Berita Aceh Tengah

Dosen UTU Lakukan Pemberdayaan Petani Kopi di Desa Pegasing Aceh Tengah

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani kopi di Desa Pegasing, Aceh Tengah, Kelompok Tani Musara Miko menerima pendampingan

Penulis: Alga Mahate Ara | Editor: Rizwan
For TribunGayo.com
Dosen UTU lakukan pengenalan teknologi pasca panen, dengan penggunaan mesin-mesin pengolahan kopi di kampung Pegasing, kecamatan Pegasing, Aceh Tengah, Kamis (24/8/2024).  

Laporan Alga Mahate Ara|Aceh Tengah

TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON – Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani kopi di Desa Pegasing, Aceh Tengah, Kelompok Tani Musara Miko menerima pendampingan dan dukungan melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada pengolahan pasca panen kopi. 

Tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan nilai tambah kopi, sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan dapat meningkatkan pendapatan para petani.

Kegiatan pemberdayaan ini dilaksanakan oleh tim dosen Universitas Teuku Umar (UTU) dipimpin Anisah Nasution SE MSi.

Kegiatan ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2024. 

Program ini menekankan pengenalan teknologi pasca panen, termasuk penggunaan mesin-mesin pengolahan seperti mesin pulper untuk membersihkan kulit buah kopi, mesin huller untuk mengupas kulit luar biji kopi, dan mesin sortasi untuk memilah biji kopi berdasarkan ukuran dan kualitas. 

Diharapkan, penggunaan mesin-mesin ini dapat meningkatkan nilai tambah kopi yang dihasilkan, sehingga lebih kompetitif di pasar.

Ketua Kelompok Tani Musara Miko, Mashuri, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan yang diberikan melalui program ini. 

"Kami sangat berterima kasih atas kegiatan pemberdayaan ini, terutama dengan adanya hibah mesin seperti mesin pulper, huller, dan sortasi yang sangat membantu dalam proses pengolahan kopi.

Kami akan menggunakan mesin-mesin ini sebaik-baiknya untuk meningkatkan nilai tambah kopi, sehingga hasilnya bisa meningkatkan pendapatan petani," ujarnya, Rabu (9/10/2024).

Program ini juga mencakup pelatihan praktik pengolahan kopi yang baik, mulai dari tahap pengupasan hingga penyortiran, serta pengenalan teknologi sederhana yang dapat diterapkan oleh petani. 

Dengan peningkatan kualitas dan efisiensi melalui pengolahan yang lebih optimal, para petani kini dapat menjual kopi dalam bentuk biji berkualitas tinggi, bukan lagi dalam bentuk cherry (buah kopi mentah), sehingga dapat dijual dengan harga yang jauh lebih baik.

Anisah Nasution berharap kegiatan ini menjadi langkah awal dalam meningkatkan kapasitas petani kopi dan mendorong kemandirian mereka. 

"Dengan adanya teknologi pengolahan yang lebih baik, kami berharap kopi Pegasing bisa bersaing di pasar nasional dan internasional," ungkapnya.

Program ini diharapkan memberikan dampak berkelanjutan bagi petani kopi di Desa Pegasing dan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk memanfaatkan teknologi pasca panen guna memaksimalkan potensi komoditas unggulan lokal.(*)

Baca juga: BREAKING NEWS: Satu Keluarga Ditemukan Meninggal Dunia Tertimbun Tanah Longsor di Aceh Tengah

Baca juga: Bak Penampungan Air Keruh di Totor Uyet, PDAM Tirta Tawar Takengon Gerak Cepat Lakukan Penanganan

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved