Berita Nasional

Benarkah Ada Shalat Khusus di Malam Lailatul Qadar? Berikut Penjelasannya

Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah seperti shalat malam, membaca Al-Quran, berzikir, dan berdoa.

Editor: Sri Widya Rahma
TribunGayo.com/Bagus Setiawan
LAILATUL QADAR - Keistimewaan malam Lailatul Qadar dijelaskan dalam Surah Al-Qadr, yang menyatakan bahwa ibadah yang dilakukan pada Lailatul Qadar lebih baik daripada ibadah selama seribu bulan atau sekitar 83 tahun 4 bulan. Namun, banyak yang bertanya-tanya apakah ada shalat khusus yang dianjurkan pada malam Lailatul Qadar. 

TRIBUNGAYO.COM - Malam Lailatul Qadar menjadi salah satu momen yang paling dinanti umat Islam di bulan Ramadan.

Malam ini dikenal sebagai malam penuh keberkahan dan kemuliaan, di mana malaikat turun ke bumi untuk mengatur berbagai urusan, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran.

Keistimewaan malam ini dijelaskan dalam Surah Al-Qadr, yang menyatakan bahwa ibadah yang dilakukan pada Lailatul Qadar lebih baik daripada ibadah selama seribu bulan atau sekitar 83 tahun 4 bulan.

Oleh karena itu, umat Muslim berlomba-lomba memperbanyak ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadan dengan harapan mendapatkan keberkahan dan ampunan dari Allah SWT.

Adakah Sholat Lailatul Qadar?

Namun, banyak yang bertanya-tanya apakah ada shalat khusus yang dianjurkan pada malam Lailatul Qadar.

Menurut Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Miftahul Huda, tidak ada shalat tertentu yang wajib dilakukan pada malam tersebut.

Meski demikian, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah seperti shalat malam, membaca Al-Quran, berzikir, dan berdoa.

Salah satu doa yang sangat dianjurkan adalah:

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni

Artinya: "Ya Allah, Engkau Maha Pengampun, mencintai keampunan, maka ampunilah aku."

Selain itu, disunnahkan pula untuk beriktikaf di masjid serta menjauhi perbuatan maksiat agar dapat meraih keutamaan malam tersebut.

Kapan malam Lailatul Qadar?

Sebenarnya tidak dijelaskan secara pasti kapan terjadinya malam Lailatul Qadar.

Miftah mengatakan, ini karena Rasulullah pun selalu memiliki kebiasaan untuk beritikaf atau mendekatkan diri kepada Allah pada 10 malam terakhir bulan Ramadan.

Sebagaimana dinukil dalam sebuah hadits riwayat dari Aisyah Ra, bahwa:

"Ketika memasuki 10 malam terakhir (Ramadan), Rasulullah tetap terjaga di malam hari (untuk shalat dan beribadah), membangunkan keluarganya, dan mempersiapkan diri untuk beribadah (dengan lebih semangat)," (HR Muslim).

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved