Carlo Ancelotti Divonis 1 Tahun Penjara karena Kasus Pajak, Ini Penjelasannya

TRIBUNGAYO.COM - Eks pelatih Real Madrid yang kini menangani Timnas Brasil, Carlo Ancelotti, dijatuhi hukuman penjara satu tahun oleh pengadilan Spanyol akibat kasus penggelapan pajak.

Menurut laporan dari BBC, pelatih berusia 66 tahun itu terbukti menggelapkan pajak sebesar 1 juta euro (sekitar Rp19 miliar) selama periode pertamanya melatih Real Madrid, yakni pada tahun 2013 hingga 2015. 

Kasus ini berkaitan dengan hak citra dan pendapatan pribadi Ancelotti yang tidak dilaporkan secara lengkap kepada otoritas pajak Spanyol.

Meski dijatuhi hukuman penjara satu tahun, Ancelotti kemungkinan besar tidak akan mendekam di balik jeruji. 

Hal ini karena sistem hukum di Spanyol memperbolehkan hukuman di bawah dua tahun untuk tidak dijalani secara fisik, asalkan tidak menyangkut kekerasan atau tindak pidana berat lainnya. 

Sebagai gantinya, Ancelotti harus membayar denda sebesar 386.362 euro (sekitar Rp7,3 miliar) sebagai bentuk penyelesaian hukuman.

Pada persidangan yang digelar awal April 2025 lalu, Ancelotti membela diri dengan menyatakan bahwa ia tidak pernah berniat menggelapkan pajak. 

Ia mengaku bahwa segala keputusan pajak saat itu diambil berdasarkan saran dari penasihat dan klub.

"Saya menghubungi penasihat saya di Inggris dan tidak memikirkannya lagi karena semuanya tampak baik-baik saja," kata Ancelotti, seperti dikutip dari The Guardian. 

"Saya tidak pernah menyangka penipuan bisa terjadi. Namun mengingat saya di sini, saya rasa semuanya tidak dilakukan dengan benar."

Sementara itu, Ancelotti sudah melunasi pajak yang seharusnya dia bayar secara penuh pada Desember 2021.

Rupanya kasus penggelapan pajak ini sering kali terjadi di Spanyol.

Bahkan nama-nama Lionel Messi hingga Cristiano Ronaldo juga pernah mengalami kasus tersebut.

Lionel, yang saat itu masih bermain di Barcelona sempat dijatuhi hukuman penjara 21 bulan pada tahun 2017 gegara kasus penggelapan pajak.

Namun hukuman kepada La Pulga itu kemudian dikurangi menjadi denda sebsar 252.000 euro atau sekitar Rp 4,7 miliar dan tanpa hukuam penjara.