Berita Nasional
Semaan Puisi Ke-77: Mengapresiasi Kepenyairan Taufiq Ismail di Kediamannya
Pertemuan ini menjadi sangat istimewa karena membahas perjalanan kepenyairan Taufiq Ismail sekaligus membacakan karya-karya monumentalnya.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Sri Widya Rahma
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
TRIBUNGAYO.COM, JAKARTA - Acara Semaan Puisi edisi ke-77 berlangsung khidmat dan penuh makna di kediaman penyair besar Indonesia, Taufiq Ismail, pada Kamis (8/5/2025) malam.
Pertemuan ini menjadi sangat istimewa karena membahas perjalanan kepenyairan Taufiq Ismail sekaligus membacakan karya-karya monumentalnya dalam suasana kekeluargaan dan penghormatan yang mendalam.
Hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah penyair dan budayawan lintas generasi, antara lain Jamal D Rahman, Mahwi Air Tawar, Mustafa Ismail, Arie F Batubara, Remmy Novaris DM, Dosen UIN Rosida Erowati Irsyad, dan Devie Matahari.
Sastri Sweeney dari BRIN, Huriyani, Benni Satria, Angin Kamajaya, Selendang Sulaiman, Wahyu Toveng, Erna Winarsih, Tedy Arte, Willy Fahmi dari Atelir, serta para penyair dari Tangerang Selatan dan para penggerak Semaan Puisi lainnya.
Salah seorang inisiator Semaan Puisi , Mahwi Air Tawar menjelaskan bahwa forum ini merupakan ruang untuk membaca, mendengar, dan menyimak karya serta perjalanan hidup para penyair, baik dari dalam maupun luar negeri.
Semaan, menurut Mahwi memiliki makna menyimak dan membacakan secara mendalam, sebuah tradisi yang menghubungkan pembacaan puisi dengan keheningan dan perenungan.
"Setiap malam Jumat, kami membacakan puisi-puisi dari tokoh yang dipilih, dan membaca riwayat hidup sang penyair. Ini adalah bentuk apresiasi kami terhadap dunia kepenyairan Indonesia," ujar Mahwi.
Malam itu, karya-karya Taufiq Ismail dibacakan secara bergiliran oleh peserta, diawali dengan pembacaan biografi kepenyairannya.
Mulai dari kiprahnya di dunia sastra sejak era 60-an hingga kontribusinya dalam literasi kebangsaan dan kemanusiaan.
Puisi-puisi yang dibacakan antara lain Tirani dan Benteng, Malu (aku) jadi Orang Indonesia, dan sejumlah puisi lainnya.
Taufiq Ismail yang turut hadir menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada peserta Semaan Puisi.
"Saya sangat tersentuh dan berterima kasih atas perhatian dan penghargaan yang kalian berikan malam ini," ucapnya dengan haru.
Acara ini meneguhkan kembali peran puisi sebagai ruang perenungan dan penyambung nilai-nilai kemanusiaan.
Semaan Puisi, terus menjadi pengingat bahwa sastra Indonesia hidup di tengah masyarakat yang peduli, mendengar, dan menghidupkan kembali nilai-nilai melalui kata-kata. (*)
Baca juga: Seniman Sumatera Utara Usulkan Chairil Anwar Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional
Baca juga: Tumpahan Solar di Jalan Takengon- Bireuen Sebabkan Sejumlah Pengendara Sepeda Motor Terjatuh
Baca juga: Bupati Haili Yoga Temui Wamen Komdigi, Minta Dukungan Program Aceh Tengah Satu Data
Merayakan HAN 2025, "Membaca Museum" Bersama Anak-anak Matahari di Jakarta |
![]() |
---|
Peusijuek Warkop Lampoh di Kemang, Tersedia Kopi dan Hidangan Khas Aceh |
![]() |
---|
Puisi Pasangan Suami Istri dari Gayo Lolos Kurasi Pertemuan Penyair Nusantara di Jakarta |
![]() |
---|
Mahasiswa ISI Padang Panjang Tampilkan Gunongan Sebagai Pameran Tugas Akhir |
![]() |
---|
Sang Maestro Ceh M Din Bagikan Kenangan Rekaman Didong Gayo Tahun 1975-1976 di Medan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.