edukasi kepada seluruh orang tua.

Para guru ataupun para penjual agar kiranya makanan maupun minuman yang sifatnya kurang sehat dikonsumsi oleh anak-anak agar lebih selektif lagi dalam membeli menjual maupun di mengkonsumsinya.

Apalagi makanan dan minuman yang menggunakan pemanis buatan, atau pemanis yang mengandung fruktosa, taurin dan jenis lainnya tentu itu dapat memberatkan ginjal serta menyebabkan gagal ginjal.

Ia mengatakan, meskipun belum ada kasus gagal ginjal pada anak di Bener Meriah, tetapi pengawasan terhadap jajanan anak di sekolah perlu dilakukan sebagai bentuk antisipasi.

"Kita imbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih hati-hati dalam mengkonsumsi makanan, dan lebih mewaspadai anak-anak kita saat membeli jajan di luar rumah.

Sumber: TribunGayo
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved